Kamis, 17 September 2015

Transaksi Keuangan Manual

Seiring kemajuan jaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, khususnya untuk melakukan transaksi penarikan uang. Beberapa tahun lalu transaksi menggunakan ATM belum familier, termasuk Pegawai Bank Indonesia di awal tahun 1990-an masih awam akan hal tersebut.

Masih teringat sampai kini bagaimana susahnya jika waktu gajian tiba, banyak Pegawai yang antri untuk menerima insentif yang diberikan lembaga . Saat itu seluruh Pegawai BI masih menggunakan amplop untuk menerima gaji-nya, jumlah besaran gajinya terpampang diamplop tersebut. Sehingga orang lain dapat melihat besar kecil gaji seseorang saat kita menerima amplop dari ketebalannya. Sudah bisa ditebak, jika amplopnya tebal pasti sedang menerima uang cuti atau uang jasa (sekarang istilahnya IPK).



Setiap waktu gajian Pegawai membludak antri didepan loket kas, yang berada di Gedung Thamrin, Gedung Kebun Sirih maupun di Gedung BI Kota. Sehingga kalau gajian tiba waktu kerja banyak tersita untuk mengambil amplop, belum lagi ditambah TENTARA DAN POLISI  juga dulu mengambil gajinya di BI. Makanya jika waktu gajian suasana lobby ketiga gedung tersebut menjadi hiruk pikuk.

Pegawai BI yang diterima kerja pada akhir tahun 2006-an, nggak merasakan hal ini. Sebab sejak itu penerimaan insentif diberikan melalui REKENING SIMPANAN PEGAWAI (Rekening KS), termasuk segala fasilitas pinjaman yang diberikan. Hampir semua Pegawai merasa beruntung menyimpan uangnya di rekening KS ini, sebab bunganya lumayan nilainya jika dibandingkan dengan bunga perbankan pada tabungan/simpanan kita sekarang.

Seandainya seorang Pegawai membutuhkan uang untuk keperluan sehari-harinya, maka dia harus menarik uangnya menggunakan formulir Rekening KS (KWITANSI BANK INDONESIA). Sebelum melakukan transaksi, Pegawai tersebut harus menghubungi BAGIAN AKUNTING untuk MENGECEK SALDO, karena bagian tersebut yang mengelola transaksi penarikan dan simpanan rekening Pegawai.



Setelah permohonannya divalidasi, maka formulir tersebut mengalir sesuai alurnya, prosesnya mulai dari penerimaan hingga pembayaran diloket kas, durasinya sangat lama, biasanya pagi hari permohonan diajukan, maka setelah jam istrahat baru pembayaran dapat dilakukan. Jika ingin pecahan tertentu, bisa menulis pecahan yang diinginkan dibelakang kwitansi tersebut. Saat pembayaran maka kasir akan memberikan sesuai request.

Setelah itu di awal tahun 2002-an, terjadi lagi perubahan. Mulai tahun ini, Bank Indonesia menciptakan MESIN KASIR OTOMATIS (MKO). Yaitu sebuah mesin sejenis ATM, yang dimiliki BI guna menampung transaksi Pegawai. Sehingga Pegawai tidak lagi mengguakan formulir BI untuk melakukan transaksi.

Namun karena perkembangan teknologi pelayanan perbankan begitu pesat, usia MKO ini tidak lama. Sejak tahun 2006 seluruh penerimaan insentif Pegawai dari BI, disalurkan melalui perbankan seperti saat ini. Oleh karenanya kini hampir setiap Pegawai memiliki banyak rekening dan kartu ATM, guna memudahkan transaksi keuangannya.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar