Kamis, 30 Juli 2015

Anak Bungsuku Take off Menuju Masa Depannya

Ceremony graduation alias wisuda pastilah sangat berarti bagi mahasiswa. Sebab prosesi wisuda menandakan tamatnya seseorang dari bangku kuliah. Pastinya perkuliahan dilewati dengan susah payah, sebagaian orang harus mengorbankan banyak hal termasuk masa muda untuk mendapatkan kebanggaan dirinya, demi masa depannya.



Anakku Ratu Desita Piyantina, yang sehari-hari kupanggil “Desy”, termasuk satu dari 2732 Mahasiswa Bina Nusantara (BINUS) Angkatan 52 berbagai strata yang dilantik menjadi sarjana, pada hari Kamis tanggal 30 Juli 2015 di Gedung Balai Sidang alias Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan. Padahal rasanya baru kemarin saja dia lahir Di RS YPK Mandiri Menteng, setelah kutiupkan azan ditelinga kanannya lalu kuucapkan "Welcome to this world. It is full of mysteries. God has chosen me to be your father". Namun kini dia telah menyelesaikan studi tingkat sarjanya.

Bagai akan menonton sebuah konser musik, itulah pemandangan pertama yang kutangkap sesaat setelah memasuki arena wisuda. Menurutku stage upaca termasuk sederhana namun sangat menarik. Desy kelihatan sekali gembira bukan main, berbalut kostum baju nasional yang diselimuti toga. Sebagai orangtuanya, aku merasa Tuhan sangat baik memberikan rancangan seperti ini, bisa menghadiri wisuda anak bungsuku. Aku sebagai ayahnya merasa bangga, ibarat sepakbola, aku mencetak gol di injury time hingga kesebelasanku menang.

Upacara Sidang Terbuka Senat Perguruan Tinggi Binus ini dipimpin oleh Rektor Binus yaitu Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo MM. Beliau juga memimpin dan hadir disemua procession ceremony and congrulate semua Binusian (panggilan untuk mahasiswa Binus). Hadir juga didalam prosesi ini Koordinator Kopertis III, Dewan Senat, Guru Besar serta semua pejabat teras fakultas di Binus, pokoknya pembesar Binus lengkap sekali.

Moment ini sangat kunanti-nantikan, momen yang pada hari itu toga dipindahkan dari kiri kekanan. Momen semua rasa menjadi satu antara tangis, tawa, haru, lebur menjadi kebahagiaan. Wisuda juga adalah momen yang ditunggu para orangtua, setelah bertahun-tahun dihiasi dengan pengorbanan dan do’a agar sang anak berhasil. Hari itu Desy telah berhasil mengukir senyum kebanggaan diwajah orangtuanya, membuat orang tuanya merasa bahwa perjuangan mereka telah terbayarkan.

Betapa tidak..? sebab sejak masih kuliah semester dua di sebuah universita swasta di Padang tahun 2009, sekitar bulan September terjadi peristiwa gempa bumi, yang meluluhlantakan Sumatera Barat hingga kampusnya ambruk, dan perkuliahan dihentikan sementara. Lalu pada tahun 2010, Desi mencoba lagi kuliah di Universitas Andalas. Namun ketika kuliah baru dimulai kurang lebih 3 bulan, aku di mutasikan dari KPw BI Sumatera barat ke KP BI Jakarta. Maka Desy pun mengikuti jejak aku pindah ke Jakarta, begitu juga dengan kuliahnya dia mencari universitas yang ada di Jakarta, yaitu Universitas Bina Nusantara. Karena pindahan dari daerah maka kuliahnya dimulai dari awal.



Alhamdulilah kemarin Desy telah mempersembahkan yang terbaik bagi aku dan istriku. Wisudanya telah membayar perjuanganku selama ini. Segala pengorbananku telah di plot oleh Allah SWT hingga ketiga anakku menjadi Sarjana. Selesai sudah satu lagi tahap kehidupannya, teruslah belajar dengan baik anakku. Banyak sekali tantangan hidup yang harus dihadapi dengan pundak yang kuat. Ada pepatah mengatakan bahwa alam takambang jadi guru, artinya bahwa kita belajar dari mana saja karena hidup itu adalah belajar.

Bersyukur aku padamu ya Allah, walau dikantor cuma pegawai rendahan. Anakku yang pertama “Deny” bulan lalu baru saja lulus mengikuti sidang Komprehensi Tesis, guna memperoleh gelar Magister Manjemen Komunikasi. Dalam Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Rencananya Deny akan di wisuda pada akhir bulan Agustus. Sedangkan “Selly”, anakku yang kedua lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, dia sekarang telah bekerja di PT Bohler,  sebuah perusahaan asing Swiss yang berkedudukan di Jakarta. Desy sendiri sudah dipinang oleh Bank Sinarmas, dia kini sedang menjalani Management Development Program yang diselenggarakan bank tersebut.

Kepada anak-anakku pernah kubilang bahwa pendidikan yang membuat nasib berubah, pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik. Wisuda menjadi sarjana adalah awal perjuangan yang sebenarnya untuk menjadi manusia yang berguna. Sebagai orang tua aku nggak pernah menuntut, selain meminta kepada mereka untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik, sebab aku memahami bahwa jika kita berusaha sungguh-sungguh pasti akan berhasil. Timbulkanlah suasana kompetitif disegala bidang, agar kita selalu up to date.

Kini harapan dan amanah sudah dimulai, seorang sarjana tidak boleh egois dalam kehidupan tetapi harus berkontribusi untuk negara dan bangsa, bukan sekedar menjadi komentator peran negatif dan menyalahkan orang lain atas amburadul-nya ekonomi dan keterpurukan negara ini, sarjana harus lebih mandiri. We all different paths in live, but where we go we take a little bit of each other everywhere.


Wisuda ini adalah jawaban dari Allah SWT untuk menjawab do’a hambanya. Amanah ini harus disyukuri dan dijalani, tanggung jawab akademik harus segera dipikul. Semoga anak-anakku bisa menjalankannya dengan baik dan mendapatkan rido Allah SWT. Mudah-mudahan fungsi dari kelima jari tangan mereka serta tegaknya kaki mereka bermanfaat bagi agama dan bangsa ini serta mendapat barokah. Amiiiin ya Allah ya Rabbal’alamiiiin,