Senja
hari makan ikan bakar di tepi Pantai Nipah-Pemenang, Pulau Lombok, hmmmmmm…..
serasa makan di kepulauan Hawaii… betapa
tidak, duduk ditepi pantai sambil melihat kendaraan dijalan yang lalu lalang,
sambil dihembus angin sepoi-sepoi meniup semilir, ditambah hangatnya kepulan
asap dari nasi yang mengundang selera.
Bu
Narni sang pemilik kedai yang kami kunjungi, meyambut kedatangan kami dengan
senyum sumringahnya. Sambil berkata : “pas sekali bapak datang, ini cumi dan
ikan baru diangkat, masih segar sekali”. Waw… mendengar beliau berkata begitu
semakin meningkat air liur dari tenggorokan ku menuju lidah yang siap
mengunyah.
Langsung
kupesan empat ekor cumi ukuran sedang, dan seekor ikan kakap agak besar, serta
pelecing kangkung dan terong bakar sebagai teman bersantap. “Bakar ya bu, cumi dan ikannya, kami mau main air
laut dulu, jangan lupa sambelnya agak pedes sedikit”, demikikan ucapku pada Bu
Narni sambil berlari menuju air laut Pantai Nipah yang sore itu tak berombak.
Dan mataku dimanjakan dengan pemandangan Gunung Agung Bali diseberang pulau
yang nampak karena sore itu udara cerah.
Sambil
bermain di air laut, aku mencium bau aroma ikan bakar yang dipancarkan dari
dapur kedai Bu Narni, wah baunya sungguh sangat menggiurkan. Aku berjalan
menuju dapur, dimana Mbak Ijah kawan Bu Narni sedang membuat sambel pelecing
kami. Kulihat warna merah cabai dan potongan tomat yang diramu jeruk nipis,
melambai-lambai memanggil selera makanku.
Setelah
hidangan tersedia aku dan teman langsung melibas menu Bu Narni, tanpa cuci
tangan dulu, entah karena lapar atau karena ikannya enak. Walaupun adanya di
kedai yang sederhana, sungguh rasanya tak kalah dengan hotel bintang lima.
Apalagi saat itu ditambah pemandangan sunset yang sangat eksotis, dilatar
belakangi bukit-bukit hijau yang melingkari pantai nipah yang menegaskan bahwa
lokasi itu adalah termasuk daerah Senggigi, yang merupakan surga tersembunyi
siap memanjakan lidah para penyuka kuliner.
Sebenarnya
profesi penduduk disini rata-rata nelayan, dimana hasil penangkapan ikan itu
biasanya dibawa ke pasar untuk dijual. Namun seiring pesatnya pariwisata di
Pulau Lombok, ikan tersebut di pajang pada display
sekitar pantai, lalu ditawarkan pada para turis untuk kemudian dijadikan ikan
bakar. Karena banyak turis asing yang menyinggahi pantai ini dan nggak suka
pedas, Bu Narni nggak menyediakan sambel dalam bentuk jadi, tapi hanya dibuat
jika ada pembeli yang meminta sambel saja.
Menimati
indahnya pantai merupakan pengalaman yang berkesan, apalagi ditambah menu ikan
bakar dari seorang Ibu yang sangat sederhana, namun memberikan citarasa nikmat
se-asia pacific. DI senja itu kami mengucapakan terima kasih pada Bu Narni dan
selamat tinggal pada Pantai Nipah, we
just had great moment here, thanks to Lombok and we will back soon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar