Penumbuhan usaha yang di-inspirasikan dari
adanya kreatifitas dan inovasi merupakan model ideal dalam rangka pembangunan
yang bertujuan mengoptimalkan potensi sumberdaya tersedia dan bersifat
partisipatif. Oleh sebab itu, pengungkapan kiat-kiat usaha dan penularan
inovasi usaha tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi pengangguran dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Itulah awal dari pembentukan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
Tujuan UMKM adalah mengembangkan usaha yang
dimiliki masyarakat, agar dapat dikenal dan diminati, sehingga nantinya menjadi
usaha yang menjadi favorit dan dicari.
Usaha-usaha yang dapat diperjuangkan melalui
UMKM bermacam-macam mulai dari kuliner, obat-obatan, jamu, jasa, hingga
pengelolaan barang industri rumahan seperti : membuat sabun deterjen, membuat
lem kertas, membuat huruf timbul pada tembaga, minyak angin, obat nyamuk keras
batangan, jamu beras kencur, sirup nanas, es cream, gula kelapa, nasi goreng
keliling, toge goreng, sari buah dalam botol, garam, usaha kuliner rumah makan
dan lain-lain.
Memulai sebuah usaha atau bisnis, sepertinya
nggak akan langsung bisa sukses, jatuh bangun diawal merintis sebuah usaha
sudah pasti ada. So jangan mudah menyerah, belajar dan belajar dari kesalahan
dan kekurangan, meskipun usaha sudah bisa berjalan sempurna, pasti masih tetap
ada hambatan.
Ketika mulai sebuah bisnis baru yang sering
terjadi adalah membelanjakan modal untuk membeli barang yang tidak diperlukan
dalam produksi dan penggunaan biaya operasional yang tak perlu. Atau bisa jadi
untuk biaya promosi yang tanpa disadari terlalu berlebihan, akhirnya produk
kurang untuk dijual. Selain itu modal yang dimiliki juga terbatas, sedangkan
profit belum menghasilkan. Maka yang terjadi adalah kerugian dan mearasa gagal
dalam awal usaha.
Bank Indonesia melalui PBI No 17/12/PBI/2015
tanggal 25 Juni 2015, telah memberikan peluang kepada perbankan untuk
menyalurkan kredit atau pembiayaan pada UMKM, berupa pelatihan kredit/account officer, pelatihan, fasilitasi
dalam pemanfaatan pmeringkat kredit (credit
rating) untuk usaha kecil dan usaha menengah dan publikasi serta pemberian award. Dengan adanya PBI ini berarti
perbankan secara utuh harus siap membantu pengembangan UMKM termasuk laporan
progress bisnisnya. Selain itu Bank Indonesia juga memberikan bonus kepada bank
yang bisa menyalurkan kredit ke sektor usaha UMKM diatas rasio yang ditentukan.
Upaya BI untuk mendorong pertumbuhan kredit
UMKM adalah dengan memberikan kelonggaran batas atas LFR hingga menjadi 94%
dengan kualitas kredit baik. Selain itu terdapat ketentuan dari segi NPL, yaitu
bahwa rasio NPL total kredit bank secara bruto (gross) ,5% dan rasio NPL kredit UMKM bank secara bruto (grsoss) ,5%. UMKM di Indonesia hamper
mencapai 50 juta unit usaha namun tidak semua bankable.
Selain itu upaya BI dalam membantu
pengembangan UMKM adalah melakukan kesepakatan bersama dengan Kementrian
Koperasai dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah anatara lain :
1. Tujuannya adalah mendayagunakan dan
mensinergikan sumber daya dari para pihak dalam rangka peningkatan akses
pembiayaan dan pengembanagn UMKM, menuingkatan pengetahuan dan ketrampilan
UMKM.
2. Pelatihan Business
Development Sevice Provider (BDSP) atau konsultan Keuangan Mitra Bank dan
Inkubator.
3. Penelitian dalam rangka pengembangan UMKM
termasuk biaya, produktivitas, daya saing, nilai tambah dan kualitas UMKM.
4. Hyperlink dan sosialisasi penggunan situs resmi
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia dan Bank
Indonesia.
5. Fasilitasi penyelenggaraan intermediasi
perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dengan UMKM melalui Bazar,
Expo, Workshop, Pameran
6. Fasilitasi dan koordinasi pembentukan
Perusahaan Penjamin Kredit Daerah
Berbagai upaya lain yang telah dilakukan BI
dengan berbagai institusi antara lain : Kerjasama di Sektor Pertanian dengan
Kementrian Pertanian, dengan PT Jatropa Green Energy tentang kerjasama
Pengembangan Klaster Komoditas Jasa Pagar, dengan Gabungan Kelompok Tani
Mekarmukti dan PT Mitratani Agro Unggul tentang kerjasama Pengembangan Klaster
Cabai, dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan tentang Percepatan Pembanganan
Sektor Kelautan dan Perikanan sebagai Salah Satu Sektor Unggulan dalam
Perekonomian Indonesia.
Walaupun telah banyak yang dilakukan BI dalam
pengembangan UMKM, ada tiga masalah yang masih harus diperhatikan adalah :
terbatasnya akses pembiayaan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan UMKM
dalam menyusun keuangan, kedua terbatasnya akses pasar (marketing) yang belum jelas sehingga menyulitkan UMKM untuk
memasarkan hasil produksinya keluar negeri. Karena produksinya hanya diorientasikan
pada kebutuhan lokal, padahal pasar dunia sanmgat terbuka. Ketiga terbatasmya
ketrampilan sumberdaya dan tidak memiliki Divisi khusus untuk reseach.
Oleh karena itu BI disarankan untuk
menganjurkan UMKM bisa membuka pasarnya secara strategis. Saat ini pembukaan
jalan tol di seluruh Indonesia sedang gencar dilakukan, disana terdapat rest area, yang bisa dimanfaatkan untuk
menempatkan UMKM yang bermutu memasarkan hasil produknya, Selain itu penggunaan
teknologi sangat diperlukan, penggunaan teknologi akan sangat membantu usaha
skala mikro dan kecil cepat berkembang. Walaupun dari hasil survey saat ini penerapan dan adopsi
teknologi masih sangat rendah. Itu sebabnya peran BI secara global men-support agar UMKM mau menerapkan dan
mengadopsi teknologi supaya cepat berkembang, produksi bertambah dengan
kualitas yang baik dan pasar yang jelas kalau perlu dilakukan penjualan secara on line.
Pengguna internet di Indonesia kini telah
mencapai 50 juta orang, ini sebuah peluang yang besar. Untuk mendorong hal ini
sebaiknya BI mendorong UMKM binaan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap peran strategis teknologi informasi, melakukan
pelatihan, materi yang diberikan seputar pengenalan internet, bagaimana
menggunduh materi promosi ke internet dan melayani penjualan, termasuk
pembayarannya. Dengan berjualan didunia maya, produk UMKM cepat dikenal
masyarakat, bahkan hingga ke mancanegara. Tanpa menggunakan TI saat ini usaha
disegala bidang akan ketinggalan kereta, makanya tekankan pada UMKM “GUNAKAN TI
ATAU MATI” tergilas jaman.
Karena penggunaan teknologi masa kini
bukanlah sesuatu yang percuma, langkah tersebut harus digalakan kepada semua
UMKM. Memacu bisnis dengan penggunaan TI sangatlah diprioritaskan, pertumbuhan
dan perkembangan positif UMKM jelas sangat menjanjikan. Sebab pasarnya menjadi
global dan produksinya jadi bermutu. UMKM tidak perlu mengerti Bahasa
pemrograman, karena sudah banyak startup
lokal yang dapat membuat website
dengan harga terjangkau. Sebagai salah satu contoh, jika UMKM memiliki produk
yang bermutu mereka bisa menjualnya secara online
untuk menjaring lebih banyak pelanggan seperti memanfaatkan banyak layanan marketplace online yang sudah tersebar
di internet.
Selain itu dari segi kredibiltas UMKM
bisnisnya semakain bagus dan bankable,
karena menggunakan teknologi informasi berarti mau ikut dalam pembiayaan
komersial, karena mempunyai asset yang riil dan dapat menjadi jaminan pemberian
kredit. Secara tidak langsung maka UMKM tersebut telah mengoptimalkan E-banking serta meningkatkan cross selling dan integrated marketing. Yang pada akhirnya UMKM menunjang financial inclusion system perekonomian
Indonesia.