Salah satu hal yang menjengkelkan adalah saat
saya ke toilet umum kemudian ada “sisa” orang sebelum saya yang tidak disiram.
Saya sering bergumam dalam hati, orang ini benar-benar egois, meninggalkan
“sisa” yang tidak baik dan orang lain yang harus membersihkannya.
Buang hajat di toilet umum seharusnya tak hanya
memikirkan diri sendiri. Ketahuilah, apabila Anda sembarangan melakukannya,
orang yang setelah Anda akan terkena najis. Dengan kata lain, Anda mempersulit
orang itu bisa bebas beribadah akibat tubuhnya terkena najis karena ulah Anda.
Buang hajat memang urusan pribadi Anda. Tetapi
bukan berarti Anda bebas melakukannya tanpa mempertimbangkan dampak yang
ditimbulkan oleh ulah Anda itu. Jangan sampai Anda lega bisa membuang kotoran
Anda namun meninggalkan “sisa” bagi orang sesudah Anda.
Hal lain yang juga menyesakan dada saya adalah
apabila melihat sisa makanan di piring, baik itu di restoran, hotel atau tempat
pesta. Memang mungkin Anda sudah membayar atau makanan itu dihidangkan
cuma-cuma buat Anda. Tetapi ingatlah, di balik makanan sisa itu ada jerih payah
dan tetesan keringat para petani.
Para petani harus merawat dan menunggu
berbulan-bulan agar panennya berhasil. Para petani harus menjaga tanaman dari
serangan hama dan penyakit. Terkadang mereka berkirim doa khusus agar panennya
tak gagal. Terkena terik matahari, mandi keringat dan kehujanan adalah hal yang
biasa mereka nikmati demi hasil panen yang baik. Sungguh terlalu bila Anda tega
menyisakan makanan tanpa beban sedikitpun di dalam pikiran dan hati Anda.
Ingat-ingat, di negeri ini masih banyak orang
yang kesulitan untuk makan. Puluhan juta orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan masih sangat rentan kekurangan gizi. Beberapa suap nasi bagi mereka
sangat berarti. Begitu tegakah Anda menyisakan makanan dengan percuma?
So, jangan terbiasa meninggalkan “sisa”. Sebab,
perilaku tersebut merupakan cerminan bahwa Anda benar-benar egois tanpa Anda
menyadarinya. Hidup bukan hanya tentang diri Anda. Hidup juga tentang
orang-orang dibalik yang Anda makan dan juga tentang orang-orang sesudah Anda.
Paham?(Jamil Azzaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar