Selasa, 20 Oktober 2015

Meningkatkan Tanggungjawab Pegawai

Sebagaimana diketahui Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga negara mempunyai kedudukan yang penting dalam pengendalian moneter dan pengawasan sistem pembayaran. Sebagai otoristas moneter BI memilik tugas menciptakan stabilitas nilai rupiah dan neraca pembayaran. Guna terselenggaranya sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien dan andal.  



Tugas tersebut semakin meningkat sejalan dengan kemajuan ekonomi dan kehidupan bisnis. Keadaan ini akan menuntut BI untuk melaksanakan tugasnya secara lebih efektif agar pengendalian moneter dan pengawasan sitem pembayaran dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tuntutan di atas lebih dirasakan setelah adanya kebijaksanaan undang-undang dengan membuka keran pengawasan perbankan dan jasa keuangan kepada Organisasi Jasa Keuangan (OJK).

Oleh karena itu BI sebagai organisasi yang besar, harus dinamis dan bergerak maju sehingga selalu dapat mengantisipasi dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Makanya BI nggak hanya sebagai pelaksana kebijaksanaan namun harus mampu merumuskan dan menyarankan kebijaksanaan moneter yang efektif kepada pemerintah dalam menghadapi perkembangan yang ada di bidang ekonomi.

Hal ini menuntut kemampuan dan inisiatif serta prestasi kerja yang tinggi dari Pegawai BI dalam menghadapi tantangan, untuk meningkatkan kemampuan tersebut diantaranya dapat dilakukan melalui pemberian tanggung jawab yang besar dengan delegasi wewenang yang efektif.

Seperti diketahui pelaksanaan tanggung jawab dengan delegasi wewenang yang efektif merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam organisasi banyak kegiatan dan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pemimpin secara terus menerus dalam waktu yang terbatas dan biasanya hal ini tidak dapat diatasi sendiri oleh pimpinan tersebut.

Pemberian tanggung jawab dan delegasi wewenang akan mendorong bawahan berinisiatif, berprestasi dan bekerja secara mandiri. Hal ini berarti tanggung jawab dan delegasi wewenang di atas dapat menciptakan suatu iklim yang memberikan kesempatan bawahan mengembangkan ketrampilan dan kemampuan dalam mengambil keputusan serta melaksanakan tanggung jawab yang lebih besar.

Suasana seperti itu tampaknya belum tercipta secara efektif di BI. Banyak hal cenderung diserahkan kepada pimpinan yang lebih tinggi untuk diputuskan walaupun permasalahannya sebenarnya dapat diputuskan oleh pimpinan yang lebih rendah. Sebagai akibatnya pimpinan tersebut akan memiliki beban yang berat karena menghadapi dan terbelenggu pada banyak pekerjaan yang menumpuk sehingga mengurangi efektifitas pimpinan dalam mengambil keputusan-keputusan yang strategis. Dilain pihak, bawahan tidak terlatih untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dan mengambil keputusan yang baik, hal ini akan membuat bawahan tidak mandiri.

Dalam menghadapi masa mendatang, keadaan ini perlu segera diatasi dengan mengadakan sistem yang dapat menumbuhkan tanggung jawab yang besar dari bawahan. Sebab dalam manajemen seorang pemimpin berwenang dan bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi-funsgi manjemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Oleh karenanya pemimpin nggak mungkin bisa menjalankan sendiri fungsi tersebut, namun bekerjasama dengan orang lain.

Berkenaan dengan itu perlu diciptakan suatu pembagian pekerjaan disertai dengan adanya delegasi wewenang dalam organisasi. Penciptaan delegasi wewenang merupakan hal mutlak sebagai suatu kesatuan sisitem untuk mencapai tujuan. Sebab pada dasarnya dibentuknya organisasi untuk mencapai tujuan, sedangkan manajemen digunakan sebagai alatnya.

Pelaksanaan delegasi wewenag dapat berjalan dengan baik jika, penerima delegasi memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Delegasi wewenang harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab serta wewenangnya harus jelas agar penerima wewenang mengetahui secara pasti dan jelas apa yang harus dilakukan.


Sebab bila bawahan menerima tanggungjawab tanpa diserta wewenang yang cukup untuk melaksanakan dapat menimbulkan frustasi, juga pemberian wewenang yang berlebihan maupun kurang akan menimbulkan dampak yang kurang baik pada bawahan. 

Upaya Menanggulangi SDM Yang Tak Produktif

Sumber daya manusia (SDM) adalah modal utama suatu organisasi, keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh keberhasilan pendayagunaan SDM. Dengan demikian aktifitas atau kegiatan dari suatu organisasi bukan hanya didasarkan atas struktur organisasi efektif semata, tertapai justru yang lebih penting adalah dari unsur penggerak, yaitu sumber daya manusia yang berkemampuan atau produktif.



Kemampuan sumber daya manusia dibedakan atas tiga golongan diantaranya:
1.     KEMAMPUAN KONSEPTUAL,  yaitu kemampuan untuk mengolah pengetahuan atau informasi dengan nalar yang jelas dan jernih. Seperti kemampuan menganalisa, memilih, menggolongkan dan menghubungkan pengetahuan menurut nalar sehingga membuahkan pengertian tertentu.
2.      Lalu ada KEMAMPUAN TEKNIKAL yaitu kemampuan untuk mengerjakan suatu kegiatan berdasarkan kumpulan pengetahuan tertentu.
3.   KEMAMPUAN SOSIAL, mencakup berkomunikasi, bekerjasama dan menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan demikian keberhasilan suatu organisasi utnuk mencapai misinya sangat ditentukan oleh keberhasilan pendayagunaan SDM yang kompeten.

Dalam suatu organisasi pasti ada juga SDM yang tidak poduktif, yaitu SDM yang tidak mampu berprestasi sesuai dengan tuntutan jabatan. Untuk melihat hal ini dapat dilakukan dengan hasil kerjanya (past performance), menggunakan pendekatan kondite pegawai yang dilakukan setahun sekali, dengan asumsi bahwa penilaian dinilai secara obyektif dan benar. Sekali-sekali sebaiknya pihak Depertemen Sumber Daya Manusia (DSDM) melakukan survey guna mengetahui berapa persen Pegawai di BI yang kurang atau tidak produktif. Lalu mencari sebabnya mengapa bisa demikian..?

Dari pengalaman selama ini, banyak faktor penyebab timbulknya SDM yang tidak produktif Antara lain adalah :
1.    Sasaran dan fokus yang strategis BI mengalami perubahan yang pesat sehubungan dengan kebijakan baru dibidang perbankan sesuai dengan berdirinya Organisasi Jasa Keuangan (OJK) dan Re-organisasi SOLA. Perubahan ini menuntut pula perubahan stategi pengelolaan SDM, yang semula menitik beratkan kepada penyedia kebutuhan personalia baik jumlah maupun kulaitas sesuai permintaan satuan kerja, menjadi pendjadi pengelolaan yang terpadu mulai planning dan recruitment sampai dengan retirement. Perubahan strategi SDM memerlukan waktu yang cukup lama, untuk mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan, maka pelaksanaannya dapat menimbulkan adanya SDM yang tidak produktif.
2.    Strutur organisasi BI dibentuk melalui proses fungsional, sehingga SDM-nya terkotak-kotak  dalam satuan kerja tertentu dengan tanggungjawab tertentu pula. Padahal struktur organisasi yang demikian kurang mobilitas antar satuan kerja sehingga tidak fleksibel. Dalam suatu keadaan tertentu satker overloaded dan satker lainnya underloaded, demikian pula bila terjadi perubahan tugas disuatu satker yang menghapuskan tugas tertentu.
3.    Sistem recruitment yang kurang menjamin mendapatkan SDM yang berkualitas, sebab SDM yang diterima belum sesuai dengan job requirement, khusunya pegawai Golongan II (staf) dan Pegawai Golongan I (Asisten), yang masih terdapat penerimaan atas dasar koneksi. Sehingga sulit untuk menegembangkan yang bersangkutan sesuai dengan interes BI.
4.    Pegawai belum memahami dan melakasanakan budaya kerja BI, yang tertuang dalam 5 sikap hidup Pegwai Bank Indonesia.
5.    Gaya kepemimpinan seseorang, contohnya pimpinan otoriter yang tertumpu pada sifat dan keinginan pribadi yang bersangkutan harus diikuti tanpa pertimbangan dan saran bawahan.
6.    Sifat dan kepribadian pegawai itu sendiri, misalnya sikap apatis, enggan bertangungjawab, malas, tidak percaya diri, serta tidak berani mengambil resiko dll.

Dari beberapa hal tersebut maka terlihat semakin besar jumlah SDM yang tidak produktif maka semakin besar pula dampak dari pencapaian misi tersebut. Sedangkan jika dilihat dari segi biaya, pembiayaan bagi pegawai yang tidak produktif merupakan pemborosan yang harus dihindari. Oleh karena SDM yang tidak produktif secara psykhologis mempunyai dampak pula terhadap motivasi pegawai lainnya. Lebih–lebih apabila imbalan yang diterima relatif sama, bahkan bisa terjadi SDM yang tidak produktif sebagai trouble maker yang dapat merusak suasana kerja.

Untuk menghinbdari hal tersebut, perlu diupayakan terjadina SDM yang tidak produktif dengan beberapa cara yaitu :
1.    Perubahan strategi pengelolaan SDM menjadi pengelolaan SDM secara terpadu atau terintegrasi harus segera diimplementasikan.
2.    Apabila dalam Satker terdapat kelebihan tenaga agar disalurkan kepada satker lain yang membutuhkan.
3.    SDM yang kualifikasinya belum sesuai job requirement diberikan pelatihan atau PMK hingga menjadi qualified.
4.    Kepada Pegawai perlu ditanamkan rasa kesadaran terhadap budaya kerja BI baik 5 sikap hidup maupun Harmonization, Openess, Profesionalisme, Ourward looking dan Result Oriented agar Pegawai BI dapat lebih meningkatkan semangat dan kinerja.
5.    Lakukan rotasi, mutasi dan promosi secara teratur.
6.    Kembangkan gaya kepemimpinan yang transformatif supaya Pegawai mampu mengembangkan motivasi dirinya sendiri.

Jika hal tersebut sudah dilakukan namun masih belum ada hasilnya, maka upaya terakhir adalah dilakukan GOLDEN SHAKEHAND (pensiun dini), dengan tetap memperhatikan unsur kemanusiaan. 

Rabu, 07 Oktober 2015

Hujan Awal Oktober

Malam tadi mulai terasa hawa sejuk diatas udara kota Jakarta, karena daerah sekitarnya termasuk di Jakarta sendiri diguyur hujan sedang. Walaupun bisa diramal dan mendung sudah tebal, datangnya hujan nggak bisa diprediksi secara akurat, kadang benar kadang salah.



Walaupun belum terjadi banjir tapi dibebarapa tempat cukup disibukkan dengan genangan air. Aroma khas abu tanah menyeruak, yang telah berbulan-bulan numpuk disekitar jalan beraspal dan dedauan pohon dipinggir jalan terasa sangat menyengat baunya, sehingga membuat kangen suasana sejuk seperti di kampung yang telah lama dinantikan.

Besok atau lusa pasti lumut-lumut akan segera menghiasi tembok dan berbagai barang yang teronggok, jamur-jamur akan segera bersemi menutupi kayu-kayu yang sudah bekas pakai. Udara lembab akan segera menutupi Jakarta yang jika siang hari panasnya kebangetan, tanah dikampung-kampung sekitar Jakarta yang belum kena proyek MHT akan becek, intensitas sinar matahari akan berkurang bergantian dengan mendung dan gerimis.

Bagi pejalan kaki harus berhati-hati sebab akan kecipratan air jika berjalan ditepi jalan raya, sedangkan pengendara sepeda motor segera menyiapkan peralatan anti  hujannya. Karena bukan tidak mungkin ketika sedang melaju ditengah jalan, tiba-tiba mendadak hujan lebat turun. Begitu pula dengan laron-laron akan segera keluar pada malam hari mengerubungi  lampu-lampu jalan, untuk menuju masa depannya dan bereproduksi.

Halo hujan sudah lama kamu nggak kebumi  Indonesia, lihatlah di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terjadi kebakaran hutan karena ketiadaanmu. Basahilah hutan kami agar nggak terjadi lagi kabut asap yang mengganggu aktifitas bangsa ini, jangan terlalu lama meninggalkan kami karena banyak sekali bencana yang harus kami tanggung. Datanglah wahai hujan bawalah rintikmu dengan segenap rezeki, sebab engkau  bentuk rachmat dan kasih sayang Allah SWT terhadap mahluk ciptaan-Nya.


Mahluk Yang Ingin Di Mengerti

Sebagai mahluk yang lembut perasaannya dibanding laki-laki, sering sekali wanita menyimpan apa yang diharapkannya. Wanita memiliki keinginan yang sering dipendam, nggak mau berterus terang. Kalau pun ada yang berterus terang serta ceplas-ceplos, itu biasanya wanita karir yang sudah memiliki jabatan tinggi di kantornya. Karena terbiasa menghadapi bawahannya dengan segala ketegasannya. Wanita cenderung memendam, menyimpan rasa hati dan merahasiakannya.



Namun demikian banyak cara untuk mengerti apa yang menjadi keinginannya itu. Sebab wanita selalu ingin merasa bahwa dirinya lebih istimewa dibanding suaminya, makanya nggak heran kalau wanita sering ingin dipuji oleh orang yang dicintainya, apalagi pasangan hidupnya. Hal ini sebagai daya dorong atau support, khususnya bila  yang dipuji itu terkait dengan kodratnya sabagai wanita. Contohnya memasak, nggak usah segan-segan untuk memuji istri bahwa olahan masakannya sangat lezat. Pujian ini nggak hanya membuat dirinya percaya diri dalam memasak, tapi juga membuat dirinya merasa dialah wanita terbaik yang dibutuhkan suaminya.

Guna menimbulkan kebahagiaan, sekali-sekali boleh juga diberi kejutan. Sebab surprise ini akan membuat dirinya merasa disayang. Sebagai contoh berilah kejutan perayaan ulangtahunnya, tentunya dengan merencanakannya kemudian membuat skenario  dengan matang sehinggga kejutan ini menjadi sebuah kenangan yang Indah dan tak mudah dilupakan. Undanglah teman-teman tanpa setahu dirinya, buatlah ditempat yang sedarhana namun romantis. Lebih baik lagi jika kita memberikan kejutan dengan merubah penampilan dan kado yang sangat dia inginkan. Dan jangan lupa ucapkan salam ulang tahun untuknya didepan teman-temanya tersebut.

Bagi wanita yang sudah bersuami, dia selalu ingin menikmati romantisme serta kehangatan dari suami tercinta. Oleh karena itu, sebagai suami harusnya mengerti dengan melakukan kecupan dan memeluk istri secara rutin, sehingga kehangatan yang diinginkan sang wanita timbul dalam keluarga. Contohnya adalah kecupan dan pelukan yang dilakukan saat kita saling berdebat, hal ini akan membuat wanita begitu dihormati pendapatnya, serta dia merasa bahwa perdebatan yang dilakukan tadi sudah mereda dan telah terjadi perdamaian. Apalagi jika suami bisa memberikan kecupan sembunyi-sembunyi ketika istri sedang tidur, yang dilanjutkan dengan belayan sayang. Istri akan merasa bahwa dirinya nyaman karena benar-benar merasa terlindungi oleh orang yang dicintainya.



Selain itu kita sebagai suami juga harus memberikan perlindungan yang nyata bagi istri kita sendiri. Nggak susah kok, caranya adalah dengan pengertian. Suami harus dengan mudah memaafkan segala kesalahannya, mentolerir kelemahannya dan berusaha memahami keinginannya. Ditambah lagi dengan perhatian, baik dalam urusan rumah tangga, mengurus anak dan masalah masalah yang sepele. Laki-laki juga harus komunikatif, harus selalu mempunyai bahan pembicaraan yang menarik. Sehingga wanita atau istri nggak bosan  dekat dengan kita. Apalagi jika kita memanggilnya dengan sebutan yang membuatnya menjadi terhormat, dihargai dan tersayang. Wanita itu merasa bahwa pasangan hidupnya benar-benar menerima dirinya dengan seutuhnya.


Dari semua itu membuktikan bahwa wanita selalu ingin dimengerti, sebab wanita memiliki perasaan yang halus dan peka.