Sejarah
sering kali dilupakan padahal dari sejarahlah kita mendapat banyak sekali
pelajaran yang berharga. Mengetahui dan
mengingat sejarah, berarti kita sedang
melakukan evaluasi serta membentuk motivasi dan menciptakan inovasi untuk
menjadi lebih baik. Apalagi sejarah yang diketahui itu terkait dengan budaya
bangsa, yang dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
Untuk
itulah kali ini Departemen Logistik dan Pengamanan (DLP) Bank Indonesia
melakukan kegiatan gathering pegawai di Linggarjati-Cirebon. Selain untuk ajang
silaturahmi juga menjadi ajang penelusuran sejarah yang dapat memotivasi guna
membangkitkan semangat berkinerja. Lewat pengungkapan value of history, membuat generasi muda paham dan mengetahui apa
yang menjadi kekayaan bangsanya.
Tempat
ini disebut bersejarah karena terdapat sebuah gedung yang digunakan pertama
kali oleh bangsa Indonesia setelah merdeka, melakukan perundingan dengan penjajah
Belanda, pada tanggal 13 s.d 16 November 1946, gedung itu bernama GEDUNG PERUNDINGAN LINGGARJATI. Suatu
tempat yang menjadi saksi penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia,
sutau tempat yang tercantum didalam buku sejarah yang dipelajari siswa mulai
dari SD sampai SMA.
Dalam
dioarama yang ada di display,
disampaikan oleh petugas gedung tersebut bahwa perundingan dilakukan karena
Belanda tidak mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka. Dari hasil
perundingan ini Belanda hanya mengakui bahwa yang menjadi wilayah Indonesia
adalah Sumatera, Jawa dan Madura. Tempat ini dipilih sebagai tempat perundingan
karena Belanda tak setuju jika melakukan perundingan di Yogyakarta, sedangkan
Indonesia tak setuju jika dilakukan di Jakarta. Juru runding dari pihak
Indonesia adalah Perdana Mentri Sultan Syahrir, utusan dari Kerajaan Belanda adalah
Wim Schermerhorn, pemimpin perundingan adalah Lord Killearn dari Kerajaan Inggris.
Bangga
sekali rasanya bisa mengunjungi tempat bersejarah ini, sebab nggak pernah
terbayangkan apa yang ada dalam buku sejarah namun kita bisa menginjakan kaki
disana. Apalagi bangunan tersebut adalah cikal bakal Indonesia berdaulat
seperti sekarang ini, sudah sepantasnya lah kita berterima kasih pada Sultan
Syahrir dan kawan-kawan, yang telah berjuang dengan gigih melalui diplomasinya
dalam Perundingan Linggarjati.
Dengan
menggunakan 8 buah bus, gathering DLP ini diikuti oleh sekitar 350 orang warga
DLP, yang terdiri dari Pegawai Organik maupun Non Organik. Ikatan kekeluargaan,
keakraban dan kebersamaan sangat terlihat jelas, dari beberapa aktifitas yang
dilakukan. Sebagai wujud dari moto DLP DLP “ Bersama,
Berbenah, Berkomitmen, Bertindak, Berkualitas”.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang
Panitia, bahwa Gathering DLP merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih
kepada seluruh Pegawai dilingkungan DLP atas dukungan dan kerja kerasnya
selamai ini, sehingga DLP telah ber-transformasi menjadi lebih baik. Tujuan gathering
ini juga unt6uk mengurangi ketegangan akibat rutinitas kerja sehari-hari,
mempererat rasa persaudaraan atar sesame Pegawai dan pimpinan, selain itu juga
merangsang kembali semangat menjadi yang terbaik.
Dalam acara ini tentunya yang paling dicari
adalah kebersamaan, yang dikemas dalam kegiatan main games dilokasi gathering,
joged bersama, nyanyi bersama, makan bersama dan belanja juga bersama. Konsep
pelaksanaan yang direncanakan sebelumnya adalah selain menjalin keakraban juga
menimbulkan rasa social yang tinggi dianatar sesame Pegawai DLP.
Apalagi
saat diselenggaran acara kekeluargaan di malam harinya, Bapak Hendar (Deputi
Gubernur Bank Indonesia) turut hadir. Suasana meriah dengan rasa persaudaraan
terasa sekali.Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa transformasi yang
dijalankan tidak akan berjalan baik tanpa disertai dengan transformasi budaya
kerja,khususnya perilaku kerja dalam organisasi. Untuk menforong perubahan
tersebut pentingnya peran leadership,
agar people behavior dalam suatu
organisasi dapat berubah, salah satunya diperlikan peran leadership yang kuat.
Sejalan
dengan pemikiran ini muncul gagasan agar pimpinan berperan aktif melalui
reaktivasi program “Good Leader, lead by
example”. Yang penting menurutnya, untuk membenahi perilaku dalam
organisasi memang butuh sesuatu yang bukan instan, namun bukan pula sesuaru
yang tidak mungkin. Kita hanya perlu fokus pada 3 hal yakni : mudah, rewarding dan normal. Yang pada akhirnya
mendorong peningkatan kinerja, baik untuk satuan kerja maupun bagi Bank
Indonesia.
Pada
malam itu juga ditayangkan “film pendek”
karqa warga DLP yang berjudul “HIJRAH”,
yang menjadi juara dalam lomba film pendek di Bank Indonesia. Selain itu
diadakan sebuah acara yang baru bagi warga DLP, yaitu quiz tebak kata, tebak
foto personil dan tebak pertanyaan tentang divisinya, Hal ini diselenggarakan
guna lebih mengikat lagi rasa persaudaraan diantara sesama warga DLP sehingga
kita tidak hanya tahu dan kenal wajah namun juga tahu apa dan bagaimana divisi
dimana kita bertugas. Malam itu ditutup dengan menyanyi dan foto bersama dalam
suasana akrab.
Sebagai
informasi saja bagi yang yang belum pernah berkunjung ke Linggarjati, nggak
usah khawatir, sebab aksesnya cukup mudah. Yang berangkat dari Jakarta bisa
menggunakan Tol Cikampek lanjut ke Tol Cipali, hingga waktu yang dipergunakan
cukup 3 jam saja. Sampai di Cirebon lalu menggunakan kendaraan pribadi atau bus
hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit, jaraknya cuma 28 km. Berkunjung
ketempat ini biaya yang diperlukan nggak terlalu mahal, buat yang suka kuliner
disepanjang jalan menuju tempat ini banyak sekali spot kuliner yang dapat dicoba, termasuk oleh-oleh penganan khas
setempat. Oh ya jangan lupa juga cicipin tahu “GEJROT”, karena daerah ini
merupakan asalnya tahu tersebut dilahirkan.(tebe)
@@@@@@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar