Kehidupan masa lalu boleh kelam, tetapi hidup
ke depan tetaplah masih cerah dan bersinar. Siapapun memiliki masa lalu dengan
berbagai kisah. Kisah yang terlalu menyedihkan dan membuat hilang separuh
kehidupan dan terbawa dalam hidup ke depan adalah kerugian dua kali. Sudah
menderita ditambah dengan membawa derita dalam hidup yang akan dilewati.
Kehilangan, kegagalan dan kekecewaan masa
lalu tidak sepatutnya menjadi bayang di masa yang akan datang. Sedih memang,
namun tidak perlu larut dan mematisurikan kehidupan. Ditinggalkan, dikhianati
dan dicampakkan tentu menderita tetapi penderitaan itu nikmati sebgai bagian
yang membawa bahagia di hari depan.
Mengubah derita menjadi bahagia, mengubah
sempit menjadi kesempatan berharga, mengubah tangis menjadi tawa, mengubah duka
menjadi suka cita tentu tidak semudah membalikan goreng tempe di wajan.
Butuh kemauan, kekuatan, tekad dan kesabaran
dalam melakukan perubahan. Sebagai pangkal awal dari kemauan merubah adalah
mengubah mindset, pikiran, sikap yang
diikuti dengan perilaku yang mendukung.
Bersyukurlah manusia dikaruniai akal, pikiran
dan kecerdasan. Siapa yang mau hidup menderita? Siapa yang mau kehilangan yang
dicintai dalam hidup? Tentu akal, pikiran akan menjawab tidak mau. Mengapa
menyimpan hidup yang derita? Apakah tidak ingin hidup bahagia? Bagaimana agar
bisa bahagia? Tanyakan dalam pikiran dan temukan jawaban yang membuat nyaman,
tenang dan lakukan.
Penuhi dan arahkan semua pikiran pada hal-hal
yang membuat kita memilih bahagia dan pikiran yang positif. Jika hari ini
dikecewakan, jika hari ini disedihkan percayalah bahwa kita sedang dibawa untuk
kehidupan yang baik di masa depan.
Justru saat kita sedih, itu adalah pelajaran
untuk perbaikan diri. Karena Allah telah menunjukkan apa akibat dari apa yang telah
dilakukan. Segala sesuatu yang baik datang dari Allah, dan segala yang buruk
datang dari diri sendiri. Jika keburukan itu menimpa, sesungguhnya itu karena
ulah dan perilaku diri sendiri.
Tidak perlu menyalahkan orang lain jka
dikecewakan, tidak sepantasnya membenci jika disedihkan. Berbahagialah Tuhan
telah menunjukkan ada yang salah yang telah kita lakukan. Mohonlah ampun dan
mintalah petunjuk. Hidup tidak akan pernah sanggup berdiri tanpa
pertolonganNya.
Saatnya pikiran kita di reset lagi dengan
mengemas duka menajdi senyum bahagia, butuh jalan pajang dan kesabaran.
Percayalah setidaknya jika dilewati dengan baik, kita akan temukan hal-hal baik
yang tertanam dalam diri. Jika menanam yang baik, kelak buah kebaikan akan
dinikmati
Direset dan diprogram dengan baik belumlah
cukup jika tidak dibarengi dengan perilaku yang mendukung. Lakukan hal-hal yang
mampu menghapus sedih. Terdiam dan kebayakan berpikir mengundang iblis merasuk
pikiran dan membisikan hal yang tidak baik. Kala sedih datang bergeraklah berwudhu.
Lalu uraikanlah sedih dan tangismu di kala
shalat, berbicara kepada yang Maha Mendengar dan Maha Kasih Sayang. Biarlah
saat ini shalat penuh dan basah dengan air mata. Datangkan pikiran positif,
kekuatan dalam diri dan tetaplah bermohon untuk kebaikan kini dan nanti. (Santi Lisna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar