Sebuah doa pada umumnya adalah meminta
kebaikan kepada Tuhan, baik ketika kita susah ataupun senang. Serangkaian doa
yang kita panjatkan itu sebagian besar adalah meminta sesuatu berupa limpahan
keselamatan dan rizki baik itu untuk diri sendiri, keluarga, sanak famili,
kerabat dan juga rekan.
Manakala sebuah doa yang di panjatkan dengan
hati yang bersih, tulus dan penuh dengan keiklasan. Maka insyallah doanya akan
terkabul. Jenis doa-doa yang terkabul ini pun juga bermacam-macam.
Ketika sebuah doa terkabul, maka diyakini
bahwa Tuhan mengabulkan doanya dan ketika doa belum terkabul maka seyogyanya
kita introspeksi atas belum terkabulnya doa kita. Apakah semua doa akan
dikabulkan oleh Tuhan?
Tentu saja tidak semua tergantung dari apa
maunya Tuhan yang kita yakini bahwa yang diberikan Tuhan tentu terbaik untuk
umatnya.
Beberapa waktu yang lalu aku sempat ngobrol
dengan seseorang yang memiliki pekerjaan unik yaitu seorang penggali kubur.
Disela-sela pembicaraan, sempat kutanyakan, ” Omset hari ini sudah berapa pak,”
dia menjawab dengan sumringah, ”Alhamdulilah
pak, kalo rizki tidak kemana-mana hari ini ada 6”. Sebuah jawaban singkat yang aku
sendiri nggak tahu makna jawaban itu, apakah sebuah jawaban yang mengungkapkan
kebahagiaan atau sebaliknya.
Ketika sebuah doa dikabulkan oleh Tuhan,
pasti tuhan mempunyai rencana atas doa manusia. Bisa kubanyangkan kira-kira apa
doa sang penggali kubur itu supaya dia tetap bisa bertahan hidup dengan rizki
hasil dari pekerjaanya.
Apakah salah dengan doa sang penggali kubur
itu? Ketika dia minta di limpahkan rizkinya, akan tetapi dampak dari doa
tersebut tentu akan membawa bencana bagi orang lain. Dan tak sedikit
mereka-mereka yang berprofesi sebagai penggali kubur.
Hal yang sama juga pernah kualami ketika
memperhatikan ramainya lingkungan rumah sakit yang sepertinya nggak pernah sepi
dari kunjungan orang, dan disekitar rumah sakit tersebut ramai sekali orang
yang mengais rizki dengan berjualan makanan dan minuman yang tidak pernah sepi.
Kira-kira apa doa para pedagang disekitar rumah sakit tersebut mungkin
kira-kira doanya, ”Semoga rumah sakit ini selalu ramai sehingga omset penjualan
makanan dan minuman pun juga banyak”.
Tetapi yang tak kalah hebatnya, apa kira-kira
doa dari pemilik rumah sakit tersebut yang pasti juga mencari keuntungan jika
rumah sakit itu berorientasi profit dan harus menggaji puluhan mungkin juga
ratusan tenaga medis.
Sebuah ironi doa dan harapan yang berbanding
terbalik dengan keinginan dan doa pihak-pihak yang menjadi obyek sasaran doa
mereka, itulah kesimpulanku sementara.
Dari kesimpulan yang masih bersifat
sementara, akhirnya aku mencoba menganalisanya kembali dengan mengkaitkan hukum
sebab akibat dan hukum keseimbangan alam. Dan mencoba menarik sebuah
kesimpulan, bahwa alam membutuhkan keseimbangan, ada hidup dan ada mati. Dari
hidup dan mati tersebut juga menimbulkan dampak positip dan negatip bagi alam
dan juga bagi manusia banyakngkan jika tidak ada orang yang mati apa dampaknya
bagi populasi alam ini.
Maka tidak ada yang salah bagi harapan dan doa
mereka yaitu, para penggali kubur, pihak rumah sakit ataupun pihak-pihak yang
bisa hidup tetapi diatas penderitaan orang lain. Hukum Tuhan dan hukum
keseimbangan alam telah menjawabnya.(Windtra WD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar