Pada hari Kamis tanggal 24 April 2014 di Ruang Sebaguna Menara Syafruddin
Prawiranegara Kantor Pusat, Departemen Sumber Daya Manusia(DSDM), bekerja sama
dengan Departemen Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) serta IPEBI, dalam
rangka memperingati hari Kartini tahun 2014 menyelenggarakan seminar inspiring women yang bertema “Perempuan
Indonesia Inspirasi dan Kekuatan untuk perubahan”.
Acara dihadiri oleh Istri Gubernur Bank Indonesia (Ibu Berlianti
Agus Martowardojo) serta Istri Dewan Gubernur lainnya, Undangan, dan Karyawati
Bank Indonesia. Sebagai moderator Asri Pramawati (Mbak Welas), narasumber dalam
seminar ini adalah Dra Y Anni Aryani MProf Acc Phd AK (Ibu Anni), yang menjabat
sebagai Lektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Serta Sri Rosyati (Ibu Rosy) dan
Sri Irianingsih (Ibu Rian) adalah ibu kembar yang melakoni perjalanan hidupnya
dikolong jembatan di daerah Jakarta Utara dengan membangun Sekolah Darurat
Kartini bagi kaum yang tak mampu secara gratis. Mulai dari tingkat TK sampai
dengan Akademi.
Dalam sambutan pembukaannya Direktur DSDM (Ibu Damayanti Johan)
menyampaikan bahwa wanita sebagai penggerak perubahan bukan hanya sekedar
jargon tanpa makna. Wanita tidak hanya menempati peran sebagai ibu rumah
tangga, tetapi telah berperan sebagai pendukung hingga penentu kebijakan dengan
menempati berbagai posisi strategis diberbagai bidang pekerjaan. Banyak
perempuan Indonesia telah menunjukan kekuatannya untuk menggerakan perubahan
dengan menorehkan prestasi, sehingga sangat menginspirasi kita dengan ketangguhan
tekad, passion dan kecerdasannya.
Ibu Anni yang kondisi fisiknya tidak sempurna (disable) sejak balita berumur 2,5 tahun
karena polio, menyampaikan bahwa seorang dengan keterbatasan kondisi fisik yang
kurang, dianggap membelenggu dan membatasi pencapaian atau cita-citanya. Oleh
karena itu sejak kecil dia sangat bertekat untuk melakukan apapun yang bisa
orang lain lakukan. Sejak kecil sampai sekarang Ibu Anni tak pernah merasa
minder walaupun difabel.
Dia sekolah SD hanya 3 tahun lulus, lalu SMP dan SMA yang selalu
menjadi peringkat pertama disetiap kelas, kemudian melanjutkan hingga S1.
Karena ayahnya yang seorang dosen mengajar di Quennsland Australia, dia
melanjutkan S2-nya ditempat yang sama dengan mengambil Program Master of Professional Accounting (MProf Acc) pada
University of Quennsland dan meraih gelar PhD dari School of Accounting
Victoria University Australia.
Sedangkan Ibu Rosy dan Ibu Rian, Ibu Kembar ini karena melihat anak-anak
tetangga yang tak mampu, yang tinggal
disekitar rumahnya. Kemudian berinisiatif mendirikan tenda biru sebagai sekolah
bagi mereka secara gratis. Awalnya oleh Pemda DKI dilarang karena menggunakan
areal sekita kolong jembatan disekita Ancol, setelah beberapa kali pindah
karena digusur Satpol PP, dengan tekad baja
akhirnya mendapat bantuan dari Pemda dan mendapat ijin untuk mendirikan
sekolah.
Sosok-sosok inspiring
women tersebut mengingatkan kita pada R. Ajeng Kartini, yang pada jamannya
adalah pelopor agar perempuan memperoleh perlakuam dan hak-hak yang sama
khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam perjuangan menuntut persamaan hak
antara pria dan wanita, Kartini nggak pernah mempertentangkan wanita dan kaum
laki-laki. Dalam satu suratnya, ia mengatakan bahwa bagi kaum wanita yang
menyukai kemajuan, bukanlah orang laki-laki yang dilawannya melainkan pendapat
kolot yang turun temurun.
Bertolak dari gagasan Kartini, seorang wanita tak sekedar dirumah
melakukan pekerjaan dapur, namun seorang wanita dapat mengeyam pendidikan yang
tinggi dan bekerja pada bidang apapun yang ia mau. Mereka dituntut untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional. Wanita Indonesia
termasuk yang sudah berkeluarga, dalam kedudukannya sebagai sumber daya
manusia, diusahakan agar mendapat kesempatan untuk mewujudkan
potensi-potensinya secara optimal. Alhamdulilah kini wanita dapat meraih
cita-citanya setinggi apapun yang mereka impikan tanpa menomorduakan perannya
untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagioa termasuk pengembangan
generasi muda dalam rangka pemngunan manusia sutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar