Jika ada rapat di divisi ku, aku merasa
tersisih dan sedih, apalagi jika yang menjadi substansi rapat adalah perjalanan
dinas kantor ke daerah. Rasanya aku asing banget, sebab sudah lama sekali aku
nggak ditugaskan oleh pimpinan ikut dalam dinas tersebut.
Aku nggak tahu pasti mengapa sampai hal itu
terjadi…?, tapi dari isu-isu yang disampaikan seorang teman padaku penyebabnya
adalah aku nggak kompak, aku nggak pernah mau di ajak makan malam bersama saat
tugas. Ada juga yang bilang bahwa aku egois karena suka pergi sendirian saat
tugas, katanya lagi aku sering curi waktu untuk mencari ide nulis, jadi ini
menggambarkan bahwa aku nggak serius dalam melaksanakan tugas. I am useless, so nyanda guna…
Resikonya ya sekarang ini aku nggak pernah
diajak lagi dalam dinastim kantorku melakukan tugas rutin ke daerah, aku jadi
merasa asing ditengah-tengah kawan kerja seruangan dikantor. Karena mereka
nggak pernah lagi mau bicara sola pekerjaan denganku, walau masa kerjaku
relatif paling senior diantara mereka.
Paling tidak enak rasanya kalau dispelekan
orang lain, apalagi orang itu adalah teman dan atasan kita sendiri. Atasan yang semestinya memberi
semangat dalam bekerja, kini membuat kita serasa tak berguna, atasan yang
harusnya memberi kepercayaan kini menjauhi, boro-boro
ngajak ngobrol, negur pun nggak pernah. Tetapi the show must go on, aku harus tetap bekerja, nggak boleh putus asa
sebab masa kerjaku tinggal empat tahun lagi. Aku harus menunjukan bahwa
orangtuaku membinaku bukan untuk menjadi pemalas, bukan untuk menjadi orang
yang gampang patah arang, aku harus tegar sampai menjelang masa pensiunku
nanti.
Kini yang kulakukan adalah merubah sikapku
yang mungkin nggak disukai pimpinan atau kawan-kawan, tapi bagaimana aku tahu
bahwa aku punya salah, wong
teman-teman dikantor nggak ada yang terus terang untuk menunjukan kekurangan
dan salahku. Aku hanya bisa menduga saja bahwa aku harus merubah sikap
memperbaiki diri.
Dilingkungan tempatku kerja, aku termasuk
orang baru jadi aku harus menunjukan sesuatu agar kepercayaan beliau tumbuh dan
melambung tinggi. Aku nggak perlu tersinggung karena semua pekerjaan yang
kulakukan adalah untuk mendapatkan kepercayaan pimpinan, aku harus membuktikan
kemampuanku yang sesungguhnya, masa aku bisa mencetak anak-anakku menjadi
sarjana dan menjadikan mereka orang yang bermoral tapi nggak bisa mengambil
hati seorang pimpinan.
Walau sebenarnya aku tahu bahwa tujuan orang
bekerja bukan hanya ingin meyenangkan pimpinan tapi untuk memberikan kontribusi
pada perusahaan seoptimal mungkin. Jadi tidak ada gunanya membiarkan dada sesak
dan perasaan tidak enak, hanya gara-gara menghadapi atasan yang nggak
menghargai niat baik dan hasil kerja kita. Yang penting aku sekarang mau
mengoreksi segala kesalahan, mengevaluasi segala kekurangan, tidak mengulangi
hal-hal yang buruk yang pernah terjadi. Sebab tujuan bekerja bukan karena
semata-mata demi atasan tetapi bagaimana kita bisa berkontribusi bagi
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kita.
So aku nggak boleh kecil hati karena nggak
diajak tugas ke daerah, tetapi sebaliknya sikap atasan itu menjadi pelecut
untuk mengeluarkan seluruh kapasitas diriku. Sekarang aku harus mengerahkan
semua kemampuan untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya dan menghasilkan
pencapaian konduite tertinggi, serta disukai rekan kerja dikantor.
tetep semangat ya pak tebe
BalasHapus