Biasanya Tim Satgas Bencana Bank
Indonesia mengadakan kegiatan lintas alam, guna meningkatkan keterampilan
dan ketahanan fisik, di daerah pegunungan yang terdapat aliran sungai cukup
deras. Karena dipergunakan untuk tracking dan rafting. Namun kali
ini agak lain, kegiatan dilakukan didaerah kepulauan dengan melakukan latihan Matra
Laut, dengan inti latihan Water Rescue.
Water Rescue yaitu latihan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personil yang terlatih dan professional
dalam melakukan pertolongan yang berhubungan bencana, sehingga mampu menghadapi
tantangan dalam tugas apabila terjadi bencana alam, khususnya banjir. Kegiatan
ini diselenggarakan atas kerjasama Departemen Logistik dan Pengamanan BI dengan
Badan SAR Nasional, pada tanggal 7 s.d 9 November 2014 di Pulau Putri,
Kepulauan Seribu.
Dalam perjalanan menuju lokasi latihan rombongan
menggunakan speedboat Princess Island yang mempunyai kapasitas sekitar 40
orang, kapalnya lumayan bersih dan kelihatan sangat terawat. Dilengkapi dengan
AC, ruang penumpang yang nyaman, dek kapal yang luas, televisi, dan pelampung.
Karena berangkat sesudah jam kerja
Jumat petang, dalam perjalanan peserta banyak yang menyiasati dengan tidur.
Ada beberapa rekans yang asyik duduk diatas haluan kapal sambil memandang
dan memperhatikan pulau-pulau yang terlintas selama perjalanaan. Namun
pulau-pulaunya kelihatan samar samar saja karena hari telah mulai gelap. Menggunakan
speed boat dari Marina-Ancol ke Pulau Putri, perjalanan ditempuh satu setengah jam
lamanya.
Kegiatan ini dilakukan di Pulau Putri karena
memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap. Apalagi pulau ini sudah lama
menjadi tujuan wisata masyarakat Jakarta, sehingga fasilitasnya dirasa sangat up to date. Dipulau ini tidak ada
penduduknya, namun pulau ini dipenuhi oleh 75 bungalow yang dipergunakan untuk penginapan wisatawan yang
berkunjung.
Pulau Putri tak terlalu jauh dari dari
Jakarta, namun mempunyai air laut yang jernih dibandingkan dengan pulau-pulau
lain dikepulauan seribu, ombaknya sangat bersahabat. Pulau ini adalah surga
bagi penikmat diving dan snorkeling, bukan wisata piknik atau
sekedar jalan-jalan.
Pulau ini berada di gugusan taman
nasional laut Kepulauan Seribu, memiliki banyak panorama sekitar yang menarik.
Lautnya yang biru serta berdekatan dengan taman laut yang eksotis.
Memberikan nuansa yang berbeda dengan hamparan laut yang indah dengan sejuta
pesona keindahan alam, jauh dari polusi kendaraan.
Dalam latihan ini Tim Satgas Bencana BI,
memfokuskan melakukan refresh dan upgrading terhadap ilmu kebencanaan yang
telah dimiliki, khususnya water rescue. Selain itu tim melakukan penanganan
operasional perahu karet bermesin. Mulai dari keadaan utuh lalu dibongkar dan
dipasang kembali seperti semula.
Menurut Racmad Daud selaku Koordinator
Satgas, ketrampilan Tim Satgas harus senantiasa di refresh, agar ketrampilan
yang dimiliki nggak luntur. Dan di Upgrade dengan melakukan sharing dengan
personil Basarnas, yang telah banyak memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan
bencana diberbagai tempat. Dari sharing tersebut maka ilmu yang dimiliki akan
bertambah, karena dalam setiap menangani bencana pasti ada kasus yang berbeda,
sehingga ilmu bidang rescue selalu berkembang.
Dengan latihan ini diharapkan tim
satgas menjadi handal karena mempunyai attitude
nilai positif, bahwa sebagai seorang rescuer
harus dapat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam melakukan pertolongan.
Kemudian memiliki knowledge yang
mumpuni, sehingga dalam melakukan pertolongan dapat melakukan sesuatu dengan baik
dan benar, termasuk keamanan diri sendiri. Selanjutnya practice agar ilmu yang dimiliki tidak hanya sekedar teori, tapi
menjadi skill yang luar biasa yang
tak dimiliki orang lain pada umumnya.
Selain itu tim satgas diharapkan memiliki
3 hal kemampuan seorang rescue yaitu : kemampuan menyelamatkan diri sendiri,
kemampuan menyelamatkan orang lain, mampu menyelamatkan korban. Inti kegiatan
rescue, jika dia sudah mampu menyelamatkan orang lain, dia sudah mampu
melakukan pencegahan supaya musibah yang terjadi tidak menimpa dirinya.
Banyak diantara masyakat yang menjadi
rescuer, tapi belum tentu rescuer tersebut mempunyai kemampuan mengelola
potensi rescue, memenej peralatan, dan merawat peralatan yang dimiliki.
Sehingga dengan kemampuan yang dimiliki, peralatan yang sudah ada siap pakai
dan dapat dipakai secara maksimal pada saat diperlukan. Dalam hal ini
diperlukan kebijakan korporasi, satgas yang dibentuk untuk keperluan apa. Untuk
sekedar pendukung sajakah atau menciptakan individu yang mempunyai kemampuan
mumpuni guna membawa nama baik korporasi.
Disimulasikan dalam latihan tersebut
terdapat 3 korban terdampar di sebuah pulau dengan kondisi yang berbeda. Tim Satgas BI meluncur kelokasi dimana
terdapat korban terdampar dengan menggunakan perhau karet tanpa mesin. Dengan
peralatan dayung korban dapat dievakuasi sesuai dengan prosedur yang harus
dilakukan. Bagi yang patah tulang dilakukan pembidaian terlebih dahulu, bagi
yang pinsan dengan memiringkan kepalanya dan melonggarkan pakaian korban agar
pernafasannya nggak terganggu, lalu bagi yang hypothermia dengan memberikan
selimut sebagai penghagat tubuh.
Pada latihan ini juga dilakukan
kegiatan snorkeling, guna menciptakan
peserta selain menjadi seorang rescuer handal tapi dia juga orang yang
mencintai alam. Sehingga dalam dirinya timbul
rasa syukur untuk selalu mengingat Tuhan dan mau menolong sesama demi
kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar