Minggu, 22 November 2015

Pengamanan Operasional Pengelolaan Rupiah

Memiliki kondisi uang yang kurang baik rasanya nggak nyaman, apalagi uang yang didapatkan itu sudah dalam keadaan lusuh, robek, cacat, lecek, kumal,rusak (uang tidak layak edar-UTLE), baik dari kembalian belanja maupun dari ATM. Semua ketidaknyamanan tersebut saat ini sudah hampir tidak dirasakan oleh masyarakat, sebab Bank Indonesia (BI) saat ini dengan program clean money policy-nya   telah berupaya agar uang yang beredar dalam kondisi segar (fresh). Seseuai dengan misi BI yaitu : memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar.



Layanan ‘first class’ dalam clean money policy merupakan cerminan BI sebagai lembaga strategis di Republik Indonesia, yang berwenang dalam pengelolaaan uang Rupiah dan sebagai penjaga dan pelaksana amanat Undang-undang No 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. BI harus menjalankan amanat undang-undang tersebut dengan akuntabilitas dan transparansi yang jelas. Yang ditindaklanjuti pelaksanaannya dilapangan dengan PBI no 17/3/PBI tahun 2015, tentang Penggunaan Uang Rupiah di NKRI. Sehingga visi BI dalam mewujudkan satuan kerja yang handal dalam menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya dan diterima oleh masyarakat.

Bicara mengenai pengawasannya,… pengelolaan uang Rupiah diawasi oleh multi stakeholders. Mulai dari internal BI sendiri baik oleh Departemen Pengeloaan uang (DPU) sebagai Satker pelaksana dan Departemen Audit Intern (DAI) sebagai penjaga gawang. Selain itu ada juga pengawas dari eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang memastikan UU Mata Uang secara govern dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Yang menjadi objek audit oleh BPK, tentunya selain kinerja adalah kepatuhan dalam menjalankan prosedur pengelolaan uang Rupiah, pastinya Bank Indonesia harus bersih dari fraud.    Saat ini pengawasan langsung bisnis proses pengelolaan uang Rupiah dilakukan oleh Satker DPU/Unit kas melalui Kasir Pengawas yang terlibat saat kegiatan pengelolaan uang, Satker DLP yang mendukung operasional pengamanan lalu secara periodik dilakukan audit oleh DAI.



Bahkan seluruh proses kerja pengelolaan uang khususnya di area kas dimonitor dengan Closed Circuit Television (CCTV) di  ruang control yang disediakan oleh Satker Departemen Logistik dan pengamanan (DLP). Selain itu BI juga sangat memprioritaskan dukungannya terhadap tugas DAI dan BPK dengan tersedianyanya hasil rekaman kegiatan area perkasan (Loket Pelayanan Penukaran, Loket Setoran, Ruang Penggeledahan, Ruang MRUK, Ruang MSUK, Ruang Kasirdry dll) sebagai obyek audit.

Apakah semua instrument ini menjamin pelaksanaan pengelolaan uang Rupiah  oleh BI sudah bersih tanpa adanya fraud???... Ternyata….. masih ada juga temuannya, wah gawat dong..!, bisa-bisa Bank Indonesia diragukan bahkan tidak dipercaya lagi sebagai penjaga dan pelaksana amanat UU Mata Uang, bahkan bisa diamputasi kewenangan terkait hal ini.

Ini bukan masalah sepele,…. Perlu solusi cerdas dan keterlibatan pihak terkait. Setelah melalui pengamatan, kajian dan studi terhadap praktek terbaik yang ada, BI merespon permasalahan ini melalui pemanfaatan teknologi CCTV yang dimilikinya dengan melakukan integrasi, sebagai upaya antisipasi dan persiapan dalam menghadapi dinamika dan tantangan di bidang pengelolaan uang. 



Integrasi CCTV jadi solusi, sebab memudahkan melakukan pemantauan dalam mengamankan seluruh kegiatan operasionalnya khususnya dalam pengelolaan uang Rupiah dari Sabang sampai Merauke.  Karena semua mata Satker terkait, dapat sama-sama mengawasi jalannya proses tersebut, sehingga makin banyak ‘penjaga gawang’ yang terlibat mengawal amanat UU Mata Uang ini.  

Perlu diketahui, bahwa solusi Integrasi CCTV harus bisa menjawab tantangan dan permasalahan dalam implementasi yang tidak kalah beratnya….. yaitu keamanan jaringan yang digunakan dari kenakalan para hackers yang ‘kepo’ dengan informasi milik Bank Indonesia… jadi IT security harus siap membentengi serangan para hacker.  Selain itu, konsistensi Satker terkait sebagai pengawas juga harus terjaga supaya fraud senantiasa bisa dihalau.

Tidak kalah penting dukungan SDM yang mengelola kegiatan perkasan dan CCTV di Bank Indonesia harus kompeten, jangan ‘kupdate’ (kurang update) dengan perkembangan teknologi dan proses bisnis bank Indonesia agar mengerti apa yang menjadi obyek pengawasan.  Selain itu juga perluasan jangkauan layanan kas menghadapi less cash society, penguatan harus dilakukan terutama tata kelola organisasi, infrastruktur dan manajemen informasi.

Manfaat integrasi CCTV dapat dirasakan oleh stakeholders internal, yang memungkinkan pemantauan dilakukan oleh Satuan Kerja melalui Personal Computer dan mobile device (gadget) yang sebelumnya didaftarkan terlebih dahulu. So… anytime, anywhere, bisa mengakses dan memantau kondisi. Termasuk pemantauan terhadap layanan kepada perbankan (setoran dan penarikan), penukaran, kas keliling, kas titipan serta pendistribusian uang ke wilayah Indonesia, kegiatan pengelolaan uang intern, pengelolaan khazanah, pengelolaan peralatan kas, pengelolaan hasil cetak tidak sempurna serta tata tertib di area kas dan area tertentu di Bank Indonesia.

Sehingga Satker terkait dan Pimpinan Bank Indonesia di Kantor Pusat maupun kantor perwakilan bisa memitigasi secara dini, yang pada akhirnya fraud dapat dihalau. Solusi tersebut, akan meningkatkan kepercayaan terhadap BI dalam mengelola Rupiah. Pengetahuan dan upaya Pengamanan yang semakin meningkat, pada gilirannya diharapkan mempu meningkatkan Trust & Integrity, Profesionalism, Excellent, Public Interest, Coordination & Team Work.



Di seluruh Kantor Bank Indonesia saat ini, mulai stakeholder memasuki pintu gerbang hingga kedalam gedung maupun ruang kerja tertentu termasuk area kas, dipantau oleh CCTV. Seolah-olah semua gerakan yang kita lakukan di BI menjadi seperti alur cerita sebuah film, tanpa sutradara, tanpa artis namun jalan ceritanya runtut dari masuk BI hingga keluar lagi.  Ini membuktikan, bahwa BI sebagai lembaga enabler yang menggunakan “state of the art technology melalui CCTV terintegrasi, kedepan makin dipercaya kelola Rupiah menuju bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional”.


Mencintai rupiah bukan hanya menyikapinya dengan bijak, namun cerdas mengelola proses pengamanannya sebagai wujud upaya kita untuk mengelola masa depan menjadi sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar