Sosok yang sederhana, supel,
baik hati, trengginas, keras dan mengayomi, itu sedikit yang bisa kusampaikan
mengenai Bang Erwan Syamsari, tanggal 31 Desember 2013 adalah hari terakhir Bang Erwan
menjalani masa tugasnya di Bank Indonesia. Masa tugas yang dijalaninya selama 36
tahun 6 bulan, penuh dengan suka duka dan cerita-cerita manis penuh kenangan. Beberapa
tahun kedepan kemungkinan hanya ada segelintir Pegawai yang mengalami masa
kerja selama itu.
Erwan Syamsari, mulai bertugas di Bank
Indonesia pada tanggal 1 Juli 1977 di KPw Banda Aceh. Selama ia bertugas disana,
peristiwa yang paling berkesan adalah saat diberlakukannya Daerah Operasi Militer
(DOM) oleh pemerintahan RI. Dalam masa DOM, Aceh menjadi sangat rawan. Hal ini
dikarenakan anggota Gerakan Aceh Merdeka(GAM) yang konflik dengan TNI, mencari
dana perjuangan Aceh Merdeka dengan melakukan kekerasan terhadap penduduk.
Memburuknya kondisi keamanan di Provinsi
Aceh pada waktu itu hingga menyebabkan sebuah mobil dinas KPw Lhokseumawe direbut
secara paksa oleh GAM ketika sedang dipergunakan untuk dinas oleh salah seorang
Pegawai KPw Lhokseumawe.
Akibat konflik dimasa DOM, krisis yang terjadi menyebabkan angka
kemiskinan di Aceh meningkat. Banyak harta masyarakat Aceh yang hilang baik
perampasan, perampokan dan pembakaran. Ini membuat publik menjadi takut, curiga
bahkan menimbulkan sikap permusuhan dengan orang-orang yang tak dikenalnya.
Selain timbiul kecurigaan yang berkelebihan ada sebagian orang yang kehilangan
semangat karena anggota keluarganya
menjadi korban konflik. Selain itu kondisi ekonomi Aceh menjadi tidak sehat,
karena begitu banyak terjadi pembunuhan, dan pemerkosaan. Para pelakunya nyaris
tidak tersentuh hukum.
Situasi tersebut berdampak pada keamanan KPw
Banda Aceh. Sehingga pada tahun 2000, KPw Banda Aceh sempat diduduki oleh GAM selama lebih kurang satu Minggu. GAM mengharuskan
setiap bank yang melakukan setoran ke BI membayar Pajak Nangroe, tiap-tiap
bank sebesar Rp 100 juta. Sebagai seorang Satpam yang bertanggung jawab atas
situasi keamanan KPw tersebut, Erwan Syamsari berkoordinasi dengan Polda Aceh melakukan
negosiasi dengan pihak GAM. Hingga akhirnya pajak nangroe itu dihentikan dan
GAM meninggalkan KPw.
Ketika terjadi tsunami bulan Desember 2004,
dua jam seteleh peristiwa tersebut tanpa
memikirkan kondisi keluarganya yang sedang panik. Erwan jalan kaki menuju
kantor yang berjarak 4 kilometer dari rumahnya. Kondisi KPw Banda Aceh telah
dipenuhi lumpur, sampah dan mayat tak
dikenal sebanyak 33 orang termasuk seorang jenazah anggota Brimob, yang
terlihat dari seragam yang dipakai. Erwan kemudian berkoordinasi dan melaporkan
kondisi BI kepada Kabid MI saat itu, untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya. Pada peritiwa itu menurut Erwan yang paling
fantastis adalah bahwa walaupun tsunami menerjang KPw namun tak sedikitpun air
masuk kedalah Ruang Khazanah. Akibat peristiwa tsunami ini sempat beberapa
waktu Gedung BI KPw Banda Aceh tak dapat dipergunakan walaupun mengalami kerusakan
yang tak berarti.
Padatahun 2006, Erwan mutasi ke KPw Bandung,
namun tugasnya di kota kembang Bandung hanya berjalan sekitar satu tahun.
Karena tahun 2007 beliau mutasi lagi ke Grup Pengaman di Kantor Pusat hingga
mengakhiri masa tugasnya dan pensiun.
Berat
memang rasanya melepas beliau, secara administratif beliau purna namun keilmuannya
mengenai pengamanan masih dibutuhkan. Semoga Bang Erwan dan keluarga selalu
diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah SWT, untuk menikmati masa purna tugas.
Terima kasih Bang Erwan atas segala yang telah kau perbuat untuk BI, selamat
menjalani masa pensiun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar