Wanita adalah perhiasan dunia. Sebuah
pertanda nyata akan keindahan dan kehadiran Tuhan. Seperti pertanda keindahan
yang juga tampak pada warna-warni bunga, kecantikan kupu-kupu, keluasan lautan,
kemegahan pegunungan, gemericik air terjun hingga hamparan emas padi yang
menguning. Siapapun pasti mendamba keindahan dan kecantikan. Demikian pula kaum
wanita.
Di negara tropis seperti indonesia banyak
yang mengidentikkan cantik itu putih. Hingga banyak perusahaan kosmetik yang
mengiming-imingi produk yang bisa memutihkan kulit, mulai kulit wajah, kulit
tubuh bahkan hingga kulit ketiak. Semua itu adalah usaha untuk memfasilitasi,
meski beberapa menjerumuskan kaum wanita untuk mempercantik dirinya.
Tahukah nggak sih kenapa warna putih diambil
sebagai warna yang menggambarkan kecantikan? Karena putih adalah warna yang
akan memantulkan dan memendarkan cahaya apapun yang menyinari dirinya. Tak
seperti warna hitam yang menyerap cahaya untuk dirinya sendiri. Dari filosofi
tersebut jelaslah bagi kita bahwa sebenarnya yang dimaksud cantik itu putih
bukanlah melulu mengacu pada putih kulitnya. Namun jauh lebih dalam dan lebih
esensial. Yang seharusnya putih adalah hatinya, perilaku kesehariaannya,
inderawinya.
Karena hanya hati yang putih yang dapat
memendarkan cinta ilahi. Karena hanya hati yang putih yang menghasilkan
perilaku menyenangkan dan membahagiakan orang-orang disekitarnya. Karena hanya
hati yang putih yang menjadikan diri wanita sebagai perhiasan dunia yang
sebenarnya. Perhiasan yang mengindahkan dunia karena budi baiknya. Perhiasan
yang mengindahkan dunia dengan perilakunya. Perhiasan yang mengindahkan dunia
dengan cinta dan kelembutannya.
Jika ternyata yang dimaksud cantik itu putih
bukan semata putih kulitnya, lantas salahkah para wanita yang berlomba
memutihkan kulitnya? Mempercantik penampilan fisiknya? Tentu tidak salah jika
wanita memahami hakikat dari ‘cantik itu putih’. Karena kecantikan fisik adalah
juga media terpancarnya putihnya hati, yang pandai mensyukuri nikmat ilahi atas
kecantikan yang dititipkan kepadanya untuk mengindahkan dunia.
Itulah mengapa dalam dunia pelayanan,
kecantikan fisik berupa penampilan sangat diperhatikan. Karena ia adalah pintu
pertama bagi orang lain, termasuk orang yang dilayaninya, untuk bisa melihat
putih hatinya. Kini setelah mengetahui makna sebenarnya dari cantik itu putih,
pastikan kita menjaga putihnya hati dan memancarkannya lewat perilaku
keseharian yang menyenangkan; tutur kata yang sopan dan membahagiakan; serta
wajah yang bersih terawat dan berseri karena senyuman.(Agni
S. Mayangasari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar