Kenapa Ratu Atut terpilih jadi Gubernur?
jawabannya adalah karena dia merupakan pilihan pemilih. Kenapa pemilih memilih
Ratu Atut? hanya pemilihlah yang tau. Salah satunya adalah karena dia terkenal, apalagi wakilnya. Rakyat pemilih akan
memilih siapa yang mereka kenal atau liat, siapa yang sering muncul di TV atau
media, mereka tidak tau prestasi calon gubernur, bupati, walikota, anggota
DPRD, DPR bahkan Presiden.
Saat ini banyak orang yang mencalonkan jadi presiden
tapi keluarganya berantakan dan nggak punya prestasi. Wiranto waktu jadi Pangab
gagal karena terjadi kerusuhan peristiwa Trisakti dan Semanggi, Oma Irama
banyak istri, Prabowo cerai dari istrinya yang anaknya Suharto, Aburizal Bakri
bermasalah dengan lupmpur Lapindo. Kenapa mereka berani mencalonkan diri dan nggak
malu dengan keadaannya yang demikian, karena di Indonesia masyarakatnya membolehkan.
Nggak seperti di Amerika masalah moral calon sangat berperan, jangankan sampai
kawin cerai, ada gosip yang kurang baikpun masyarakatnya nggak akan menerima
calon tersebut.
Rakyat kita masih buta politik, sebagian
besar tidak tau dampak politis, ekonomi atau budaya jika dia milih si A atau si
B. Sebagai contoh: memilih artis jadi anggota DPR, apa sih dasar politis
masyarakat memilih, apa dampak politik yang dinginkan rakyat? gak jelas toh…! tapi
mereka lebih familiar dengah wajah dan nama. Mungkin jika si Badu, seorang
masyarakat desa yang giat melakukan perubahan dan menciptakan lapangan kerja
serta pelestarian lingkungan mencalonkan diri jadi anggota DPR tidak akan
terpilih karena belum pernah diberitakan di koran atau TV.
Ratu Atut juga dipilih karena banyak orang
melihat penampilan pakaian, sepatu, accesoris, tas yang ber merk yang nggak
mungkin kebeli sama pemilihnya. Wajah yang berkilau karena diamplas uang.
Inilah wajah perpolitikan di Indonesia pencitraan ! Dan sifat konsumerisme
manusianya yang lebih menghargai merk daripada hatinya.
Terus terang waktu pilgub saat itu, aku
seumur hidup baru sekali jadi pemilih pilkada Banten. Waktu itu aku memang
milih atut, bukan karena dia pinter atau sejenisnya, tetapi karena dia incumbent. Kami rakyat Banten emang
sudah tau kalo si atut korupsi pada periode pertama, aku pikir modal dia sudah
balik pada periode pertama, jadi aku berharap korupsi minimum akan berkurang. Dari
pada milih gubernur baru yang sudah hampir pasti korupsi untuk mengembalikan
modalnya, tapi kenyataannya si atut terlalu serakah hingga dia dijerat KPK.
Manusia adalah mahluk yang tidak sempurna. Manusia
tidak cukup berilmu dan beriman, tapi berhati bersih. Bukti dan nyata, asal di
sogok dengan dalih uang umroh dan sumbangan untuk Pesantren. Para Ustad, Kiyai
mau saja memilih dan mengajak santrinya untuk memilih, nggak peduli calonnya
terindikasi korupsi. Saya sebagai wong Banten
isin (malu).
Sekarang Atut dihujat, dicaci, dihina oleh
rakyatnya. Aku sadar bahwa salah satunya aku-lah yang memilihnya, jadi sekarang
aku akan berhenti mengeluh pada pemerintah yang kotor, saat ini aku mulai memperbaiki
diri sendiri insyaallah bila aku baik, rakyat Banten baik melahirkan pemimpin
yang baik pula. Wallahu alam bi shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar