Jumat, 25 April 2014

Inspiring Women

Pada hari Kamis tanggal 24 April 2014 di Ruang Sebaguna Menara Syafruddin Prawiranegara Kantor Pusat, Departemen Sumber Daya Manusia(DSDM), bekerja sama dengan Departemen Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) serta IPEBI, dalam rangka memperingati hari Kartini tahun 2014 menyelenggarakan seminar inspiring women yang bertema “Perempuan Indonesia Inspirasi dan Kekuatan untuk perubahan”.

Acara dihadiri oleh Istri Gubernur Bank Indonesia (Ibu Berlianti Agus Martowardojo) serta Istri Dewan Gubernur lainnya, Undangan, dan Karyawati Bank Indonesia. Sebagai moderator Asri Pramawati (Mbak Welas), narasumber dalam seminar ini adalah Dra Y Anni Aryani MProf Acc Phd AK (Ibu Anni), yang menjabat sebagai Lektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Serta Sri Rosyati (Ibu Rosy) dan Sri Irianingsih (Ibu Rian) adalah ibu kembar yang melakoni perjalanan hidupnya dikolong jembatan di daerah Jakarta Utara dengan membangun Sekolah Darurat Kartini bagi kaum yang tak mampu secara gratis. Mulai dari tingkat TK sampai dengan Akademi.

Dalam sambutan pembukaannya Direktur DSDM (Ibu Damayanti Johan) menyampaikan bahwa wanita sebagai penggerak perubahan bukan hanya sekedar jargon tanpa makna. Wanita tidak hanya menempati peran sebagai ibu rumah tangga, tetapi telah berperan sebagai pendukung hingga penentu kebijakan dengan menempati berbagai posisi strategis diberbagai bidang pekerjaan. Banyak perempuan Indonesia telah menunjukan kekuatannya untuk menggerakan perubahan dengan menorehkan prestasi, sehingga sangat menginspirasi kita dengan ketangguhan tekad, passion dan kecerdasannya.

Ibu Anni yang kondisi fisiknya tidak sempurna (disable) sejak balita berumur 2,5 tahun karena polio, menyampaikan bahwa seorang dengan keterbatasan kondisi fisik yang kurang, dianggap membelenggu dan membatasi pencapaian atau cita-citanya. Oleh karena itu sejak kecil dia sangat bertekat untuk melakukan apapun yang bisa orang lain lakukan. Sejak kecil sampai sekarang Ibu Anni tak pernah merasa minder walaupun difabel.

Dia sekolah SD hanya 3 tahun lulus, lalu SMP dan SMA yang selalu menjadi peringkat pertama disetiap kelas, kemudian melanjutkan hingga S1. Karena ayahnya yang seorang dosen mengajar di Quennsland Australia, dia melanjutkan S2-nya ditempat yang sama dengan mengambil Program Master of Professional Accounting (MProf Acc) pada University of Quennsland dan meraih gelar PhD dari School of Accounting Victoria University Australia.

Sedangkan Ibu Rosy dan Ibu Rian, Ibu Kembar ini karena melihat anak-anak tetangga yang tak mampu, yang  tinggal disekitar rumahnya. Kemudian berinisiatif mendirikan tenda biru sebagai sekolah bagi mereka secara gratis. Awalnya oleh Pemda DKI dilarang karena menggunakan areal sekita kolong jembatan disekita Ancol, setelah beberapa kali pindah karena digusur Satpol PP, dengan tekad baja  akhirnya mendapat bantuan dari Pemda dan mendapat ijin untuk mendirikan sekolah.

Sosok-sosok inspiring women tersebut mengingatkan kita pada R. Ajeng Kartini, yang pada jamannya adalah pelopor agar perempuan memperoleh perlakuam dan hak-hak yang sama khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam perjuangan menuntut persamaan hak antara pria dan wanita, Kartini nggak pernah mempertentangkan wanita dan kaum laki-laki. Dalam satu suratnya, ia mengatakan bahwa bagi kaum wanita yang menyukai kemajuan, bukanlah orang laki-laki yang dilawannya melainkan pendapat kolot yang turun temurun.

Bertolak dari gagasan Kartini, seorang wanita tak sekedar dirumah melakukan pekerjaan dapur, namun seorang wanita dapat mengeyam pendidikan yang tinggi dan bekerja pada bidang apapun yang ia mau. Mereka dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional. Wanita Indonesia termasuk yang sudah berkeluarga, dalam kedudukannya sebagai sumber daya manusia, diusahakan agar mendapat kesempatan untuk mewujudkan potensi-potensinya secara optimal. Alhamdulilah kini wanita dapat meraih cita-citanya setinggi apapun yang mereka impikan tanpa menomorduakan perannya untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagioa termasuk pengembangan generasi muda dalam rangka pemngunan manusia sutuhnya.



Rabu, 23 April 2014

Confident Building

Untuk melakukan sesuatu, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun hobi, semua orang pasti membutuhkan kepercayaan diri, karena kepercayaan diri dan merasa baik dapat menjadikan yang kita kerjakan berhasil baik. Jika kita kurang percaya diri maka hasilnya pun akan mengecewakan. Oleh karena itu kita harus fokus dan berpikir positif sehingga yang direncanakan akan sesuai dengan realisasinya.


 Untuk meyakinkan diri, kita harus bisa memperbaiki sikap mental profesional, kepribadian, karakter, dan mengetahui kepribadian serta karakter dari rekan kerja maupun atasan. Kita harus memiliki semangat untuk maju, mempunyai sikap positif dengan senantiasa tampil riang, ceria, easy going. Sikap yang senantiasa aktif dan bertanggungjawab dalam melakukan suatu aktivitas, sikap yang bisa menempatkan diri pada siatuasi dan posisi orang lain, sikap yang selaras antara kata dan perbuatan(integritas), serta semangat untuk tidak mudah menyerah dalam situasi apapun.

Sealain kepribadian dan karakter, agar segala sesuatu yang kita lakukan sesuai dengan harapan, maka kita harus mengenal, tipologi dari rekan kerja, atasan dan anggota keluarga. Karena dari tipologi inilah kita dapat menyesuaikan dan kemudian menambah kepercayaan diri. Tipologi manusia dibagi menjadi 4 yaitu : Kuasa, Gaul,  harmoni, Pemikir.


Kuasa adalah orang yang hanya berorientasi pada hasil, selalu bersaing, terus terang, pengambil resiko, bekerja bagus dibawah tekanan, peduli waktu. Namun orang ini nggak sabar dengan proses, mengorbankan mutu demi kecepatan, amat individualis, dapat bersikap kasar dan cenderung otokratis.


Gaul adalah orang antusiastik, suka pada variasi, selalu mencoba untuk menciptakan suasana yang ramah tamah, pandai mempengaruhi, pandai bicara, spontan, suka hal yang menyenangkan, fleksibel, dan optimis. Namun orang ini kurang disiplin, impulsif, cepat merasa bosan, pekerjaannya sering nggak tuntas, suka lupa dengan komitmen.


Harmoni adalah orang yang berusaha keras untuk kerjasama, berusaha melibatkan semua orang, juru damai, baik , peduli, mendukung dan mendorong, ramah tamah, bijaksana. Orang ini mmpunyai keinginan untuk menyenangkan semua orang, sulit dalam membuat keputusan, sulit menghadapai konfrontasi dengan perasaan, mudah sakit hati, dan sering menjadi orang yang pasif.


Pemikir adalah orang yang selalu akurat, mencari bukti dan validasi, merencanakan proyek atau pekerjaan selangkah demi selangkah, fokus pada fakta, peduli pada mutu, dan selalu menetapkan standar yang tinggi baik pada diri sendiri maupun orang lain. Orang ini cenderung kearah pesimisme, dapat bersikap kritis dan menghakimi, kaku, bersikap kurang ramah dan menderita kelumpuhan karena analisis.

Dari beberapa tipologi tersebut, kita bisa melihat siapa dan dimana diri kita, dan dengan siapa kita bisa berkoneksi tanpa kendala. Setiap tipe adalah khas dan pribadi, setiap orang adalah unik oleh karena itu dapat kita gunakan untuk memahami diri, dan meningkatkan hubungan.


Kita harus membangun kepercayaan diri dengan bersyukur pada apa yang kita miliki, bangga pada diri sendiri, meningkatkan kemampuan, menguasai bidang pekerjaan, kurangi kelemahan dan kebiasaan buruk, bangun semangat setiap hari, belajar dari orang-orang yang sukses. Dengan percaya diri kita selalu optimis, berani dan mempunyai hubungan sosial yang semakin baik.


Guna membangun karakter dan kepribadian Pegawai yang mumpuni tersebut, Departemen Sumber Daya Manusia (HCDG) melalui Divisi Pelaksanaan Pengembangan SDM, meyelenggarakan Pelatihan Confident Building and Intelligent Networking pada tanggal 21 dan 22 April 2014 di Learning Centre Bank Indonesia, Jakarta. Pelatihan diikuti oleh Pegawai dari Kantor Pusat maupun kantor perwakilan.






Senin, 21 April 2014

Life Is Your Choice

Hari ini, 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Bagi kaum wanita hari ini dapat menjadi momentum untuk kembali meneguhkan jati diri sebagai wanita sejati. Tak dimungkiri bahwa eksistensi wanita pada masa penjajahan nyaris tak berdaya. Kesehariannya hanya berkutat di dapur, sumur dan kasur. Kini realitas menunjukkan kebalikannya. Banyak sudah wanita yang menikmati keberadaannya sebagai makhluk yang memiliki kebebasan, harkat dan martabat seperti halnya kaum lelaki. Boleh jadi itu salah satu bentuk keberhasilan dari perjuangan Kartini masa silam.

Bagaimana dengan masa sekarang ?. Tentu karena dunianya sudah berbeda dan emansipasi wanita telah sama dengan kaum pria, sebagai simbol hasil perjuangan Kartini, maka keinginan kaum hawa harus equal dengan kaum adam.


 Namun demikian sebagai kodrat wanita, seorang ibu mempunyai anak. Anak, seperti hal-nya orang dewasa, anak juga punya beragam alasan ketika memilih untuk punya Ibu yang bagaimana. Setiap anak tentunya mengharapkan untuk selalu dekat dengan Ibunya, karena Ibu adalah orang pertama yang bersentuhan dengannya secara lahir dan bathin.  Idealnya, seorang Ibu adalah sosok terdekat yang selalu ada di samping anak ketika anak membutuhkannya, dalam suasana suka maupun duka. Seiring dengan bertambahnya usia sang anak, tentu saja dibutuhkan kualitas yang lebih mendalam antara Ibu dan anak.

Dulu, ketika sang buah hati hadir ke dunia melalui rahimnya, banyak sekali Ibu yang lalu memutuskan untuk rela meninggalkan segala aktivitasnya di luar rumah, demi bisa mendampingi si kecil, dan menikmati segala proses perkembangannya baik secara fisik dan mental. Dengan segala keterbatasannya, seorang ibu akan bersungguh-sungguh untuk selalu memberikan yang terbaik buat anaknya. Misalnya agar Ibu bisa memandikan dan menyuapi anak, menyiapkan segala keperluan anak, bahkan juga mengantar-jemput sendiri anaknya ke sekolah. Jika semua dilakukan dengan senang hati dan penuh keikhlasan, tentunya tidak ada masalah.

Bagi ibu yang berbisnis atau bekerja diluar rumah, lain lagi masalahnya, Ibu harus sekuat tenaga membagi diri, hati, pikiran antara aktivitas di luar rumah dan membayangkan dirinya bercengkrama dengan anak-anak di rumah. Kegiatan rutin di kantor senin sampai jumat jam 8 pagi sampai jam 5 sore tentunya sangat menyita energy, belum lagi jika pekerjaannya dilakukan dengan tingkat stress yang tinggi, beban target dari atasan, ditambah keadaan kantor yang tidak kondusif, juga gaji yang tidak sesuai dengan impian. Whuaaaa bekerja di luar tapi koq rasanya ngenes bangettt?? Ketika sampai di rumah, sudah dihadang dengan berbagai macam persoalan, anak-anak yang berantem, PR anak yang terbengkalai, sementara sang pembantu di rumah nggak sesuai dengan sosok pembantu rumah tangga ideal seperti yang sering kita lihat di sinetron tv, komplittt plit plittt.

Akibatnya, anak-lah tentu yang menjadi sasaran empuk. Ketika suatu kali anak minta dimanja atau membuat sedikit kesalahan, si Ibu wanita karir bisa saja berkata  “Tolong lah Nak jangan rewel, ngerti ibu nggak sih, ibu ni lagi banyak pekerjaan di kantor…!!!??#$%^!!!!”.  Kalau anak boleh menjawab, maka dia akan menjawab “Hhaaaa masalah di kantor?? kerjaan yang deadline?? peduli amat sama aku, nggak ada hubungannya lah…..!”

Sang ibu rumahtangga seringkali mungkin bermimpi ingin menjadi ibu wanita karir, begitupun sebaliknya, Si Wanita Karir seringkali mengkhayal betapa nikmatnya bercengkrama dengan anak-anak di rumah.  Seseorang seringkali mengira akan merasa nyaman di posisi orang lain. Kalau ibarat pepatah “Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau”. Kita sering terpana melihat hijaunya rumput tetangga, dibandingkan menghijaukan rumput sendiri.

Oleh karena itu, ayolah para Ibu, Bunda, Mami, Mama, Umi, Emak, Simbok, atau apapun sebutannya, mari kita indahkan dunia kita sendiri.  Anak-anak tak peduli dengan status Ibunya sebagai Ibu rumah tangga atau wanita bekerja, yang penting Ibu tetap sediakan waktu buat anak, tak peduli sebentar, tapi harus mendalam dan mesra, itulah yang disebut quality-time buat anak. Apalah artinya anak ada di hadapan mata seharian penuh tetapi tangan Ibu selalu memegang sapu atau setrika, atau yang lebih parah lagi selalu pegang HP atau BB-an always setiap waktu, huhuhuhuhuhu….

Hidup adalah pilihan kan Bunda, setiap pilihan tentu ada resikonya. Nggak perlu setiap orang tau alasan apa di balik setiap keputusan yang kita ambil. Timbang-timbanglah keuntungan dan kerugian yang akan timbul. Tetaplah komit dengan segala pilihan, ini langkah kita, this is your life, sediakan kedua telinga ini untuk lebih banyak mendengarkan isi hati anak, bukan senantiasa sediakan kedua telinga untuk sibuk memikirkan tanggapan orang lain. Oranglain hanya jadi penonton, begitupun dengan diri kita, yang seringkali sangat menikmati menonton kehidupan orang lain, sibuk mengira-ngira kenapa orang lain mengambil keputusan menjadi Ibu Rumah Tangga Sejati atau Wanita Bekerja.

Sehingga sampai lupa meng-arrange langkah terbaik apa yang sebaiknya saya ambil setelah menentukan sebuah pilihan. Yuuuukk ahh…. jadi Ibu terbaik bagi setiap anak-anak kita, tampillah seoptimal mungkin sebagai pahlawannya, buatlah tak ada ruang kemungkinan terbuka bagi si anak untuk bermimpi ingin memiliki Ibu seperti Ibu temannya. Jika Bunda bisa memilih kalimat-kalimat indah yang tepat dalam mengungkapkan alasan di balik pilihan Bunda, maka si anak akan selalu merasa bahwa inilah Bunda idamannya, Ibu kebanggannya.  Yakinkan padanya bahwa pilihan apapun yang Bunda ambil, semua demi alasan dan kehidupan yang terbaik bagi sang buah hati.

Kebahagaiaan anak, adalah kebahagiaan sang bunda, cintanya tak pernah pupus, kasih sayangnya tak pernah lekang, perjuangannya tak pernah lelah, do’anya tak pernah henti dipanjatkan demi kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya. “Bunda sayang kamu Nak”, dengungkan selalu kalimat terindah ini buatnya. Selamat hari Kartini, semoga bunda sehat dan sukses selalu.(Bunda Shinta)


Selasa, 15 April 2014

The Best

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.


Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang”.


Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita memohon kekuatan, dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan, dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana. Kita memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.

Kita memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi bencana dan bahaya untuk diatasi. Kita memohon cinta, dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Kita memohon kemurahan dan kebaikan hati, dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing kita. Kadang Ia tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Kebanyakan kita tidak mengerti atau mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana-Nya, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita. Tetaplah berjuang, berusaha, dan tawakal. Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.(M.Aswan Ramadhoni)


Tekor Tak Selamanya Rugi

Biadab! Maaf jika saya mengawali tulisan ini dengan umpatan. Tapi, susah sekali menahan kalimat makian supaya tidak meluncur keluar jika membaca kepedihan ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI). Mereka, yang memberi segepok devisa pada negara ini, ternyata diperlakukan sangat semena-mena. Manfaatnya dinikmati banyak pihak, sementara nasibnya ditelantarkan.

Mereka dibiarkan mengarungi kehidupan yang sarat ancaman dan ketidakpastian. Sejak proses recruitment sampai placement pun sudah sarat praktek pemerasan dan juga penipuan dibanyak tempat. Di negeri orang, jangankan diperhatikan, orang keberadaannya saja tidak diketahui oleh perwakilan RI. Nasib tragis mereka baru terungkap saat ditulis media. Tak dibayar penuh, pemerasan dan pemalakan, dipekerjakan tak sesuai perjanjian, diperkosa atau seperti yang terjadi baru-baru ini, terancam hukuman mati.

Apa sumber penghasil devisa bagi negara ini layak diperlakukan seperti itu? Kenapa pemerintah tak mengeluarkan lebih banyak biaya untuk melindungi warga negaranya sendiri? Apa susahnya meningkatkan anggaran demi kesejahteraan rakyatnya sendiri?

Bangsa ini harusnya malu pada moralitas klub-klub sepak bola Eropa. Ingat bagaimana Inter Milan mendapatkan sebuah musibah saat bintang mereka kala itu, Luiz Nazario Da Silva atau lebih dikenal dengan nama Ronaldo mendapatkan cedera lutut parah yang membuatnya harus istirahat panjang selama dua musim? Apakah Inter menelantarkannya? Salah! Inter malah memberikan perawatan yang mewah pada bintang asal Brasil tersebut. Hasilnya, Ronaldo tampil gemilang di piala dunia 2002 meski akhirnya setelah itu dia memilih berkarier di Real Madrid.
Kebaikan hati klub sepak bola pun tak hanya milik Inter semata. Ada cerita lain Aaron Ramsey di Arsenal, Peter Cech di Chelsea, Stephan El Shaarawy di AC Milan, Jese Rodriguez di Real Madrid atau Neven Subotic di Borussia Dortmund. Setiap pemain yang tetap diberikan hak-haknya meski sedang terbelit masalah. Klub-klub tersebut tak pelit untuk mengeluarkan banyak uang demi kepentingan para pemainnya, meski dalam konteks bisnis berarti rugi miliaran juta dollar AS. Mereka semua sadar bahwa sepak bola tak melulu soal bisnis. Ada juga tanggung jawab moral untuk memperhatikan nasib para pemainnya dalam kondisi apa pun.
Jika sebuah klub sepak bola saja, yang notabene adalah institusi bisnis, mau rugi untuk merawat para pemainnya, kenapa sebuah negara, yang mempunyai kewajiban mengurusi seluruh warga negaranya, malah membiarkan rakyatnya terlantar di negeri orang dengan alasan keterbatasan dana??(Teguh Gumilang)


Jumat, 11 April 2014

BI-RMS 2

Arsip merupakan salah satu sumber informasi pelaksanaan manajemen Bank Indonesia, ketersediaan arsip yang efektif, efisien, lengkap dan berkualitas merupakan tuntutan yang tidak dapat diabaikan. Arsip-arsip yang telah tercipta maupun yang diterima dari lembaga lain agar tidak hilang maupun rusak informasinya maka perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Artinya perlu adanya sumber daya manusia di bidang kearsipan yang mampu melakukan pengelolaan arsip. Tanpa adanya sumber daya manusia di bidang kearsipan maka pengelolaan arsip tidak akan dapat berjalan dengan baik.


Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada tanggal 10 dan 11 April 2014, Departemen Sumber Daya Manusia (DSDM-HCDC) dan Departemen Logistik dan Pengamanan (DLP-Divisi Arsip) bekerjasama menyeelenggarakan In-House Training (IHT) atau pelatihan Manajemen Dokumen Bank Indonesia (MDBI) bagi Pegawai KPw gelombang kedua, di Gedung Thamrin BI-KP.


Acara diikuti oleh Pegawai utusan 20 KPw, dihadiri oleh Pejabat Divisi Arsip KP, Narasumber, dibuka  Kepala Divisi Perencanaan dan Evaluasi Pengembangan SDM dan Perbankan (Sonny Handoko).


Dalam pelatihan ini materi yang disampaikan lebih difokuskan pada sistem kearsipan yang diterapkan di BI yaitu Bank Indonesia Record Management System (BI-RMS). Sistem ini dikembangkan untuk memudahkan proses pengelolaan arsip, yang berbasis web dan terintegrasi (BI-Wide) untuk mendorong tercapainya pengelolaan dokumen yang selektif, efektif dan efisien.


Nantinya jika BI-RMS dudah diaplikasikan maka proses pengelolaan arsip akan menjadi lebih simpel. Antara lain proses entry data, pencarian, pemindahan, penyimpanan, peminjaman, pemantauan peminjaman, penyusutan dan pemusnahan serta laporan volume arsip.


Sistem ini juga terintegrasi dengan system terkait yang ada di Bank Indonesia seperti AMDP, EDMS, Knowledge Link, K-Share, Aplikasi Digitalisasi Dokumen Perbankan dan aplikasi pengelolaan dokumen lainnya. Sesuai dengan sitem satu pintu, penyimpanan berdasarkan klasifikasi masalah, penggunaan berdasarkan kalsifikasi pengamanan akses serta penyusutan berdasarkan jadwal retensi.


Diharapkan setelah pelatihan ini dilakukan Pegawai dapat  memahami hardware dan software BI-RMS, memahami dan mampu menyiapkan sarana prasarana pendukung dalam mengoperasikan BI-RMS. Mengacu pada ketentuan perundang-undangan dan ketentuan intern BI, mengikuti standar sistem arsip nasional dan melibatkan partisipasi satuan kerja dalam menetapkan kebijakan dan pengeloaan dokumen.


Dalam praktek pemberkasan Pegawaipun diharapkan mampu memahami tatacara pemberkasan berdasarkan MDBI, dan mampu melakukan entry dokumen, memahami fungsi dan tugas validasi, mampu mengelola arsip sesuai dengan BI-RMS serta mampu meyusun laporan pengelolaan arsip Bank Indonesia.







Kamis, 10 April 2014

Sok Tahu..!

Rezeki sering datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ya, memang benar. Karena yang namanya rezeki itu misteri. Rezeki bukan hanya berupa materi, tetapi segala hal yang kita dapatkan dan Allah karuniakan adalah rezeki.
Tidak seorang pun bisa menebak rezekinya masing-masing, atau bahkan tahu menahu soal takaran rezeki miliknya. Saat kita mempercayai peramal yang meramalkan akan rezeki kita, sama halnya kita bertanya pada orang bodoh. Bagaimana tidak, rezeki itu misteri. Hanya Allah yang mengetahuinya. Allah itu Maha Tahu, sedangkan manusia itu sok tahu.

Kalau memang peramal tersebut bisa meramalkan rezeki atau nasib orang lain, apakah dia bisa meramalkan nasibnya sendiri? Kalau bisa lalu kenapa mereka tidak kaya-kaya? Hehe
Banyak diantara kita yang mempersempit arti rezeki itu menjadi harta atau materi. Dan banyak pula orang yang berpendidikan tinggi, bergelar, dan bertahta tinggi tapi masih percaya pada tukang ramal untuk diramalkan nasibnya.
Entah itu untuk menjadi public figure, caleg, hingga profesi lainnya. Bagaimana mungkin, manusia yang notabenenya makhluk ciptaan Allah tahu menahu soal masa depannya. Logikanya begini, siapa yang menciptakan FB? Mark Zuckerberg kan? Yang paling tahu soal seluk beluk FB, pastilah penciptanya. Tidak mungkin orang lain. Lalu, apakah kita tidak percaya pada yang menciptakan kita? Sang pencipta akan selalu lebih tahu dan lebih memahami apa yang diciptakannya.
So, jangan pernah merasa sok tahu akan nasib dan rezeki seseorang. Karena bisa jadi saat kita merasa sok tahu seperti itu, secara tidak sadar kita telah mensejajarkan diri kita dengan Tuhan. Yuk, bersyukur.
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,”  AthThalaq: 2-3 (Fazar Firmansyah)


Mental Pemulung

Apa sih yang ada di benak kita ketika mendengar kata pemulung? Sepertinya gak jauh dari lusuh, dekil, kotor, kumel, dan miskin, atau mungkin ada juga yang memberi cap mereka “Maling Jemuran”. Gambaran demikian memang nggak salah, walaupun tidak selamanya benar. Namun dalam realita mereka memang tervisualisasikan demikian.


Gambaran yang kita miliki tersebut sesungguhnya didasari oleh mata fisik, atau bisa disebut mata keduniaan. Karena mata fisik atau mata keduniaan yang kita miliki hanya mampu melihat sampai pada tataran fisik. Ia bisa melihat apa yang tersurat, namun tidak bisa melihat apa yang tersirat. Untuk bisa melihat apa yang tersirat maka kita harus menggunakan mata non-fisik, aku menyebutnya MATA MENTAL. Mata yang mampu membantu kita melihat yang tersirat. Yang mampu melihat jauh lebih dalam menembus dunia fisik. Dengan MATA MAKNA kita akan mampu meraih makna, hikmah, dan pelajaran dari setiap hal yang kita alami.

Kembali lagi ke pemulung. Jika kita hanya menggunakan mata fisik maka kita cenderung memperoleh gambaran ataupun kesimpulan yang cenderung “negative”. Buktinya? Ya seperti tadi. Namun dengan menggunakan mata mental maka kita akan memperoleh gambaran yang positif terhadap pemulung. Lho kok bisa? Bisa dong, kita hanya harus melihat lebih jauh dan lebih dalam terhadap pemulung, mari kita buktikan!
.
Tahukah nggak sih seorang pemulung merupakan pribadi yang memimpin?. Pemimpin itu berasal dalam bahasa inggris berarti “lead” atau “to lead” (koreksi saya kalau salah, hehehe) yang berarti berada di depan, paling dahulu. Pemulung pantas disebut sebagai pribadi yang memimpin karena ia memiliki kebiasaan luar biasa, yakni berikhtiar menjemput rizki di pagi buta. Waktu di saat sebagian besar dari kita masih enak terlelap tidur. Untuk kebiasaan ini mereka pantas mendapatkan predikat etos kerja excellent.

Kerja excellent pemulung bekerja mengais sampah. Melalui proses ini mereka mampu memilah untuk kemudian memilih barang-barang yang berharga di antara gundukan sampah. Mereka mampu melihat dan membedakan antara sesuatu yang berharga/bermanfaat dengan yang tidak. Mereka adalah pribadi yang memiliki kesadaran penuh akan hal-hal yang bermakna bagi kehidupan mereka. Dan mereka tidak segan-segan dan ragu untuk mendapatkannya.

Apa sih yang terjadi ketika seorang pemulung nggak mendapatkan apa yang ia cari di satu tempat sampah? Menyerahkah? Jawabnya: tentu “tidak” !, kita akan mendapati mereka mencari tempat sampah yang lain, gundukan sampah yang lain. Hal ini menunjukkan mereka memiliki salah satu mental sukses, mental pantang menyerah. Yang memberi mereka kekuatan untuk mencari dan mencoba lagi di waktu yang akan datang (masa depan). Bukankah masih banyak dari kita yang begitu mudah menyerah dalam meraih sesuatu ketika kegagalan menghampiri kita?


Mulai sekarang yuk kita lihat segala sesuatunya dengan mata mental. Mata yang menjadikan kita termotivasi untuk Bermental “PEMULUNG”.(Asevy Sobari)

Cantik Itu Putih

Wanita adalah perhiasan dunia. Sebuah pertanda nyata akan keindahan dan kehadiran Tuhan. Seperti pertanda keindahan yang juga tampak pada warna-warni bunga, kecantikan kupu-kupu, keluasan lautan, kemegahan pegunungan, gemericik air terjun hingga hamparan emas padi yang menguning. Siapapun pasti mendamba keindahan dan kecantikan. Demikian pula kaum wanita.

Di negara tropis seperti indonesia banyak yang mengidentikkan cantik itu putih. Hingga banyak perusahaan kosmetik yang mengiming-imingi produk yang bisa memutihkan kulit, mulai kulit wajah, kulit tubuh bahkan hingga kulit ketiak. Semua itu adalah usaha untuk memfasilitasi, meski beberapa menjerumuskan kaum wanita untuk mempercantik dirinya.
Tahukah nggak sih kenapa warna putih diambil sebagai warna yang menggambarkan kecantikan? Karena putih adalah warna yang akan memantulkan dan memendarkan cahaya apapun yang menyinari dirinya. Tak seperti warna hitam yang menyerap cahaya untuk dirinya sendiri. Dari filosofi tersebut jelaslah bagi kita bahwa sebenarnya yang dimaksud cantik itu putih bukanlah melulu mengacu pada putih kulitnya. Namun jauh lebih dalam dan lebih esensial. Yang seharusnya putih adalah hatinya, perilaku kesehariaannya, inderawinya.
Karena hanya hati yang putih yang dapat memendarkan cinta ilahi. Karena hanya hati yang putih yang menghasilkan perilaku menyenangkan dan membahagiakan orang-orang disekitarnya. Karena hanya hati yang putih yang menjadikan diri wanita sebagai perhiasan dunia yang sebenarnya. Perhiasan yang mengindahkan dunia karena budi baiknya. Perhiasan yang mengindahkan dunia dengan perilakunya. Perhiasan yang mengindahkan dunia dengan cinta dan kelembutannya.

Jika ternyata yang dimaksud cantik itu putih bukan semata putih kulitnya, lantas salahkah para wanita yang berlomba memutihkan kulitnya? Mempercantik penampilan fisiknya? Tentu tidak salah jika wanita memahami hakikat dari ‘cantik itu putih’. Karena kecantikan fisik adalah juga media terpancarnya putihnya hati, yang pandai mensyukuri nikmat ilahi atas kecantikan yang dititipkan kepadanya untuk mengindahkan dunia.
Itulah mengapa dalam dunia pelayanan, kecantikan fisik berupa penampilan sangat diperhatikan. Karena ia adalah pintu pertama bagi orang lain, termasuk orang yang dilayaninya, untuk bisa melihat putih hatinya. Kini setelah mengetahui makna sebenarnya dari cantik itu putih, pastikan kita menjaga putihnya hati dan memancarkannya lewat perilaku keseharian yang menyenangkan; tutur kata yang sopan dan membahagiakan; serta wajah yang bersih terawat dan berseri karena senyuman.(Agni S. Mayangasari)



Jumat, 04 April 2014

BI-RMS

Departemen Sumber Daya Manusia (DSDM-HCDC) bekerjasama dengan Departemen Logistik dan Pengamanan (DLP-Divisi Arsip), pada tanggal 3 dan 4 April 20014 menyelenggarakan In House Training (IHT) atau pelatihan “Manajemen Dokumen Bank Indonesia” (MDI) tahap pertama di Gedung Thamrin BI-KP. Pelatihan mengikutsertakan 21 KPw, 20 KPw lainnya akan ikut serta pada IHT tahap 2 tanggal 10 dan 11 April 2014. Sedangkan IHT MDBI untuk Satker Kantor Pusat akan dilaksanakan pada tahap 3, tanggal 24 dan 25 April 2014.


Penyelenggaraan pelatihan MDBI kali ini agak berbeda dengan pelatihan sebelumnya, sebab dalam pelatihan ini lebih difokuskan pada implementasi Bank Indonesia Record Management System (BI-RMS). Yaitu sebuah sistem aplikasi pengarsipan berbasis web yang terintegrasi (BI-Wide) dan mampu mendorong tercapainya sasaran MDBI dalam mewujudkan pengelolaan dokumen yang selektif, efektif dan efisien guna mendukung perencanaan, pengambilan keputusan, pengukuran kinerja, pengawasan, pengendalian dan pertanggungjawaban(akuntabilitas) dalam pelaksanaan prinsip-prinsip good governance


 Tujuan pengembangan aplikasi BI-RMS adalah untuk memudahkan proses pengelolaan arsip, antara lain : pencarian arsip, penyusutan arsip, penyimpanan arsip, pemantauan peminjaman arsip, laporan volume arsip, memudahkan pembuatan deskripsi arsip statis, melakukan dengan sistem terkait yaitu AMDP, EDMS, Knowledge Link, K-Share, Aplikasi Digitalisasi Dokumen Perbankan, dan aplikasi pengelolaan dokumen lainnya.


Diharapkan dalam pelatihan ini peserta dapat memahami strategi dan kebijakan MDBI serta sistem pengawasannya,  memahami kegunaan arsip bagi organisasi, memahami tanggungjawab pengelolaan dokumen/arsip BI, memahami petunjuk pelasanaan IKU manjemen implementassi BI-RMS 2014.

Selain itu setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan juga mampu mengoperasikan sistem aplikasi BI-RMS di satuan kerja, mampu menjadi pengelola administrasi BI-RMS, mampu menangani masalah BI-RMS, memahami hardware dan software BI-RMS, mampu menyiapkan prasarana pendukung yang digunakan dalam BI-RMS.


 Dalam praktek BI-RMS, peserta juga nantinya mampu melakukan entry dokumen kedalam BI-RMS, mampu melakukan tatacara pemberkasan termasuk validasi, pelayanan peminjaman, tatacara pemindahan arsip ke Sentral Khazana Arsip (SKA),  tatacara pemusnahan serta mampu menjadi mediasi satker dengan pengelola administrasi BI-RMS di Kantor Pusat.


Dengan adanya sistem BI-RMS ini maka Bank Indonesia sudah memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan dokumennya. Hal ini berdampak pada pengelolaan arsip menjadi lebih mudah dan efisien, karena sudah terintegrasi keseluruh Satuan Kerja. Sehingga Satker juga dapat berpartisipasi aktif dalam penetapan kebijakan dan pengelolaan dokumen, serta menyusun laporan pengelolaan arsip.


 Kedepan pengawasan dan pembinaan MDBI yang dilakukan oleh Unit Kearsipan kantor Pusat akan menjadi lebih simpel, dilakukan paling tidak 2 tahun sekali. Dengan memberikan bantuan konsultasi dan bimbingan teknis pelaksanaan penertiban dokumen, serta penilaian tingkat ketertiban dokumen Satker.






Stempel Kehidupan

Kesuksesan seseorang nggak lepas dari jalan terjal yang pernah dialami dalam hidupnya. Dan setiap orang tentu punya cerita berbeda terhadap apa yang dialaminya.
Seorang sahabat yang kini sukses menjadi entrepreneur menceritakan kepadaku jatah susahnya dahulu sebelum sampai ke titik saat ini. “Dulu setiap menceritakan impian saya, rasa pesimis bahkan hinaan selalu saya terima. Dan itu hampir saya dapati setiap bertemu dengan orang yang saya kenal”.


 Beragam kata dan ungkapan bermunculan seperti, ngaca dulu kamu itu siapa, bondomu iku lho piro, dasar anake wong ra ndue ae macak pengen dadi bos (dasar anak orang tidak punya, bergaya mau jadi bos). “Kata-kata itu yang selalu jadi stempelku,” ujar pria yang tinggal di Lumajang Jawa Timur tersebut.

Selain cemoohan dia juga merasakan banyak teman-teman yang menjauh. “Saya dikucilkan mas,” tukasnya. Melihat situasi yang memang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan, dia terus memutar otak. “Saya ganti teman, dan orang-orang yang tersisa saat itu hanyalah yang satu visi dengan saya,” katanya.
Perlahan tapi pasti, prinsip tidak pernah lelah belajar terus memberikan efek positif dalam hidupnya. “Prinsip saya kalau mau bertahan ya harus rajin belajar,”. Belajar yang dia terapkan salah satunya adalah mengikuti seminar dengan beragam tema. Mulai dari publik speaking, marketing, financial dll. Menurutnya ada dua keuntungan yang didapat dengan mengikuti seminar, yaitu mendapat ilmu dan mendapat relasi.
“Saya percaya dengan teori yang saya baca, lima tahun ke depan adalah produk pikiran kita saat ini.”
Dan terbukti, bahkan tidak sampai lima tahun kemudian, kerja keras itu berbuah manis. Usahanya kini kian menggurita. Belasan karyawan dan omset 3,5 miliar perbulan dari beberapa toko elektronik, jabatan konsultan di sebuah radio swasta hingga menjadi pembicara di seminar pengembangan diri, sudah cukup membuktikan bahwa mimpinya di masa lalu bisa diraih dengan kerja keras dan pantang menyerah.
“Menariknya, sekarang orang-orang berbalik arah dan memberi support saya 100 persen,” katanya disaat saya menanyakan respon terhadap orang-orang yang dahulu sempat pesimis terhadapnya. Dan dengan rendah hati dia mengaku tidak merasa dendam karena sejak awal yakin mampu mewujudkan cita-citanya. “Kunci utamanya mas, doa dan dukungan dari ibu dan istri,” ujarnya mantab.
Stempel itu kini telah menjadi identitas berharga. Kelapangan hati dan pantang menyerah telah membuat seseorang yang kukenal beberapa tahun silam, sukses menjadi yang dia impikan. Teruslah berkarya mas dan semoga keberkahan serta ridho Allah selalu menaungi dirimu dan keluarga (Wisnu Priyono).


SMS

Nusantara ini memang kaya sekali ragam kuliner. Bahkan setiap jenis kuliner juga terdapat perbedaanya pada daerah yang berbeda. Misalnya saja sate, ada sate Madura, sate Tegal, sate Hadori(Bandung), sate PSK(Puncak-Bogor), sate Kelinci(Sarangan-Magetan). Tentu masih banyak jenis sate lainnya.

            
Didaerah Minangkabau satenya beda dengan daerah lainnya. Sate di Minangkabau memakai kuah yang lezat abis, disebut Sate Padang. Banyak pedagang sate Padang dimana-mana, tetapi aku rekomendasikan “Sate Mak Syukur” atau "SMS" di daerah Padang Panjang. Sate ini maknyos..nyos..nyos..nyos..

            
Jika aku singgah di Padang Panjang, selalu mencicipi ikon kulinernya Padang Panjang. Sate yang khas dengan kuah kuningnya yang mantap dengan potongan daging, jantung, lidah, gurih dan besar sangat layak dicoba. 

            
Saking terkenalnya sate ini, tamu yang lewat didepannya selalu mampir tak pernah melewatkannya. Bahkan waktu kunjungan kerja kepala negara ke Sumbar, Pak SBY pun tergoda  untuk mencicipi sate ini, foto beliau bersama Bu Ani-pun terpampang disana.

            
Sate SMS terletak di jalan Sutan Syahrir, Silaing Bawah-Padang Panjang. Mencicipi hidangan ini, lebih sedap ditemani kerupuk kulit plus secangkir teh manis. Kalo sekali waktu sempat ke sate Mak Syukur jangan lupa coba kerupuk jangek (krupuk kulit) yang potongannya besar-besar. Dimakan dengan kuahnya, waahh...... nikmat banget. Kerupuk jangek di Sate Mak Syukur ini memang beda dengan kerupuk jangek umumnya.

          
Kelebihan Sate Mak Syukur ini adalah rasanya yang pas di lidah bukan cuma bagi orang Minang tapi juga tamu dari luar, rasa itu nggak pernah berubah dari waktu kewaktu semenjak pengelola generasi  pertama sampai generasi sekarang. Rasa Sate Mak Syukur sudah standarized, pengelolaannya well managed dan produknya well packaged. Uniknya sate ini nggak punya cabang dimanapun, baik di Jakarta maupun di Padang. Jika ada yang menggunakan nama ”Mak Syukur” itu adalah sekedar nama bukan asli dari Padang Panjang.