Ini cerita kuliner oleh-oleh waktu ada tugas Ke ke Padang.
Aku nnyempetin mampir ke daerah Pondok, kawasan pecinan di kota Padang. Nggak jauh
dari Pondok arah ke Muaro terdapat kawasan kota Padang lama yang dibangun pada
zaman kolonial Belanda abad 18.
Jika hari telah senja dan matahari miring ke
barat, Pondok menjadi kawasan wisata kuliner kota Padang. Di sini sejak tahun jebot ada es durian yang sudah terkenal se
asia pacific. Es durian disini beda dengan es durian daerah lain. Kalau di
Padang es durian dihidangkannya dengan menggunakan gelas berkaki, nggak
menggunakan gelas pelastik, yang habis dipakai langsung dibuang. Es durian
disini dijualnya direstoran bukan pake gerobak dijajakan keliling, seperti yang
kita lihat di Jakarta atau daerah Jawa Barat.
Pelopor kedai es durian ini adalah keturunan
Cina Padang yang dipanggil dengan nama Incek Sinyo. Di Padang, pedagang Tionghoa
sering dipanggil incek, nggak tahu kenapa
disebut incek, sebab incek (Bahasa
Minang) artinya biji. Kedai es durian pondok itu bernama “Ganti Nan Lamo”, terletak di
Jalan Pulau Karam No. 103 B. Sentuhan disain interior resto ini sangat jitu,
sehingga menimbulkan kesan mewah.
Ganti Nan Lamo artinya ganti yang lama. JIka mampir jangan
sampai salah masuk salah, di dekat sini banyak sekali kedai es durian dengan
nama yang mirip-mirip seperti Iko Gantinyo dan Nan Lamo. Meskipun pedagangnya orang tionghoa, tetapi
mereka memakai aksen bahasa minang dalam penamaaannya. Di Padang hubungan orang
cina dengan penduduk pribumi cukup erat, bahkan diantara sesama orang keturunan
kalau berbicara sehari-hari pakai bahasa minang, nggak pakai bahasa mereka
sendiri.
Es durian aslinya adalah satu gelas berisi daging durian yang
sudah diblender menjadi pasta, teksturnya lembut. Yang menutupi serutan es
dihiasi dengan susu coklat kental. Tetapi
sekarang sudah banyak varian menu dengan bahan yang alami, ada yang memakai
tambahan cincau, mutiara, delima dsb. Aku memesan satu porsi es durian, maunya
sih es durian aja, tetapi karena belum berpengalaman makan es di sana, aku memilih
sembarang, ternyata es durian lengkap, dicampur dengan cincau, delima, dan susu
coklat. Padahal ada es durian doang, polos tanpa isian.
Rasanya ondeee…… ngenah
pisan, suedeeeep banget, terasa
benar asli duriannya bukan rasa esence. Kayaknya ini salah satu kuliner yang
wajib disambangi jika sedang berada di tempat urang awak. Lebih enak lagi minum es durian sambil makan sate
padang. Di ganti nan lamo ini juga tersedia sate padang yang hangat dan berkuah
merah kental. Isinya selain daging ada lidah dan jantung yang disate. Selain
itu juga tersedia minuman ringan lain seperti juice dan es tebak.
Rahasia kelezatan es durian terletak pada pemilihan
durian yang berkualitas. Durian dipilih yang berdaging tebal dan berwarna
kuning. Biarpun sedang tak musim durian, tetapi kalau di kota Padang sepanjang
tahun selalu tersedia. Jika sedang musim Sumatera Barat adalah penghasil durian
yang lezat, empuk dan lamak. Oh ya,
satu porsi es durian harganya Rp17.000, nggak terlalu mahal. Kalau lagi keluyuran di kota Padang, jangan lupa
singgah mencicipi es durian yang legendaris ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar