Ada banyak hal yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Hal
baik ataupun hal yang kurang baik. Banyak orang yang sering mengeluh dengan
permasalahan-permasalahan individu. Kadang juga mengatakan, “apakah aku ini
kurang beruntung.”
Ya, kadang-kadang memang ada permasalahan beruntung dan tidak
beruntung. Salah satunya adalah kita punya ibu yang berkarir atau yang tidak
berkarir alias (IRT).
Lalu hubungannya apa antara beruntung dan berkarir. Ya, kalo
kita punya ibu yang berkarir otomatis penghasilan ekonomi di rumah akan
bertambah. Membantu penghasilan bapak. Membawa keuntungan bagi anak, misalnya
mau ini dan itu nggak begitu pusing dengan masalah ekonomi. Tapi benarkah itu
untung? Ternyata nggak juga.
Aku pribadi dilahirkan dalam
keluarga yang sederhana. Bapakku guru dan ibuku IRT. Karena dari kecil sampe
besar seperti sekarang ini aku sudah puas dengan kasih sayang dan perhatian
yang diberikan. Ketika pagi, ibu sudah menyiapkan sarapan, begitupun siang dan
malam. Mengapa bisa seperti itu? Karena ibuku IRT. Simple.
Ketika aku mau minta buatkan kue ini dan itu, insyaallah, ibu
bisa memenuhi keinginanku. Pernah sesekali keluar sedikit kata dari mulut ibu,
“Man. enak kan kalo orang tua bisa masak dan buat kue?”
Nah, dari situ aku sedikit berfikir, “iya sih, memang enak. Kalo
orangtuanya gak bisa masak, apalagi buat-buat kue kayak gitu gak bisa atau
karena gak sempat, pasti gak seberuntung aku”.
Dan ternyata memang begitu adanya. Aku punya seorang teman.
Bapaknya kerja dan ibunya juga kerja. Hidupnya bisa dikatakan tercukupi. Ya,
uang sakunya lebih banyak, mau beli ini dan itu bisa tinggal minta.
Tapi ternyata dia tidak puas juga, ada sesuatu yang itu masih
kurang baginya dan dia iri kepadaku. Ternyata sesuatu itu adalah, jarang ada
makanan di rumahnya. Seperti sop, kuah sayur, ikan panggang, mihun, bolu, black
forest. Dia pernah mengatakan sendiri pas kebetulan lagi main kerumahku dan
kebetulan kuajak makan, “dirumahku mana ada yang kayak begini-beginian Man,
paling kalo aku mau makan masak mie sama telor dan kecap. Hehehe.”
Dia lebih sering beli makanan di
luar. Setelah aku telusuri. ternyata
ibunya bisa masak. Cuman karena sibuk dengan bekerja, jadi ibunya nggak sempat
masak sarapan dan siang. Kalaupun pulang kerja yang ada hanya rasa lelah. Aku
juga melihat keadaan dirumahnya, kebetulan dia nggak punya pembantu. Ternyata
dirumahnya bukan lagi kapal pecah, tapi sudah seperti kembang api pas malam
tahun baru.
Bila seorang ibu berkarir, sangat besar dampak rumah tangganya. Tugas
kewajiban seorang ibu mengurusi rumah tangga, jadi terlalaikan. Yah, bisa
dikatakan anak yang memiliki ibu yang berkarir kasihan. Karena nggak terlalu
terurusi. Kurangnya perhatian yang memang itu adalah satu kebutuhan seorang
anak yang harus di penuhi. Itu baru masalah makanan. Bagaimana bila anaknya
sedang sakit?. Karena ada beberapa yang seperti itu, ibunya tetap bekerja,
sedangkan anaknya yang sakit di rumah hanya bersama kakaknya saja.
Ternyata materi memang bukan sumber kebahagiaan. Manusia memang
butuh materi, namun materi jangan sampai menutupi mata kita dari kewajiban yang
sebenarnya. Inilah pesan moral untuk diriku. Hidup itu harus di syukuri dan
pandai-pandailah mencari seorang istri (Fathur Rahman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar