Suatu hari Malin Kundang mengajak ibunya
untuk berlayar melihat dunia di luar sana. Setelah berlayar beberapa hari,
Malin Kundang memanggil ibunya ke dek kapal dan mengatakan:
“Mak, kita akan berlabuh d pulau di depan sana. Kalau sudah sampai di bawah, ambo jalan ka kida. Amak jalan ka suok (saya jalan ke kiri. Ibu jalan ke kanan). Kalau Malin menemukan sesuatu yang menarik, Malin akan panggil amak. Kalau amak menemukan sesuatu, panggil Malin”
“Mak, kita akan berlabuh d pulau di depan sana. Kalau sudah sampai di bawah, ambo jalan ka kida. Amak jalan ka suok (saya jalan ke kiri. Ibu jalan ke kanan). Kalau Malin menemukan sesuatu yang menarik, Malin akan panggil amak. Kalau amak menemukan sesuatu, panggil Malin”
Setelah sepakat dengan apa yang disampaikan
Malin Kundang, kapalpun merapat ke bibir pantai, lalu Malin Kundang dan ibunya
turun. Tanpa mereka sadari, ada 3 pasang mata yang memperhatikan gerak gerik
mereka, penuh rasa ingin tahu.
Malin dan ibunyapun berjalan dengan arah
berlawanan. Ketika langkah ketujuh, Malin Kundang menemukan sesuatu, lalu iapun
memanggil ibunya: “Mak…..siko!”
Karena ibunya tidak mendengar, Malin
berteriak lebih keras dan berulang-ulang: “Mak….siko. Mak…. siko”. Mendengar
kalimat “Mak-siko” berulang-ulang, penduduk yang tadi bersembunyipun seolah-olah
mendapat ide untuk memberi nama pulau mereka dengan “Mak-siko”, yang kemudian
dikenal sebagai “Mexico”.
Beranjak dari “Mexico” Malin Kundang
melanjutkan perjalanan dengan kapalnya. Karena telah berhari-hari berlayar dan
tidak ada fasilitas laundry di kapalnya, Malin Kundang bermaksud mengganti
pakaiannya, khususnya pakaian dalamnya.
Kapal langsung di arahkan menuju satu pulau
yang memang sudah ramai, karena hari itu adalah hari pasar. Malin Kundang
segera menuju ke pedagang pakaian, dan langsung bertanya sbb: “Da, kolor ado?
(celana dalam, ada?)”.
Karena tidak juga dilayani, Malin Kundang
berulang-ulang menanyakan pertanyaan yang sama. Mendapatkan pertanyaan yang
sama bertubi-tubi, si pedagangpun terinspirasi untuk memberi nama pulau
tersebut menjadi “Colorado”.
Ya, ini cuma cerita dongeng karangan para
tour guide. Namun, ada pembelajaran yang bisa kita ambil, yaitu ide atau
inspirasi bisa diperoleh dari manapun. Ketika ide ataupun inspirasi itu
diwujudnyatakan, maka akan lebih mudah dikenal oleh banyak orang.
Selamat menginspirasi & menggali ide atau
inspirasi, dan kemudian sampaikan inspirasi anda kepada dunia.(Safrial Guci)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar