Dalam menyongsong tahun baru 2014, Pemda DKI
banyak sekali membuat acara. Diantaranya adalah “Malam Tahun Baru” yang dilaksanakan
di sepanjang Jalan Thamrin dan Jalan Sudirman, hebat dan bakalan menarik bagi
warga Jakarta yang mencari hiburan.
Pada malam itu di sepanjang Jalan Thamrin dan
Sudirman penuh dengan aroma romantis. Lampu remang-remang, suasana riang, banyak
musik, banyak hiburan. Membuat kaum muda hanyut dalam tawa riang dengan
pasangannya. Lepaslah penat para pemuda Jakarta dalam pelukan sang kekasih.
Di panggung-panggung hiburan akan
menyediakan musik yang disukai. Suka dangdut, joget di panggung dangdut. Kalau suka
musik jazz, datang ke panggung jazz.
Tentunya acara ini sangat diminati oleh warga
yang berduit, kalau nggak punya duit ya dirumah saja menikmati kesusahan hidup di Jakarta. Kalau
nggak punya duit alias boke nggak
usah ikut-ikutan, yang punya duit biarin aja menikmati hasil jerih payahnya.
Kenapa harus punya duit, karena untuk menuju lokasi perayaan malam tahun baru, seseorang harus
menggunakan kendaraaan umum atau kendaraan pribadi. Dan bagi yang menggunakan
kendaraan pribadi tempat parkirnya terbatas serta harga parkir yang harus
dibayar nggak seperti biasanya, mahal.
Bagi
pertkantoran yang berlokasi disekitar jalan Thamrin dan Sudirman-pun kena
imbasnya, Pegawai yang pulang kerja akan kembali kerumah menjadi terhambat, padahal
tanggal 31 Desember hari kerja dan jam kerja pun full satu hari. Entah bagi
institusi pemerintah dan swasta yang punya kebijakan sendiri mengenai jam kerja
Pegawainya pada hari itu. Boleh setengah hari
atau diliburkan sekalian. Tapi kalau buat perbankan pasti masuk terus
karena BI sendiri tetap memberlakukan kerja full satu hari.
Buat
yang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, hari itu lalulintas
jadi njelimet, karena arus lalulintas banyak yang dialihkan. Penutupan ruas jalan
sepanjang jalan Sudirman - Thamrin, mulai dari Dukuh Atas sampai dengan
Bundaran Patung Kuda (depan Indosat), dilakukan pengalihan arus lalu lintas pada
ruas jalan tertentu.
Nah lho.. repotkan, apalagi buat yang belum hapal jalanan di Jakarta, pasti
pusing tujuh keliling.
Buat
yang nggak suka hiburan, atau memang pada malam tahun baru sakit dan nggak
punya duit, enakan di rumah, ikutan begituan cuma cari
masalah, macet, rame, ribet, ntar kecopetan lagi... Di rumah lebih nyaman, toh
besok tanggal 1 dan tanggal 2 dan seterusnya, akan kembali seperti biasa nggak
ada yang spesial, bersyukur sama Yang Maha Kuasa aja, cukup sudah.
Menurutku
perayaan malam tahun baru, malam bercumbunya anak muda Jakarta, diantara kepenatan
hidup dan kegembiraan, diantara keprihatinan dan kebahagiaan. Ini acara yang
menghambur-hamburkan uang, jauh dari perilaku agama islam, dan Jokowi malah mendukung
acara beginian. Tapi bukan Jokowi namanya kalau nggak membuat sesuatu yang kontroversial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar