Kadang
aku berfikir bahwa semakin lengkap dan enak serta asyiknya jadi pejabat negara
dengan kesempurnaan gaji dan fasilitas serta tunjanganya, menjadikan TUJUAN dan
NIAT dari masing-masing pejabat negara sudah berubah?.
Jadi
kalau ada Caleg atau mereka yang saat ini sedang berebut untuk bisa menjadi
wakil rakyat atau pejbat negara lainya, yang ada di OTAK mereka hanya ingin
menikmati semua fasilitas mewah yang akan dinikmati oleh pejabat negara?.
Bagaimana tidak tergiur ketika menjadi pejabat negara, pada kenyataanya gaji
menjadi wakil rakyat dan pejabat di negara Indonesia memang sangat tinggi dan
menggiurkan.
Padahal
jika mereka ditanya sudah pasti di depan kamera mereka akan menjawab dengan
begitu gagahnya jika mereka lakukan semua untuk mengabdi kepada negara serta
memperjuangkan rakyatnya. Tapi secara faktanya lihat saja, ketika menjabat
mereka seolah lupa untuk apa mereka bekerja dan digaji besar oleh negara
melalui pajak rakyatnya?
Begitu
besar gaji dan tunjangan besar anggota DPR dan pejabat negara lainya,
menjadikan banyak orang berebut ingin menjadi anggota DPR dan pejabat negara.
Maka yang timbul kemudian mereka berlomba-lomba menyiapkan dana untuk bisa
“duduk manis” di kusri DPR. Tak tanggung-tanggung, dana yang disiapkan entah
darimana yang penting harus jadi dahulu jadi anggota DPR atau pejabat negara.
Mau
dari hutang atau darimana tidak penting karena dalam otak mereka hanya ada satu
keyakinan bahwa, sebesar apapun dana yang dikeluarkan, jika bisa jadi anggota
DPR dan pejabat negara, maka biaya tersebut akan mudah dikembalikan nantinya.
Bahkan yang tidak punya rasa malu, ada juga caleg yang nekat merampok hanya untuk mencari dana kampanye.
Hal ini menggambarkan betapa segala macam cara akan dilakukan untuk bisa jadi
anggota DPR.
Dalam
cerita yang lain, mereka yang ingin jadi anggota DPR dan pejabat negara lainya
tidak punya rasa malu meminta bantuan kepada dukun dengan ahrapan mereka lolos
terpilih dalam pemilu nantinya. Melihat fenomena tersebut tentunya kita sangat
prihatin, ternyata negara yang begitu kaya raya dengan keindahan alanya dan
tambang di dalamnya akan dikelola oleh mereka-mereka yang kita ragukan niat
tulus mereka dalam mengelola negara dan masyarakatnya.
Memang
teramat sangat berbeda, pahlawan dengan pecundang sangatlah berbeda. Tidak
hanya dari niat saja yang berbeda, tapi sangat terlihat dengan perilaku dan
kinerjanya. Aku hanya ingin mengingatkan dan membandingkan dengan para pendiri
dan pejuang bangsa yang membangun negara ini dengan perjuangan dan darah
mereka.
Mereka
benar-benar berkorban tidak hanya harta dan benda mereka tapi juga nyawa
mereka. Bahkan hampir semua pejuang negara kita terdahulu belum sempat
menikmati perjuangan dan pengorbanan yang mereka lakukan, ajal telah lebih
dahulu menjemput mereka. Tapi lihatlah mereka para penikmat kemerdekaan
sekarang. Mereka mengaku menjadi wakil rakyat dan mengabdi untuk negara, tapi
perilaku dan gaya hidup mereka hanya mencerminkan keegoisan mereka atas
kesejahteraan diri mereka sendiri dan partainya serta golonganya.
Kita
sangat berharap, walau mungkin pesimis atas perilaku dan moral anggota DPR dan
pejabat negara kita yang semakin “menjijikan”, kita tetap harus tetap optimis
dan berharap, pada Pemilu 2014 nanti akan terpilih wakil-wakil rakyat dan
pejabat negara yang memang memiliki tujuan mulya dan tidak hanya ingin mencari
kekayaan untuk dirinya dan partainya serta golonganya saja tapi benar-benar
untuk kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. (Blog Detik-Ari ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar