Matahari
baru saja akan naik menuju tengah hari, tapi sengatannya terasa panas banget
dikulit, sehingga walau masih
pagi tapi rasanya sudah seperti siang hari. Dilangit yang bersih nampak awan
putih bergumul seperti hendak membentuk sebuah dekorasi yang menghiasi atap
sebuah bagunan mushola ditengah laut.
Aku
melihatnya agak aneh, kenapa mesti harus ada mushola di tengah laut? Kenapa
bangunan ini bisa ada disini gumamku? Tapi kenapa mesti berfikir aneh, kan
masyarakat sekitar Pulau Pramuka,
Pulau Panggang dan pulau Semakdaun dimana letak laut mushola tersebut
dibangun, adalah kaum nelayan yang beragama
islam, hampir semua penduduk kedua pulau itu muslim. Jadi pantaslah kalau
mushola ini dibangun ditengah laut.
Saat
aku menyambangi bangunan itu, dari jauh terdengar sangat jelas desiran ombak
yang memecah beton pemancangnya. Walaupun ombaknya tak besar tapi suaranya
terdengar ritmis dan terus berulang, seperti bunyi zikir yang sedang
dilantunkan alam kepada penciptaNya. Ini yang menandakan bahwa warga sekitar
sini adalah warga yang kuat agamanya, walau pekerjaannya sebagai nelayan, mencari ikan dilaut pun
butuh tempat dan waktu untuk memuja kebesaran sang khalik. Yang telah
memberikan alam sebagai sumber kehidupan mereka.
Informasi
dari pengemudi ojek kapal yang kunaiki, mushola berwarna dominan hijau ini dapat menampung
sekitar 20 orang jamaah, bangunannya terbuat dari kayu, gedek bambu dan
beratapkan seng, dengan kubah kecil yang terbuat dari aluminium. Nampak indah
berada ditengah laut yang dikelilingi jermal tempat untuk mencari ikan teri dan
cumi-cumi dimalam hari. Apalagi bila matahari sudah terbenam, lampu yang
dipasang disekitar atap mushola sangat indah terlihat. Tempat wudhu mushola ini
dapat menampung air hujan, namun bila lama tak turun hujan masyarakat sekitar
mengisi tangki air yang tersedia dengan air bersih yang diambil dari Pulau
Pramuka.
Sayang
siang itu aku tak bisa singgah di mushola, karena padatnya jadual kegiatan yang
harus kujalani, sehingga aku tak bisa melihat interiornya. Lantas untuk pencahayaan dimalam hari,
mushola ini mendapat pasokan listrik kabel bawah laut yang sudah terpasang di
pilau-pulau sekitar sejak tahun 2010. Insyaallah lain waktu jika aku berkunjung
lagi ke pulau ini, aku ber-nazar akan
shalat di mushola itu. Aku penasaran karena walau terlihat mungil tetapi rumah iiabadh ini telah menjadi ikon penduduk sekitar yang taat dan religius, dan menunjukan bahwa Tuhan itu ada dimana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar