“Apakah
orangtuamu masih hidup ? jika masih hidup maka berbaktilah kepada mereka,
karena surga berada dibawah telapak kaki orang tua”.
Sadarkah
nggak kita bahwa surga ada didekat dengan kita, dalam kehidupan kita. Ia hadir
dirumah kita, nggak jauh, nggak susah, tapi mudah. Surga dirumah kita begitu
agung, ia berada dibawah telapak kaki orangtua kita. Sudahkah kita meletakan
surga dibawah kaki orang tua ? Coba bayangkan jika sutau hari ada pengumuman
bahwa surga itu terletak disuatu tempat, niscaya kita akan berlomba-lomba
kesana. Barangkali kita akan segera menuju tempat itu dengan mobil atau pesawat
coz tempatnya jauh. Dan pastilah semua orang akan berbondong-bondong mendatangi
pintu surga itu. Biaya tinggi, energi terkuraspun akan siap kita korbankan.
Sebenarnya
surga itu ada di rumah kita, “Rumahku adalah Surgaku”. Mengapa ? karena segala
sesuatu kebaikan yang kita perbuat adalah untuk membangun dan mengisi perabot
rumah tangga kita, yang terdiri dari : Orang tua, anak, family dan sahabat yang
berada di dekat kita. Rumah adalah pondasi awal meraih surga, rumah sebagai mihrab cinta menuju ke-ridho-an Tuhan. Rumah tak hanya kita
pahami seperti kebanyakan orang, hanya
berkaitan dengan suami dan istri. Tapi lebih jauh untuk segenap penghuni dan
tetangga serta orang yang berada disekitarnya. Surga dalam rumah itu sejatinya
amat melekat dengan sosok ayah dan ibu, orang tua kita. Karena mereka adalah
jembatan yang dapat mengantarkan kita menuju surga.
Kita
boleh beramal shaleh sebanyak-banyaknya diluar rumah, tapi jangan lupakan jalan
terdekat yang ada dirumah kita. Ini berarti bahwa kita harus benar-benar
sepenuhnya berbakti pada orang tua, melebihi baktinya seorang pembantu pada
majikan, melebihi baktinya seorang bawahan pada atasan. Seandainya orangtua
kita tidak tinggal di rumah kita, maka untuk berbakti kita dapat menjalin
silaturahmi dengan sering berkunjung, komunikasi lewat telepon, sms, atau
dengan cara apapun yang dapat membuat hatinya senang dan tersenyum. Kita tak
boleh membuat dirinya tersinggung, sakit hati apalagi sampai murka. Karena ridho Tuhan akan diberikan jika orangtua
kita sudah memberi maaf dan ridho
atas kesalahan yang kita perbuat. Jika mereka sudah berada di dunia lain, kita
dapat menjalinnya dengan selalu mengirimkan do’a dan melakukan segala sesuatu
yang terbaik demi kebahagiaannya.
Kalau
kita ingin tambah rejeki, perhatikanlah surga yang ada dirumah kita sendiri.
JIka kita ingin panjang usia, awet keberkahan, luas kemuliaan, cintai dan jaga
surga dirumah. Jika ingin disekolah juara, mau berprestasi coba juarakan
perhatian kita pada orangtua kita. Jika berharap dapat keberuntungan,
kesuksesan, sukses dagang, sukses usaha, sukses bisnis, sukses pekerjaan,
sukses karir, sukses kuliah, sukses rumahtangga, serta sukses keuntungan hidup
yang lain, benarkan dan sukseskan surga
dirumah dengan bakti pada orangtua se-ikhlas2nya.
Gambaran
bahwa surga berada dibawah telapak kaki orangtua adalah berarti bahwa, kita
harus berbuat baik yang tidak bertentangan dengan agama kepada mereka dalam
segala hal dan sekecil apapun. Juga bermakna bahwa melakukan kehendak orangtua
dengan rendah hati, penuh kepatuhan dan diusahakan semaksimal mungkin. Jika
selama ini mindset kita terhadap
orangtua adalah hanya sebagai orang yang melahirkan kita dan berkewajiban memberikan
nafkah kita, maka rubahlah saat ini menjadi “Orangtuaku adalah surgaku”.
Bila
kesuksesan atau surga dunia belum kita raih, tenggelamkan diri kita dalam
motivasi untuk memperbaiki hubungan dengan orangtua. Rajinlah langkahkan kaki
untuk bertemu dengan mereka, agar langkah ke surga dipermudah Allah SWT. Ayo kita lakukan yang terbaik untuk orangtua
kita, jangan kita sampai merugi. Rugi karena sebenarnya surga berada dirumah
kita, rugi karena gagal meraih sukses yang paripurna yaitu meraih dunia dan akherat,
padahal kesempatannya ada dirumah kita. Katakanlah
pada orangtua kita bahwa “aku mencintaimu seperti aku mencintai surga”.(Sumber “Buku 7 Keajaiban Orangtua”- Ahmad Al Habsyi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar