Apa sih yang ada di benak kita ketika mendengar kata pemulung?
Sepertinya gak jauh dari lusuh, dekil, kotor, kumel, dan miskin, atau mungkin
ada juga yang memberi cap mereka “Maling Jemuran”. Gambaran demikian memang nggak
salah, walaupun tidak selamanya benar. Namun dalam realita mereka memang
tervisualisasikan demikian.
Gambaran yang kita miliki tersebut sesungguhnya didasari
oleh mata fisik, atau bisa disebut mata keduniaan. Karena mata fisik atau mata
keduniaan yang kita miliki hanya mampu melihat sampai pada tataran fisik. Ia
bisa melihat apa yang tersurat, namun tidak bisa melihat apa yang tersirat.
Untuk bisa melihat apa yang tersirat maka kita harus menggunakan mata
non-fisik, aku menyebutnya MATA MENTAL. Mata yang mampu membantu kita melihat
yang tersirat. Yang mampu melihat jauh lebih dalam menembus dunia fisik. Dengan
MATA MAKNA kita akan mampu meraih makna, hikmah, dan pelajaran dari setiap hal
yang kita alami.
Kembali lagi ke pemulung. Jika kita hanya menggunakan mata
fisik maka kita cenderung memperoleh gambaran ataupun kesimpulan yang cenderung
“negative”. Buktinya? Ya seperti tadi. Namun dengan menggunakan mata mental maka
kita akan memperoleh gambaran yang positif terhadap pemulung. Lho kok bisa?
Bisa dong, kita hanya harus melihat lebih jauh dan lebih dalam terhadap pemulung,
mari kita buktikan!
.
Tahukah nggak sih seorang pemulung merupakan pribadi yang
memimpin?. Pemimpin itu berasal dalam bahasa inggris berarti “lead” atau “to
lead” (koreksi saya kalau salah, hehehe) yang berarti berada di depan, paling
dahulu. Pemulung pantas disebut sebagai pribadi yang memimpin karena ia
memiliki kebiasaan luar biasa, yakni berikhtiar menjemput rizki di pagi buta.
Waktu di saat sebagian besar dari kita masih enak terlelap tidur. Untuk
kebiasaan ini mereka pantas mendapatkan predikat etos kerja excellent.
Kerja excellent pemulung bekerja mengais sampah. Melalui
proses ini mereka mampu memilah untuk kemudian memilih barang-barang yang
berharga di antara gundukan sampah. Mereka mampu melihat dan membedakan antara
sesuatu yang berharga/bermanfaat dengan yang tidak. Mereka adalah pribadi yang
memiliki kesadaran penuh akan hal-hal yang bermakna bagi kehidupan mereka. Dan
mereka tidak segan-segan dan ragu untuk mendapatkannya.
Apa sih yang terjadi ketika seorang pemulung nggak
mendapatkan apa yang ia cari di satu tempat sampah? Menyerahkah? Jawabnya:
tentu “tidak” !, kita akan mendapati mereka mencari tempat sampah yang lain,
gundukan sampah yang lain. Hal ini menunjukkan mereka memiliki salah satu mental
sukses, mental pantang menyerah. Yang memberi mereka kekuatan untuk mencari dan
mencoba lagi di waktu yang akan datang (masa depan). Bukankah masih banyak dari
kita yang begitu mudah menyerah dalam meraih sesuatu ketika kegagalan
menghampiri kita?
Mulai sekarang yuk kita lihat segala sesuatunya dengan mata
mental. Mata yang menjadikan kita termotivasi untuk Bermental “PEMULUNG”.(Asevy
Sobari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar