Setiap kali menonton acara TV lokal, aku jadi
ngenes. Karena yang ditayangkan siaran yang kurang bermutu. Hal ini bukan
karena tema acaranya yang kurang baik, namun menurutku host-nya yang kurang pengetahuan akan acara tersebut.
Jika ada acara kuliner, kemudian host-nya ikut mencicipi makanan tersebut
lalu reaksi host saat mencicipi makanan pun reaksi
standar, reaksi dengan komentar yang terlihat sekali host nya pun nggak tahu mesti berkomentar
apa, selain “hmm.. enak pemirsa” atau “hmm..
wah rasanya gimana ya.. pokoknya.. gitu deh mak nyoss”. Host-nya
nggak bisa kasih pertanyaan yang bermutu tentang makan itu, jadi host-nya kelihatan kurang
wawasan.
Begitu juga saat acara
wisata, petualangan atau tour. Si host jalan-jalan ke tempat wisata, komentarnya
sama saat jika kita minta pendapat ke ibu-ibu yang baru turun dari bus wisata, “wah
pemandangannya bagus ya”. Aku jadi curiga kalau si host ini pun nggak mendapatkan pengarahan,
atau bahkan materi data lokasi dari produser atau sutradara program itu.
Berkualitas,
bukan berarti materi atau narasinya penuh dengan data, statistik, teori-teori
atau quotes dari orang ternama. Berkualitas, bisa
sekedar mengajak atau memancing pemikiran penonton atau dengan kata lain
“mengusik” nalar yang akhirnya mengajak penonton untuk terlibat dalam alur
berfikir si pembawa acara.
Acara
jalan-jalan atau makan-makan, adalah acara rekreasi. Lantas bagaimana mungkin
acara rileks dibawakan dengan cara cerdas berkualitas atau mikir? Sederhana
saja, kita bisa koq membedakan acara petualangan antara host yang betul-betul “menyelami”
petualangannya dengan host yang hanya akting karena tuntutan
arahan sutradara saja. Gestur dan mata si host tidak akan pernah bisa bohong, saat
dia jijik untuk mencicipi sekedar makanan kampung atau main lumpur akan jelas
terlihat penonton.
Dari analisaku agaknya
kepentingan dagang dan rating masih mendominasi sehingga kualitas menjadi
tuntutan nomor kesekian. Selera pasar yang pasaran tetap masih nomor satu. Semua
TV silahkan membuat program yang beragam, asal muatannya berbobot dan manfaat. Baik
itu acara musik, lawakan, sinetron dan sebagainya. Perlu di ingat kebebasan dan
hak kita itu dibatasi oleh orang lain. Sebebasnya kita berkarya tetap ada
batasannya juga. Dalam bisnis media, rating
itu perlu untuk kebutuhan pasar. Namun jangan sampai menghilangkan fungsi media
sebagai kontrol sosial masyarakat.
Host tidak cerdas bisa
fatal untuk acara yang mustinya cerdas. Tidak sedikit acara serius semacam talkshow,
debat, diskusi, dan sejenisnya, karena dipandu oleh pembawa acara yang tidak
cerdas dan berkualitas, maka acara tersebut jadi kentara sebagai acara dagelan.
Sebaliknya, sekonyol-konyolnya acara komedi sekali pun jika pembawa acaranya
cerdas berkualitas, maka bobot materi humornya pun terasa berbeda. Kalau pun
ada situasi mencela atau menyindir, masih bisa terasa sebagai sindiran yang
cerdas.
Jadi,
menurutku jika saat ini ada banyak sekali penonton yang seolah menuntut agar
program TV nasional memberikan tayangan-tayangan yang mendidik, maka mulailah
dengan mencari pembawa-pembawa acara yang berkualitas. Apapun jenis acaranya
jika dibawakan oleh pembawa acara yang berkualitas maka program acara tersebut
pun akan berkualitas. Sebaliknya, seserius apa pun program acaranya jika
dibawakan oleh host tidak berkualitas, maka akan sulit
acara tersebut untuk memiliki kualitas. Walaupun mencoba dengan mengundang
narasumber-narasumber yang punya kualitas… percuma!
Ingin
tayangan berkualitas? mulailah membuat program TV dengan pembawa acara yang
berkualitas!(Motulz.Blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar