Liburan
seru akhir akhir ini menjadi kebutuhan, karena beban pekerjaan harian yang
menguras pikiran dan semakin banyak sedangkan usiaku sudah melebihi 50 tahun. Padahal
kecepatan berpikir sudah ketinggalan jaman alias Pentium 1. Jika diibaratkan
orang lain computerized,
sedangkan aku masih memakai mesin ketik. Oleh karena itu saat ada tugas ke
Yogya yang merupakan daerah wisata, aku mencari pengalaman wisata yang luar
biasa termasuk kulinernya.
Yogya
sebagai kota budaya, sejarah dan wisata menyajikan kuliner dengan berbagai
pilihan yang cocok dengan selera manis banyak orang. Salah satunya adalah
“gudeg”. Gudeglah yang melambungkan Yogya mendapat julukan kota gudeg.
Gudeg
adalah makanan khas Yogya dengan bahan dasar nagka muda yang dimasak dengan
santan, direbus dengan daun jati sehingga mengahasilkan warna coklat. Gudeg
dimakan dan disajikan dengan nasi, kuah santan kental (areh), ayam kampung,
telur, tahu dan sambal goreng kerecek
atau krupuk kulit.
Setelah
aku melihat dan bertanya pada pedagang gudeg yang ada di Yogya, aku mendapatkan
informasi bahwa ada beberapa jenis gudeg. Yaitu gudeg kering yang disajikan
dengan areh kental, jauh lebih kental dari masakan padang. Gudeg basah yang
disajikan dengan areh encer dan gudeg manggar yaitu gudeg yang dipadukan dengan
bunga kelapa yang bertekstur renyah seperti jamur.
Rasa
gudeg ini sudah terkenal diseluruh nusantara bahwa gudeg rasanya dominan manis.
Sejalan dengan inovasi, rasa itu kini telah dirubah dan disesuaikan dengan
selera berbagai daerah peminatnya. Bahkan sudah ada yang membuat usaha sayur
gudeg instant dimana asyur gudeg
tersebut disimpan dalam kaleng kedap udara. Padahal dibalik rasanya yang enak
itu untuk merebus nangka hingga menjadi gudeg diperlukan waktu berjam-jam
menggunakan kuali tanah liat yang dipanasi dengan kayu bakar.
Salah
satu tempat penjualan gudeg yang terkenal di Yogya ada di daerah Wijilan dekat keraton,
disitu terdapat banyak sekali resto dan rumah yang menjual gudeg berbagai selera. Jika kita baru saja menikmati gudeg mungkin belum bisa
merasakan mana yang enak dan enak sekali. Seperti jika kita menikmati masakan
padang, hampir semua mirip rasanya. Namun jika telah sering mencicipi pasti
akan dapat membedakannya, mulai dari kekentalan kelapa, racikan sambel sampai
bumbu-bumbunya.
Karena
Yogya merupakan daerah wisata yang tak pernah tidur, salah satu hal yang
membuatnya selalu terjaga adalah gudeg. Banyak penjual gudeg yang menjual menu
mereka dari fajar sampai tengah malam, bahkan ada yang buka sampai 24 jam. Jika kita melancong ke Yogya, ketika pulang
ingin membawa oleh-oleh gudeg, belum lengkap rasanya kalau nggak membawa oleh
oleh gudeg dengan kendilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar