Sekali lagi Museum Bank Indonesia (MBI) bikin
gebrakan. Kali ini yang dilakukan adalah mengadakan acara “Pameran Foto Ikon
Musium”, yang dilaksanakan pada tanggal 17 s.d 19 Oktober 2014 di Ruang Pamer
Temporer musium tersebut. Guna menyambut Hari Sumpah Pemuda ke 86.
Dalam acara pameran ini masyarakat disuguhi
berbagai foto ikon musium yang ada di Jakarta termasuk suara dari benda yang
dipamerkan dan narasinya. Biasanya pameran dimuseum diadakan hanya memamerkan
bendanya saja tanpa mengetahui seluk beluk benda tersebut. Namun MBI membuat
sesuatu yang baru, selain foto ada narasi dari benda dimaksud serta maknanya,
suara dari bunyi benda tersebut dapat kita dengar, melalui headphone yang tersedia
didekat foto bendanya.
MBI yang terletak di Jalan Pintu Besar Utara,
kawasan Kota Tua Jakarta, mengajak beberapa musium yang mempunyai koleksi benda
bersejarahnya, khususnya yang dapat menimbulkan suara. Ini merupakan cara pamer
yang berbeda, masyarakat dapat menikmati atmosfir benda bersejarah tidak hanya
lewat foto tapi juga dapat mendengar suaranya, hingga kesannya lebih ekspresif.
Suara ini adalah suara yang luar biasa yang dulu mengiringi perjalanan sejarah
bangsa Indonesia.
Dari 70 musium yang ada di Jakarta, MBI baru
bisa menggandeng beberapa musium dalam pameran
ini, yaitu : Musium Mandiri, Musium Sejarah Jakarta, Musium Sumpah Pemuda,
Musium MH Thamrin, Musium Khatederal, Musium Kebangkitan Nasional. Tujuan dari
pameran ini sendiri adalah buntuk menggaungkan bahwa benda bersejarah itu nggak
hanya bisa dilihat namun juga dapat dinikmati desiran suaranya. Yang pada
akhirnya menjadikan masyarakat suka dengan museum sebagai media edukasi yang
menyenangkan.
Foto yang terpampang salah satunya adalah
foto biola W.R Soepratman. Kita tidak hanya melihat foto tersebut namun juga
dapat mendengar suara biola tersebut saat dimainkan oleh Idris Sardi sebelum
beliau meninggal. Suara ini menggambarkan seolah-olah kita mendengar langsung suara biola yang dimainkan WR Soepratman saat
diadakannya ikrar soempah pemoeda pada Kerapatan Pemoeda Pemoedi atau Konggres
Pemoeda II tahun 1928. Biola aslinya saat ini tersimpan di Museum Sumpah Pemuda
Jalan Kramat Jakarta.
Selain itu terdapat juga foto “Lonceng
Stadhuis” atau lebih dikenal dengan lonceng Soli Deo Gloria. Stadhuis saat ini
adalah Museum Sejarah Jakarta, dulunya merupakan kantor Pemerintahan Hindia
Belanda di Batavia pada jaman Jan Pieter Zoen Coon abad 18. Dulu lonceng ini
mengerikan dan sangat ditakuti oleh masyarakat sekitar. Jika lonceng ini
berbunyi, pertanda bahwa ada tawanan yang dinilai jahat oleh Pemerintah Hindia
Belanda akan dihukum gantung. Makanya pada jaman itu jika lonceng ini
berdentang, hampir semua orang menutup telinga, nggak mau mendengar. Sebab tak
lama setelah itu datang malaikat pencabut nyawa mendekat lalu menghukum orang
pesakitan.
Ada juga mesin ketik bersejarah. Dewasa ini
kita sebagai insan yang hidup di jaman modern sudah nggak mendengar lagi suara
mesin ketik. Dengan ditampilkannya foto dan suara mesin ketik di jaman dahulu,
akan membawa kita mengenang masa lalu. Barangkali bagi Saudara kita yang lahir
sesudah tahun 80-an, hampir semuanya nggak tahu bagaimana suara mesin ketik.
Padahal dulu mesin ketik adalah primadona para pekerja kantor, jika kita
melamar pekerjaan maka salah satu syaratnya harus bisa mengetik. Namun kini mesin
ketik telah diganti oleh peralatan yang lebih modern yaitu komputer, laptop,
smartphone atau tablet.
Diharapkan dengan adanya pameran ini maka
fungsi musium sebagai tempat yang memamerkan barang bersejarah dapat diterima
masyarakat. Memorable karena dapat mengingatkan kembali suara-suara benda yang
dipamerkan, seolah olah kita berada di jaman benda itu ada. Histrorikal karena
kita bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang berkat perjuangan orang
terdahulu kita dan benda-benda yang dipakainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar