Pagi
itu ketika kami tiba untuk tugas di KPw Provinsi Sulawesi Utara (KPw Manado),
kebetulan sekali ada acara “morning meeting”, yang diikuti oleh seluruh
personil KPw. Acara rutin yang diadakan 3 kali seminggu, setiap Senin, Selasa,
Kamis. Meng-agenda-kan silaturahmi seluruh personil KPw Manado yang terdiri dari
Pegawai Organik dan Pegawai
Outsourcing, doa bersama serta pemberian motivasi oleh personil yang ditunjuk.
Siangnya
ketika matahari tepat diatas kepala, bertanda waktu istirahat tiba. Kami menuju
restoran ikan bakar Ocean 27 di Malalayang untuk lunch. Menu yang tersedia hampir semuanya ikan bakar, khususnya
ikan bobara, baronang dan kakap, mulai dari kepala sampai ke ekornya.
Cara
membakar ikan yang unik, disini bara api dibuat dulu dari batok kelapa. Setelah
dibakar dan menjadi bara lalu diletakan diatas meja yang terbuat dari beton,
kemudian ikan yang siap dibakar diletakan diatasnya.
Udara
panas menyelimuti dapur sekitar pembakaran, hampir 3 meter hawa yang
dikeluarkan dari bara api menyengat kulit. Bagi petugas dapur yang sudah biasa
melakukan pembakaran, itu sebuah hal yang biasa, tapi bagi kita yang belum
pernah masuk ketempat itu serasa masuk kedalam tungku.
Tak
berapa lama, hidangan tersedia. Kepala ikan bakar, daun singkong cah bunga
pepaya, gedi atau buntil bunga pepaya dan dabu-dabu serta sambal kecap.
Buat
aku ini kuliner baru, di Padang Sumatera Barat, ada juga kuliner kepala ikan tapi dimasak
gulai. Baru ini aku melihat kepala ikan di bakar. Walau dibakar semua daging
ikan terasa matang, pancaran hawa panas dari bara api memasuki ke semua rongga
yang ada.
Makan
serasa lebih nikmat alami karena letak rumah makan ditepi laut,
sehingga deburan ombak dan suara angin saling beradu, menghasilkan suara alam
yang indah. Puji syukur kehadiratMu ya Allah, atas berkat dan rahmatMu aku
dapat menikmati kuliner yang sungguh luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar