Senin, 25 November 2013

Sayur Gabus Pucung

Tadi siang sewaktu pulang dari Cilangkap-Cibinong, aku melewati daerah yang dulu kulewati masih berupa kebun, tapi kini sudah ramai dan padat penduduknya. terperangah karena melihat ada kedai yang bertuliskan “SAYUR GABUS PUCUNG”, mak nyoooos seleraku langsung naik ke-ubun2. Sudah lama banget nggak ketemu kuliner yang satu ini, bahan bakunya dari ikan gabus segar dan pucung  atau kluwek bahasa jawanya. Selama ini, sayur gabus pucung terkenal sebagai masakan asli Betawi, karena warung atau rumah makan yang memproduksinya kebanyakan orang betawi. Termasuk juga restoran gabus pucung yang paling enak di Bekasi, pemiliknya orang betawi yang migrasi dari Jakarta ke Bekasi karena kena  gusur wilayah tempat tinggal asalnya.  


Kuliner ini merupakan resep tradisi lokal yang penyajiannya hampir mirip dengan membuat rawon khas Jawa Timur, kalau rawon memakai daging sedangkan kuliner betawi ini memakai ikan gabus.  Gabus pucung sudah sulit ditemui di wilayah perkotaan macam Jakarta, makanan ini hanya ada dipinggiran wilyah penyokong Jakarta seperti Bekasi, Depok, Cibinong, Ciputat. Sayuran butek kehitaman ini memiliki kaya rasa dan bisa membuat ketagihan. Ada jargon dalam masyarakt betawi, jangan ngaku anak betawi kalo belon nyobain sayur gabus pucung.


  Sayur tersebut ramai diperjualbelikan di daerah pinggiran Jakarta karena di wilayah setempat masih terdapat sejumlah rawa yang menjadi habitat ikan gabus. Ikan gabus saat ini sudah sulit dicari di pasar tradisonal atau supermarket. Selain ikan gabus bahan penting yang dibutuhkan untuk memasak sayur itu adalah buah pucung  atau keluwek. Pembuatan sayur itu tidak terlalu sulit. Ikan gabus yang telah dipotong dilumuri dengan bumbu, lalu digoreng. Kuah diramu secara terpisah, beberapa bahan bumbu, seperti daun salam, lengkuas, daun jeruk, tomat, ditumis hingga harum. Jika keduanya siap, ikan gabus yang sudah digoreng dimasukkan dalam kuah tersebut lalu diaduk rata hingga berwarna kehitaman, ditambah dengan cabe rawit utuh biar ngejos.


Di masyarakat ada dua versi cara memasak gabus pucung. Pertama, model Depok, di mana ikan gabus digoreng terlebih dahulu sebelum dimasak. Katanya ini untuk mengurangi bau amis. Taburannya hanya bawang goreng. Yang kedua model masak gaya Bekasi yang memasak ikan gabus ketika masih segar, baru dipotong, dengan memberinya air jeruk terlebih dahulu. Taburannya selain bawang goreng juga potongan daun bawang mentah. Kedua-duanya tentu saja sama-sama enaknya, tinggal tergantung selera masing-masing. Ikan gabus punya ciri khas. Bila dia dimasak masih segar, maka dagingnya terasa lebih gurih, dan kesat. Bila sudah agak lama mati, dagingnya cepat lembek, agak berlendir, dan terasa tawar, kurang gurih.
  

Makanan ini selain merupakan kegemaran warga Jakarta asli Betawi, juga menjadi salah satu bagian penting dalam tradisi masyarakat betawi yang bernama Nyorog, yakni tradisi menghantarkan makanan oleh anak kepada orang tua, atau menantu kepada mertua setiap menjelang puasa dan Lebaran. Sayur gabus pucung biasanya disajikan pada acara-acara penting keluarga saja. Nah pada saat itulah biasanya sayur ini tersedia.

Aku beruntung karena dapat bagian ekor dan kepala gabus, sebab biasanya bagian kepala ini menjadi favorit. Saat disantap, daging gabus terasa lembut, rasanya sangat bervariasi dan nyamleng, ada manis, asam, pedas, asin, semua melekat jadi satu di lidah. Saking asyiknya, tidak terasa kepala gabus pun ludes, hanya meninggalkan bagian durinya.


Kamis, 21 November 2013

Mencari Relevansi Baru IPEBI

Ketika BI masih dalam koridor pemerintah, kita punya KORPRI, dan ketika independensi lahir, muncul jugalah IPEBI. Apakah IPEBI lalu menjadi serikat pekerja seperti umumnya serikat buruh pada perusahaan? Tidak juga. “Platform politik” IPEBI dari sejak awal tidak berada dalam jargon dialektika buruh versus majikan, yang melawan tesis kekuasaan majikan dengan anti tesis kepentingan buruh yang bertolak belakang. Manajemen BI tidak berada dalam konteks maksimisasi profit pada sisi majikan yang salah satunya dengan menekan upah pekerja. Pekerja BI tidak dalam posisi yang terus menerus memperjuangkan kenaikan gaji, karena pada kenyataannya sudah sangat sejahtera dibandingkan dengan rakyat kebanyakan. Dalam pola hubungan de-dialektika itu, keduanya ingin memaksimalkan peran BI dalam mensukseskan perannya bagi masyarakat. Dalam spektrum serikat buruh atau OSIS, IPEBI juga tidak sesederhana OSIS yang hanya memperjuangkan wilayah kegiatan ekstra kulikuler di luar pekerjaan rutin. Dalam spektrum itu, ia berada di antaranya.


IPEBI memperjuangkan kepentingan pegawai. Sebagai payung yang melindungi para pegawai, keberpihakan IPEBI bagi pegawai yang mungkin mendapatkan perlakuan tidak adil menjadi fungsi utama. Pegawai harus merasa sangat nyaman kepada IPEBI sebagai tempat berkeluh-kesah, lalu bersama IPEBI mengusahakan solusinya. Mewakili kepentingan pegawai dalam berhubungan dengan organisasi semacam YKKBI dan DAPENBI yang sangat penting. Perbaikan pola hubungan sudah terlihat, tetapi penguatan governance khususnya transparansi, masih harus diperjuangkan. Bagaimanapun, YKK adalah kependekan dari Yayasan Kesejahteraan KARYAWAN. Di situ, karyawan harus benar-benar menjadi pusatnya. IPEBI harus menjaring aspirasi karyawan, memperjuangkannya, kemudian mengkomunikasikannya secara transparan.

Area lain yang juga penting adalah pemberdayaan pegawai. Dibanding peer group kita di pemerintahan, kami tidak ragu pegawai BI punya kualitas lebih baik. Tetapi kenapa selama ini kualitas yang baik itu tidak dikenal? Kenapa otokritik lama bagi kita yang jago kandang masih saja valid? Bisakah suara kita lebih terdengar demi kepentingan Republik? IPEBI bisa menggalang intelektualitas pegawai yang luar biasa itu, tetapi tidak melulu dalam koridor kebanksentralan. Pemberdayaan pegawai tidak melulu bersifat perbaikan diri, tetapi sekaligus juga bermanfaat buat lingkungan.

Pada konteks ke-Indonesia-an itu, IPEBI bahkan bisa menyumbangkan pemikirannya untuk mengurai isu “galau ekonomi” (Vicki’s style!) yang sangat relevan bagi Republik. Selain intelektualitas, kita punya jaringan kantor perwakilan di seantero Indonesia sebagai saluran yang luar biasa. IPEBI untuk Indonesia: kenapa tidak? Pemberdayaan pegawai sekaligus pemberdayaan Indonesia. Pegawai BI yang juga golongan menengah Indonesia harus lebih punya kiprah sosial. Ada banyak yang bisa kita lakukan di sini. IPEBI bisa bermitra dengan program CSR yang nyata atau program beasiswanya BI dan masuk ke dunia pendidikan. Bentuk-bentuk kegiatan sosial lain yang kongkrit juga sangat terbuka. Kami di kantor pusat bisa belajar banyak kepada teman di kantor perwakilan. Bayangkan tagline seperti ini: BI mengajar, BI menanam, BI menulis, BI goes to campus... Akan lebih baik lagi jika program sosial semacam ini juga melibatkan keluarga, khususnya anak-anak kita. Selain bermanfaat buat lingkungan sekitar, kegiatan sosial penting buat mengasah kepeduliaan sosial. Kesan kepada orang BI yang masih sering dinilai elitis harus kita permak menjadi BI yang peduli.

Selanjutnya, area kesejahteraan tidak sesempit tuntutan kenaikan upah pada kasus serikat pekerja. Konon statistik ke(tidak)sehatan pegawai BI meningkat, khususnya penyakit terkait gaya hidup. Bisa jadi itu terkait peningkatan jam kerja yang tidak diimbangi pola makan dan kegiatan jasmaniah yang sehat. Keduanya harus diperbaiki. Ke(tidak)sehatan rohani konon juga meningkat, seperti misalnya terlihat pada meningkatnya angka perceraian. Pada area kesehatan jasmani dan rohani tersebut, peningkatan kualitas pengobatan menjadi penting, tetapi lebih penting lagi upaya pencegahannya. IPEBI dapat memainkan peran pentingnya di sini. Penyediaan fasilitas olah raga yang memadai (fitness center atau sarana yang lain), mengkampanyekan dan mengedukasi pola hidup sehat, olah raga bersama, kegiatan yang melibatkan keluarga, bahkan menyalakan kembali romansa suami-istri yang mungkin sedang redup, merancang pendidikan anak, adalah contoh-contoh kegiatan yang sangat penting tapi juga doable dilakukan IPEBI. Jika pegawai lebih sehat jasmani dan rohani, toh sebagai lembaga BI juga sangat diuntungkan. A win-win solution.

Isu sangat penting yang akan dihadapi kepengurusan ini adalah migrasi pegawai ke OJK. Sejarah akan mencatat ini dengan tinta emas jika berhasil, atau sebaliknya dengan tinta buram nan kusam jika gagal. Gagal di sini adalah jika dua institusi ini lahir dan kemudian “musuhan”. Siapapun yang menang, perang saudara akan selalu menyisakan luka mendalam. Atau bahkan tidak ada pemenang. Keduanya kalah, termasuk kemaslahatan Indonesia yg diperjuangkan keduanya. Memang bakal musuhan? Mudah-mudahan hanya kami saja yang lebay. Tapi ungkapan BI versus OJK, atau kita dan mereka semakin sering kita dengar. Pada sisi OJK kita dengar ada perasaan tidak didukung penuh sebagaimana org Kemenkeu yg mendukung sepenuh hati kepindahan pegawainya, ada perasaan “dibuang”, ada juga rumors yang berkembang BI tidak mau lagi bayarin gaji pegawainya yang ditugaskan ke sana, lalu isu tentang ketidakpastian opsi untuk balik lagi ke BI jika pegawai memutuskan utk kembali. Masih pada sisi OJK, ada juga kegamangan menghadapi budaya kerja baru yang belum tentu cocok, sudah kalah set dgn org eks-keuangan dr sisi posisi, ketidakpastian karir, kesehatan, perumahan... dan pada saat akumulasi kegalauan itu memuncak, teman-teman perbankan merasa sendirian, karena saudaranya di sektor lain “acuh-beibeh”. Pada sisi BI, harus juga diakui ada sedikit kecemburuan ketika membayangkan “top up” atau mobil dinas beserta bensin dan sopir, dan lalu menganggap semua kegalauan tadi itu sebagai “lebay” semata.

Perasaan tentu bisa sangat berbeda dengan kenyataan. Kita juga tahu sudah ada banyak yg dipikirkan dan dikerjakan “manajemen” untuk mengatasi kegalauan itu seperti yang kita lihat dalam beberapa hari terakhir. Tapi ketika komunikasi dari manajemen tidak menjangkau khalayak, perasaan itu berkembang liar dan membola-salju. Dan ketika suasana kebatinan yg beraura negatif itu bertahan lama, itu juga yang keluar ketika kedua pihak –orang BI dan (calon) orang OJK—bertemu membahas pekerjaan. Ada isu besar soal akses data, tentang rebutan wilayah “kekuasaan”, tentang interpretasi hukum, dan lain sebagainya yang dibahas dengan aura negatif. Lalu polarisasi berkembang cepat: kita dan mereka. Pada saat itu kegalauan bertransformasi menjadi kecurigaan dan selanjutnya virus permusuhan yang berpotensi epidemik.


Kami ingin mengganti suasana itu. Kami ingin memulainya dengan sebuah analogi keluarga. Jika manajemen itu orang tua, pegawai adalah anak-anaknya –dengan Ipebi yang memayunginya. For some reasons –yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami anak-anak, sang orang tua berpisah. Katakanlah sang ibu harus ke luar dari rumah dan kawin lagi dengan orang lain. Lalu anak-anak dibagi: ikut bapak atau ibu. Situasinya memang agak kacau, dan bertambah kacau ketika anak-anak itu ikut membahas harta gono-gini (btw, kenapa ya disebut gono-gini?). Perceraian orang tua lalu menjadi perceraian anak-anak. Persaudaraan menguap ditiup angin perpisahan.

Kami merasa Ipebi punya posisi sangat penting di sini. Ia harus bisa menyatukan saudara-saudara kandung itu, dan bersama-sama mengatakan ini kepada ayah dan juga ibu: “Jika perceraian sudah diputuskan, kami bisa menerimanya. Jika harta gono-gini harus dibagi, silakan. Tapi kami tetap ingin jadi saudara kandung. Dan kami juga harus menanyakan kepastian apakah besok masih akan ada makanan di meja makan, dan apakah uang SPP akan dibayarkan?” Komunikasi harus dibuka lebar-lebar, kecurigaan sudah saatnya dibuang-jauh, permusuhan sama sekali tidak relevan pada kasus saudara kandung.

Selanjutnya, jika persaudaraan itu dapat dijaga, bukankah bagi pegawai BI secara keseluruhan OJK itu sebuah peluang ketimbang ancaman? Sebagai bank sentral, BI sulit untuk ekspansi. Dengan tingkat perputaran pegawai (turnover) yang nyaris nol, persaingan karir di BI secara natural sangat tajam. Dalam konteks ini, OJK bisa dilihat sebagai perluasan kesempatan kerja, perluasan lahan karir. Agar ancaman menjadi peluang, kita justru harus mengembangkan BI connection. Lebih awal dari itu, persaudaraan harus ditingkatkan ketimbang mengipas permusuhan. Kami ingin memperjuangkan itu. Paling tidak menghalau aura negatif yang berkembang saat ini, dan menggantinya dengan yang positif. Bukankah agama juga mengajarkan kalau silaturahmi itu memperpanjang umur? Kami rasa, sebaliknya, menghilangkan silaturahmi itu memperpendek umur entah umur BI atau OJK atau keduanya.(Erwin Haryono)


IPEBI CERIA

Jangan lupa pada tanggal 27 November 2013, kita akan melakukan pemilihan langsung Ketum dan Waketum IPEBI. Hari yang pasti nantinya akan bersejarah, baik bagi IPEBI maupun bagi insan yang terpilih. Nasib IPEBI ada ditangan Pegawai, karena Pegawai yang memilih pemimpinnya di IPEBI. IPEBI harus amanah. Amanah merupakan salah satu pilar utama untuk tegaknya keadilan, sehingga siapapun orangnya diharapkan mampu menjaga amanah yang diembannya, dan lebih-lebih bagi seorang pemimpin yang telah mendapat mandat dari Pegawai untuk memaksimalkan kinerjanya. Agar amanah berjalan dengan baik dan sungguh-sungguh berilah pada yang berhak menerimanya, bukannya yang meminta-minta untuk diberi amanah.


Jangan berikan amanah ini kepada mereka yang tidak memiliki kompetensi  sesuai bidangnya karena akan semakin mengarah pada kehancuran, dan harapan yang dicitakan tertelan keangkuhan, kritikan yang menghunjam dilawan dengan kebodohan, mereka tidak mampu menangkap nilai-nilai kemuliaan dan terbuai oleh mimpi dan bisikan koleganya semata. Pemimpin menjadi pemimpi yang tidak cerdas dan bijak terhadap realita yang sesungguhnya terjadi disekitarnya. Perubahan pemimpin menjadi pemimpi sangatlah tipis sekali hanya satu huruf n saja, tetapi dampaknya luar biasa, dimana mereka hidup dalam bayang-bayang semu saja, karena kebohongan dianggap kebaikan, menghianati amanat sudah menjadi tradisi kebijakannya.

            Kecerdasan mengemban amanah merupakan kesadaran akan tanggung jawab yang diembannya, sehingga tidaklah mungkin untuk dihianati, tetapi justru semakin menjadikan kekokohan jatidiri untuk mampu memberi solusi atas problematika yang terjadi, bukannya semakin membebani. Kecerdasannya semakin menunjukkan prestasi karena mampu memberikan pelayanan sepenuh hati, untuk peduli. Amanah merupakan wujud tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, wujud tampilannya adalah keterbukaan, kejujuran, kerja optimal, ihsan dan berbuat  yang terbaik dalam segala hal.

Seorang teman mengatakan, sejatinya jujur dan ikhlas merupakan perwujudan iman. Sifat manusia dibagi dua yaitu mukmin dan munafik, keduanya dibedakan oleh kejujuran, sebab kemunafikan adalah dusta. Mengemban amanah bagi seorang mukmin akan selalu diprioritaskan, karena dari sanalah akan terbuka cakrawala bahwa amanah mampu menjadikan diri lebih mulia, dan segala sifat kehinaan tidaklah pantas disandingkan dengan keimanan, amanah menjadikan diri lurus akal, sehingga akan bersikap bijak, dan amanah merupakan wujud pribadi yang terpercaya. Laksanakan amanah dengan kesungguhan agar menjadi pribadi mulia.


Apabila hal itu ditambah lagi dengan kerja keras maka akan sangat mempercepat penyelesaian program dan sesuai dengan visi dan misi, Namun akan lebih cepat lagi jika program itu dilaksanakan dengan cara yang cerdas untuk menggunakan akal sehingga sangat mempercepat waktu. Bekerja keras merupakan  cermin bersyukur bahwa kita diberi nikmat hidup, nikmat kesehatan dan masih diberi rizki yang lebih baik dari pada orang yang ada dibawah kita. Rasa syukur sudah selayaknya kita implementasikan dengan bekerja keras bukan hanya mengucapkan Alhamdullilah dan terima kasih saja. Bekerja keras dengan cerdas merupakan cermin amanah.

Mari bersama-sama kita membangun IPEBI yang lebih menyenangkan, menyehatkan, mensejahterakan, memberdayakan. IPEBI yang penuh percaya diri, dan pada saat yang sama berkepedulian sosial. Semoga Orang nomor 1 dan nomor 2 di IPEBI yang terpilih akan menjadikan IPEBI CERIA, yaitu Ikatan Pegawai Bank Indonesia yang Cerdas, Ikhlas dan Amanah. Jabatan yang kita terima adalah amanah. Perlu kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas untuk mewujudkan aspirasi Pegawai dan tujuan Bank Indonesia.  Segeralah bekerja dan berprestasi, kami mendukungmu.(dari berbagai sumber)

Senin, 18 November 2013

Mpok Nori

Siapa yang nggak kenal Mpok Nori ? salah seorang wanita perkasa yang ada di Indonesia. Kenapa perkasa ? karena usianya sudah menginjak 84 tahun, tapi masih aktif bermain topeng dan lenong. Nggak ada capeknya, apalagi kalau sudah menjerit-jerit yang merupakan ciri khasnya, suaranya melengking dan memekakan telinga.


Menurutku Mpok Nori adalah legenda dunia hiburan di tanah air, Namanya merupakan jaminan hiburan, kekonyolannya natural, khas betawi yang mampu membuat urat yang tegang menjadi kendor dan segar kembali. Membuat orang yang mukanya ditekuk menjadi rapih lagi.


Mengapa Tuhan menciptakan Mpok Nori kedunia ? jawabannya adalah orang seperti dia harus ada, agar orang-orang yang sudah suntuk, orang-orang yang sudah jenuh kembali bahagia. Bahkan bisa menularkan kebahagiaan itu pada orang lain. Mpok Nori melengkapi  hdup kita yang kurang tertawa, kurang humor serta canda gurau dalam hidupnya. Makanya Tuhan menciptakan Mpok nori agar orang yang sedang kacau hidupnya menjadi rileks dan bisa santai kembali. Mpok Nori mempunyai tugas dari Tuhan sebagai penebar suasana santai didunia ini, menebarkan aura kenyamanan ditengah suasana rutinitas yang selalu membuat stres.


Logat betawinya yang kental, terlihat jika pada saat main lenong atau topeng dan melawak, ada lawan bicara memancingnya untuk emosi. Keunggulannya jelas terlihat dan membedakan dirinya dengan pelawak yang lain. Bahwa wanita identik dengan lemah lembut dan keanggunan, tapi kita akan melihat wanita berkarakter yang gagah dalam diri Mpok Nori ketika sudah marah dan berteriak, nyaring banget. Nada bicara yang tinggi, cepat, aksen betawi, ceplas ceplos, apa adanya . Itulah ciri khas pelawak betawi, coba perhatikan malih tong-tong, omas, mandra, mereka seperti itu bicara keras, tapi suaranya tak setinggi dan senyaring Mpok Nori.


Mpok Nori sangat menjunjung tinggi eksistensi budaya betawi, dapat dibuktikan dengan dibentuknya sanggar khas betawi yang bernama Sanggar Sinoray.  Sanggar ini mempresentasikan kesenian panggung betawi dimanapun mereka di-order, ada Tari Betawi, Topeng , Lenong, Gambang Kromong dll. Dalam grup gambang kromong yang dimiliki Mpok Nori, semua pemain musik adalah kerabat dan familinya, mulai dari gendang, keyboard, gitar, bass, terompet, gong, rebab. Termasuk penyanyi dan penarinya adalah cucu bahkan cicitnya, ikut pentas.


Mungkin nggak ada orang yang memiliki, ponakan, cucu, cicit untuk suatu pementasan. Upaya yang dibangun Mpok Nori ini adalah upaya melestarikan budaya betawi, dan juga sebagai dedikasi beliau yang telah dibesarkan oleh budayanya sendiri.  Totalitas Mpok Nori dilakukan karena kecintaannya terhadap budaya aslinya tersebut, sehingga untuk melestarikannya belaiu menularkan semua darah seni pada anak, cucu, cicit dan ponakannya.

Semoga Mpok Nori sehat selalu, agar penampakan budaya betawi tetap eksis di tanah air. 

Minggu, 17 November 2013

Penyu di Pulau Pramuka

Saat sedang istirahat dari kegiatan tugas di Pulau Pramuka, kusempatkan diri untuk mampir ketempat penangkaran penyu,  aku ingin tau kegiatan apa saja yang dilakukan disana.

Memasuki tempat penangkaran yang sangat sederhana, aku nggak menyangka kalau area ini adalah salah satu tempat pelestarian alam, bagaimana tidak ? Seandainya nggak ada tempat ini, yang dikelola oleh Pemda, apa jadinya ekosistem dan alam yang ada disekitar Kepulauan Seribu ini. Jumlah penyu semakin berkurang, suatu hari nanti bahkan akan langka. Bagaimana dengan anak cucu kita yang akan melihat penyu sesungguhnya tapi hewannya sudah nggak ada !. Kita sebagai orang tua mau menjawab apa jika mereka bertanya soal penyu !!


Dengan penangkaran penyu ini, sekarang Pulau Pramuka bukan hanya untuk wisata diving dan snorkeling, pulau ini juga sudah dikatakan sebagai pulau edukasi. Karena telah menyediakan tempat untuk anak-anak sekolah dan juga peneliti untuk mempelajari masalah penyu, mulai dari habitat, makanan, rantai kehidupan bahkan sampai cara penyu bereproduksi.


Penangkaran penyu ini yang di jaga oleh seorang bapak  tua namanya Pak Salim yang kurang ramah kepada wisatawan yang ingin melihat anak2 penyu atau "tukik" yang dia pelihara dari sebelum pulau ini menjadi pemukiman wisata. Nggak boleh mencelupkan tangan, nggak boleh megang2 tukik, dan banyak nggak boleh yang lain. Namun biarpun nggak boleh karena tukik itu lucu dan menggemaskan tetap aja pas Pak Salim nggak ngeliat, aku curi-curi megang dan kuangkat.


Penyu yang ditangkarkan disini adalah Penyu Sisik atau hawksbill turtle, karena paruhnya yang tajam dan menyempit runcing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Pak Salim mulai melakoni sebagai penangkar penyu sejak tahun 1984 secara pribadi di Pulau Semakdaun. Tapi kemudian sejak tahun 1993 Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menugaskan untuk mengelolanya dibawah bendera Taman Nasional Kelautan setempat di Pulau Pramuka.  Pak Salim merawat penyu-penyu ini karena dengan bertambahnya jumlah penduduk pulau pramuka, penyu mengalami berbagai kesulitan. Manusia sering  merusak habitat penyu dan memburu telur-nya, belum puas dengan telurnya manusia memburu penyu dewasa untuk dikonsumsi dagingnya, bahkan kulit penyu di jadikan survenir dan dipajang didinding rumah.


Menurutku selain penyu yang penting di Pulau Pramuka adalah ikan dan ekosistem laut, karena keberadaan ikan selain untuk dikonsumsi, ikan juga menjadi salah satu sumber penghasilan atau mata pencarian nelayan. Berbagai Ikan-lah yang membuat taman laut menjadi cantik, dikunjungi orang buat diving dan snorkeling. Ditambah penyu jadilah apa yang ada dilaut pulau pramuka menjadi lengkap, karena terumbu karangnya  berfungsi sebagai siklus biologi serta menjadi kunci utama lestarinya keberadaan ikan dan penyu di pulau ini.


Selain masalah kelautan yang begitu diperhatikan,  di pulau pramuka ini  nggak ada mobil, angkot, bajaj, bis, bemo, metromini, kopaja apalagi truk mondar mandir, yang ada disana hanya motor dan bisa dihitung dengan jari tangan. Jadi kita bisa menghirup udara segar sepanjang hari tanpa harus batuk-batuk kesedak asap knalpot yang hitam legam dari kendaraan bermotor. Dipulau ini dilarang mendirikan pabrik sehingga taka ada limbah yang dikeluarkan. Ini membuktikan bahwa di pulau ini alam sangat diperhatikan dan mendapat perhatian khusus.


Matra Laut di Kepulauan Seribu

Biasanya Departemen Logistik dan Pengamanan (DLP) dan Tim Satgas Bencana Bank Indonesia mengadakan kegiatan lintas alam atau cross country, guna  meningkatkan keterampilan dan ketahanan fisik, dilakukan di daerah pegunungan atau daerah berbukit, yang terdapat aliran sungai cukup deras. Karena dipergunakan untuk tracking dan rafting. Namun kali ini agak lain, kegiatan lintas alam dilakukan didaerah kepulauan dengan melakukan latihan matra laut.


Matra laut yaitu latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personil yang terlatih dan professional dalam melakukan pertolongan yang berhubungan dengan bidang kelautan atau bencana, sehingga mampu menghadapi tantangan dalam tugas apabila terjadi bencana alam, khusunya banjir. Kegiatan ini diselenggarakan atas Grup Pengamanan dengan Yayasan Kapinis, pada hari Jum’at s.d Minggu tanggal 15 s.d 17 November 2013 di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu. Peserta yang mengikuti latihan ini adalah Pegawai Grup Pengamanan dan Tim Satgas Bencana Bak Indonesia.


Dalam perjalanan menuju lokasi lintas alam semua rombongan menggunakan speedboat yang mempunyai kapasitas sekitar 80 orang, kapalnya lumayan besar dan dilengkapi dengan AC, ruang penumpang yang nyaman, dek kapal yang luas, televisi, pelampung.  Jadi bagi panitia yang nggak bisa berenang ini tidak menjadi  kekhawatiran tersendiri. Oh….ya sebelum perjalanan dengan kapal semua peserta berdoa meminta untuk selamat sampai di tujuan serta kembali lagi sampai dirumah, dan kesehatan agar tidak mabuk coz akan terombang-ambing dilaut lepas. 


Karena berangkat sesudah jam kerja dari kantor banyak yang menyiasati dengan tidur.  Ada beberapa rekans yang asyik duduk diatas kapal sambil memandang dan memperhatikan satu dua pulau yang terlintas selama perjalanaan. Namun pulau-pulaunya yang kelihatan hanya samar samar saja karena hari telah mulai gelap. Dengan menggunakan kapal speed boat dari Marina-Ancol, perjalanan dapat ditempuh satu jam lamanya.


          Kegiatan ini dilakukan di Pulau Pramuka karena memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap. Sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, wajar kalau pulau ini memiliki berbagai fasilitas mulai dari sekolah SD s.d SMA, gedung pemerintahan, rumah sakit, masjid, penginapan (home stay) dan restoran yang cukup terjangkau harganya. Pulau Pramuka tak terlalu jauh dari dari Jakarta, namun mempunyai air laut yang jernih dibandingkan dengan pulau-pulau lain dikepulauan seribu serta ombaknya yang bersahabat. Pramuka adalah surga bagi penikmat diving dan snorkeling, bukan wisata piknik atau sekedar jalan-jalan.


Walaupun berpendudukdan agak padat, kampung-kampungya terlihat bersih dan rapih, keindahan alamnya terjaga, terumbu karang serta keramahan penduduknya memikat untuk dikunjungi. Pulau ini berada di gugusan taman nasional laut Kepulauan Seribu, memiliki banyak panorama sekitar yang menarik. Lautnya yang biru serta berdekatan dengan taman laut yang eksotis juga terdapat penangkaran penyu.


Pulau ini juga sebagai tempat percontohan pulau yang menjaga sumber daya alam dan ekosistem perairan yang ada di kepulauan seribu, tempat wisata diving dan snorkeling yang asyik meyenangkan, serba murah.  Memberikan nuansa yang berbeda dengan hamparan laut yang indah, dengan sejuta pesona keindahan alam, yang sangat meyenjukan serta jauh dari polusi kendaraan. Kulinernya serba ikan, ada lontong isi ikan, ketan goreng isi ikan, roti isi ikan, bakso daging ikan.


Dalam latihan ini Tim Satgas Bencana Bank Indonesia mencoba peralatan penanggulangan bencana banjir yang dimiliki antara lain : perahu karet dengan mesin, river boat, masker snorkel, fin (sepatu katak). Sedangkan materi latihan adalah menangani operasional perahu karet bermesin, menangani opesional river boat, pertolongan pada korban hanyut, pertolongan pada korban tenggelam, evakuasi korban yang terkena dampak banjir.

Jumat, 15 November 2013

Demokrasi Ala IPEBI

Dalam mengisi kesempatan kampanye bersama guna mencari massa, 3 pasang kandidat Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum IPEBI 2013-2016. Ikut melakukan senam pagi bersama Pegawai dengan membawa pasukan masing masing, pada hari Jum’at pagi tanggal 15 November 2013, mereka semua saling memaparkan visi misi dan program kerja versi masing-masing.


Kegiatan berlangsung meriah. Masing-masing pendukung yang dibawa  walaupun jagoannya  bersaing, tapi nampak sekali rasa tersaudaraan yang tercipta, terbukti dengan sorak sorai dan canda tawa, serta   kebersamaan pada saat melakukan senam dan mengumandangkan yel..yel jargon kandiddat.



Sebagai penampil orasi pertama PERFORM kandidat nomor 3, mencanangkan Program kerja meningkatkan pengembangan potensi dan kesejahteraan pegawai sebagai individu baik jasmani maupun rohani. Dengan melakukan beberapa aksi antara lain : mendorong pengembangan karir dan potensi untuk seluruh golongan pegawai melalui penyesuaian usia pensiun sesuai dengan sifat pekerjaan. Mengembangkan potensi pegawai melalui penugasan di Instansi lain baik Nasional maupun Internasional.


PERFORM AKAN meningkatkan kreativitas unit-unit di IPEBI dalam menyusun kegiatannya sehingga mampu menarik minat para pegawai untuk mengikuti kegiatan IPEBI.  Bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk memanfaatkan dana PSBI dalam meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Khusus untuk pegawai yang telah memasuki masa pensiun, ada wadah konumikasi rutin secara berkala untuk menampung segala aspirasi, usulan dan masalah yang dihadapi oleh rekan pensiunan. Terakhir Mempersiapkan lebih dini pemberian pembekalan ketrampilan menghadapi masa pensiun.


Pasangan nomor 1 WINTOP, mengenakan seragam berwarna hijau. Pada saat orasi, disii dengan penyampaian program dan komitmennya. Memperjuangkan kesejahteraan dan pengembangan diri pegawai demi peningkatan kredibilitas dan profesionalisme insan Bank Indonesia.   Dengan melakukan upaya subsidi bunga pada pinjaman Pegawai. Memperkuat pemberdayaan Pegawai melalui peningkatan kesehatan jasmani dan rohani  dalam rangka peningkatan kualitas pribadi dan keluaraga.


Yang tak kalah penting adalah akan Menyelenggarakan event olahraga masal yang melibatkan banyak orang, menambah fasilitas olahraga dan jam operasional fitness centre. Kemudian juga berencana  membangun kesadaran social Pegawai pada lingkungan sekitar, membangun persepsi positif masyarakat Indonesia terhadap BI yang berkualitas dan peduli sesame dan lingkungan. Kemudian juga berniat melakukan program IPEBI mengajar dan program IPEBI mendengar. Dan yang terakhir adalah melindungi kepentingan Pegawai secara adil.


Beda dengan WINTOP, pasangan nomor 2 Ni’Mat menuturkan bahwa terkait masalah OJK, Ni’Mat akan berusaha untuk membuat Pegawai yang memilih ke OJK atau kembali ke BI, memiliki kenyamanan, ketenangan, dan ketetapan hati, serta tetap terus bersaudara dan berprestasi membangun sinergi BI-OJK untuk stabilitas negeri. Untuk itu kepada Pegawai yang sudah ditugaskan ke OJK diharapkan mampu memberikan yang terbaik dan tetap menbanggakan di hati, Ni’Mat berharap Pegawai yang sekarang berada di OJK memiliki peluang yang sama, setara dimanapun ditempatkan.


Kampanye yang dilakukan dengan senam pagi bersama ini , meningkatkan persahabatan dan rasa persaudaraan.  Selain itu kebersamaan dan kekompakan sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Suatu rencana atau cita-cita besar dari IPEBI tak akan dapat terwujud tanpa adanya kebersamaan dan kekompakan diantara pegawai. Sebuah tim yang memiliki suatu visi perlu menjaga kekompakan dari seluruh anggota timnya agar dapat menjalankan misi-misinya untuk mencapai visi yang di cita-citakan. Sikap-sikap positif dari masing-masing kandidat dan Pegawai diperlukan untuk menjaga hubungan. Saling menghargai, berjiwa besar, menerima kritik, saling memaafkan, dan menghormati, serta saling melindungi merupakan cara terbaik untuk menjaga persatuan sehingga tercipta kehidupan yang damai dan tenteram dalam kerukunan dalam wadah IPEBI.






Kamis, 14 November 2013

Pesta Demokrasi

Wah nggak terasa nih sebentar lagi dilakukan pemilihan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum IPEBI, milih lagi, nyoblos lagi. Di lingkungan Kantor Pusat dah terasa banget kampanyenya. Nasib IPEBI ada ditangan Pegawai, karena Pegawai yang memilih pemimpinnya di IPEBI. Tapi kalau sampai salah pilih wah… bisa berabe, panjang urusannya, apalagi yang dipilih orang yang gila kekuasaan dan cuma cari nama, dia berani keluar biaya pribadi besar untuk kampanye sebab dalam pikirannya jika pengorbanannya berhasil, siapa tahu dia akan menduduki jabatan atau golongan yang lebih tinggi, bahkan siapa tahu nanti bisa jadi Anggota Dewan Gubernur atau Gubernur BI. Karena beberapa ADG sebelumnya juga pernah menjabat jadi Ketua IPEBI.

Calon-calon Ketua IPEBI menjelang pemilihan, pasti dalam kampanye banyak sekali gaya dan tingkahnya. Sejak ada pemilihan ketua IPEBI yang diadakan secara langsung beberapa tahun yang lalu, aku mengamati tingkah polah mereka, mau tahu ? ini dia, tapi kalo nggak setuju kasih komentar aja :
1. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau pemilihan ramah kaya badut, dia harus tampil beda, pakaiannya sesuai dengan warna dan nomornya, warna mencolok dan ngejreng, semua orang disapa, dikasih senyum. Pokoknya tampilannya selalu membuat orang tertawa walaupun nggak enak dilihat.
2. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau pemilihan kaya bintang sinetron, harus menjiwai karakter dan ber-parody, kalo udah gini peran apa aja bisa. Bahagia, sedih, baik, mau dengerin curhat, bahkan peran yang antagonis. Siapa tahu bisa jadi aktor bahkan jika produser melihat, dia bakal laris manis diorder oleh production house.
3. Seorang Calon Ketua atau Wakil Ketua kalo mau dipilih bisa jadi kaya ustad atau kiai, ceramah disana sini, ikutan doa pagi di Ruang Kerja Satker sekalian bagiin buku yasinan wirid, pokoknya alim banget dan jadi sering kemasjid Baitul Ikhsan, ikutin majelis taklimnya, ikutin pengajiannya….. Hebat kan !
4. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau kepilih kaya pengusaha datang ke kantin Andrawina dan foodcourt di Gedung Menara MRP, deketin yang lagi pada makan siang, bikin acara buat Satker-nya bahkan buat pencalonan dirinya. Sambil tebar pesona dan ngasih harapan.
5. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau ada pemilihan kaya mahasiswa demo. Ngeritik aja, yang lain salah. Terus dia aja yang bener yang penting keinginannya harus tercapai.
6. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau dipilih kaya pengemis minta melulu. Minta dukungan program, minta dukungan suara, dukungan sana dukungan sini. Kalau perlu kerahin anak buah buat kampanye sambil nyebarin brosur.... kasian deh !
7. Seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau pemilihan kaya sales, jualan kesana kemari, telpon sana teleon sini, barang jelek dibilang bagus, murah meriah, nggak punya kompetensi tapi bilangnya dia pasti OK.
8. 8. Oyaaaaaa.. seorang Calon Ketua dan Wakil Ketua kalo mau dipilih sebaiknya jadi pemurah, rendah hati, baik hati yaaaaaa sering-sering aja ntraktir makan siang di Andrawina.