Selain gudeg, oleh-oleh yang identik
dengan Jogja adalah bakpia. Banyak sekali pengrajin bakpia yang tumbuh di
berbagai tempat di Jogja yang menawarkan aneka bakpia kreasi baru dan dibuat
dengan perpaduan berbagai macam bahan, namun banyak juga yang bertahan dengan
cita rasa yang khas dan original.
Meskipun berasal dari China, Bakpia di Yogyakarta mengalami adaptasi rasa
dan evolusi bentuk yang disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Bakpia yang
ada di Yogyakarta nggak lagi cuma berisi daging, melainkan berisi kacang hijau.
Nama bakpia,
mungkin gabungan antara bakpao dan kue pia yang kemudian terkenal hingga saat
ini.
Tahun 1948, Seorang keturunan Tionghoa
bernama Yung Yen menjajakan bakpianya dari rumah ke rumah di kampung-kampung di
sekitar Patuk, masyarakat tertarik kemudian munculah berbagai macam bakpia
dengan merek yang disesuaikan dengan nomor rumah mereka di Patuk. Ada Bakpia
25, Bakpia 75, Bakpia 145, dan masih ada banyak lagi bakpia industri rumah
tangga lainnya yang menawarkan bakpia khas Jogja.
Karena sudah sampai diperkampungan
bakpia, penasaran banget kalo nggak liat proses pembuatan bakpia itu
berlangsung. Maka aku mencoba untuk sedikit nakal dengan mengintip. Tiba-tiba
aku dihampiri oleh seorang karyawati wanita. Wahhhh… Serta merta aku memohon
ma’af, tapi di luar dugaanku malah diajak ke dalam. Aku hanya tersenyum melas,
wanita tadi mengarahkanku masuk lebih ke dalam untuk melihat rangkaian proses
pembuatan bakpia. Karyawan dan karyawatinya Jogja banget, baik dan ramah dalam
mempersilahkan, menjelaskan serta mengajarkan pembuatan bakpia. Di pabriknya,
lokasi produksi dan pemasaran berdampingan, sehingga aromanya begitu menyatu
dengan rasanya yang gurih. Apalagi disediakan pula hidangan gratis alias untuk tester alias nyicipi gratis.
Manis, legit, harum, dan gurih adalah
kata yang sering terucap ketika pelanggan mencicipi kuliner yang satu ini. Rasa
manis dan legit tercipta dari campuran kacang hijau dan gula sebagai isi bakpia.
Sedangkan rasa gurih muncul dari kulit luar yang terbuat dari adonan tepung
dicampur dengan minyak nabati yang kemudian dipanggang menggunakan oven tradisional.
Perpaduan rasa itu menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam setiap gigitannya.
Seiring dengan berkembangnya makanan ini dan banyaknya permintaan dari pelanggan,
Bakpia tak hanya berisi kacang hijau saja, sekarang berkembang dengan
berbagai varian isi. Perpaduan budaya dan industri rumah tangga,
menjadikan bakpia cemilan yang wajib dibeli.
Beragam bakpia yang ditawarkan dengan
harga bervariasi, namun tentu saja kualitas juga berbeda. Apabila ingin membeli
bakpia, kita harus jeli memilih mana bakpia yang berkualitas. Bakpia kualitas
baik hanya dibuat dengan bahan-bahan terbaik sehingga awet dan nggak mudah rusak
ketika disimpan dalam waktu tertentu, kenikmatan rasanya nggak berubah. Bakpia
yang baik bisa tahan sampai 3 minggu. Bagaimana ingin mencicipi? atau sekedar
ingin tahu cara pembuatannya ? Silahkan berkunjung ke Yogyakarta dan buktikan
kelezatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar