Mendung yang menyelimuti Jakarta hari Senin pagi, memberikan rasa
dingin yang menggigit kedalam tulang. Ditambah rintik gerimis yang turun
membuat orang-orang yang bekerja datang lebih lebih cepat masuk kantor. Tapi
suasana dingin dan gerimis diluar tak kurasakan pagi itu, karena ada sesuatu
yang membuat suasana hangat yaitu “sambel tumpang”.
Seorang teman membawa menu yang baru pertama
kukenal ini, cukup aneh namanya kok sambel tumpang. Disebut sambel tumpang
karena baiasanya sambel ini ditaruh diatas, ditumpangkan sayuran pecel, atau
makanan apa saja yang ada dibawahnya.
Seorang orang teman ada yang nggak doyan
sambel tumpang, dia asli Solo, karena
sudah tau bahan utama dari menu ini adalah tempe busuk, jadi tentu saja bau
masakannya memang rada asing jika tercium. Tapi justru disitulah keunikan
masakan ini. Tempe busuk atau tempe lawas,
atau tempe kawak adalah merupakan
bumbu penyedap bagi menu orang jawa.
Aku teringat nenekku dulu pernah menyuruhku
beli tempe busuk diwarung. Setelah
kembali dari warung kukatakan bahwa diwarung nggak jualan tempe busuk karena
ini Jakarta bukan di daerah jawa. Kata yang punya warung tempe busuk itu hanya
ada diwarung-warung didaerah jawa tengah atau jawa timur. Hmmm nenekku baru
sadar, oh ya…. ini Jakarta bukan di Madiun katanya.
Didaerah Solo atau Kediri temanku bilang,
sambel tumpang ini merupakan makanan sehari-hari sebagai sambelnya pecel. Karena di Jakarta nggak ada yang buat atau
jual tempe busuk, maka temenku untuk mendapatkannya membusukan sendiri
tempenya. Waktu yang dibutuhkan lumayan yaitu sekitar 4 hari, agar tempe
membusuk secara sempurna. Tempe dibungkus daun pisang kemudian disimpan sampai
busuk.
Menurut informasinya bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat sambel tumpang : tempe busuk,
bawang putih, bawang merah, cabe merah dan cabe rawit sesuai selera, kencur, 3
lebar daun jeruk purut, lengkuas, garam dan santan. Semua bahan bahan
direbus bersama-sama kecuari jeruk purut
, setelah airnya surut lantas diuleg hingga halus, masukan santan, peresan
jeruk purut, ditambah gula dan garam. Masak hingga matang, lalu guyurkan sambel
tumpang diatas makanan yang akan kita makan, seperti sayur pecel, tahu goreng,
kerupuk atau makanan apapun sesuai selera. Jika ingin tambah protein bisa juga
ditumpangkan keatas telur rebus, lele goreng atau ayam goreng. Pokoknya semua
masakan yang diberi sambal tumpang, pasti maknyosss
dan nyamleng rasanya. Namun aku lebih
suka jika sambel tumpang hanya dicampur
nasi hangat dan makannya pakai kerupuk.
Kekayaan kuliner nusantara menggambarkan
identitas lokal yang mewakili lingkungan, kebiasaan, simbol, peraturan serta
pola konsumsi. So nggak heran jika dibanyak daerah mempunyai variasi kuliner
yang berbeda, yang menunjukan bahwa Indonesia memiliki keberagaman latar belakang
sosial, ekonomi, golongan dan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar