Sore
itu, ketika pesawatku mendarat pertama
di Bandara El Tari-Kupang, kesan pertamaku adalah daerah yang kurang subur
dengan berbagai pepohonan yang tumbuh menghijau. Beda dengan Jakarta, disini
hutannya benar- benar alami, bukan hutan dari beton seperti di Jakarta. Jalanan
lancar , nggak macet. Mobil yang berseliweran cukup ramai, angkotnya berkaca
gelap dengan suara musik disko remix yang berdentum keras.
Ketika
senja menghilang, aku menyusuri kota Kupang dimalam hari. Lampu berwarna warni
memancar dikejauhan dari kapal-kapal nelayan yang mencari ikan, cahaya bersinar
dari rumah penduduk yang berada diatas bukit. Tapi dilangit nggak kulihat ada
bintang coz cuaca di Kupang saat ini memang sedang musim hujan, sehingga
mendung saja yang menggayut diawan.
Malam
itu di Pasar Malam Kampung Solor sekitar Jalan Kosasih, banyak pedagang
kakilima yang menjajakan berbagai kuliner. Yang membuatku tertarik adalah
pedagang kalilima yang menjajakan menu ikan. Ikan segar mulai dari kerapu, ikan
kue, kakap, tenggiri, baronang, sampai udang, cumi-cumi dan kepiting berjajar
menanti pembeli. Menu yang ditawarkan adalah ikan bakar. Tamu yang datang
dipersilahkan memilih sendiri jenis ikan
yang disukai, lalu bernegosiasi harganya. Tak mahal dan tak murah, namun karena
ikannya masih segar banget, aku memilih seekor ikan baronang.
Dengan
tambahan menu tahu dan tempe goreng serta lalapan, plus sambel luat yang diberi
jeruk nipis dengan sedikit kecap manis,
aku melahap menu ikan bakar kaki lima bercita rasa hotel bintang lima. Hampir dua piring nasi kulibas malam itu. Menu
ini membuat aku lepas control hingga sesudah makan terasa amat berat bangun
dari tempat duduk.
Mardi
yang asli Jombang, Jawa Timur, sang pemilik gerobak kakilima yang aku singgahi,
bercerita bahwa dirinya telah 8 tahun menggeluti jualan menu ikan bakar ini. Hampir
5 kg udang, 5 kg cumi dan 30 ekor ikan dari berbagai jenis, setiap harinya
terjual memenuhi selera tamunya. Orang yang berkunjung datang dari berbagai daerah, kebanyakan
mereka dari Pulau Jawa yang sedang tugas ke Kupang.
Karena
cara jualan yang unik ini menurutnya
membuat tamu suka menikmati kulinernya. Dan sekarang kuliner ini sudah menjadi
ikon kota Kupang selain se’i sapi dan jagung bose. Jika melancong ke Kupang coba deh cicipi menu ikan bakar ini,
hmmmmm yummy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar