Kamis, 12 November 2015

DLP Goes To Cirebon

Sejarah sering kali dilupakan padahal dari sejarahlah kita mendapat banyak sekali pelajaran yang  berharga. Mengetahui dan mengingat  sejarah, berarti kita sedang melakukan evaluasi serta membentuk motivasi dan menciptakan inovasi untuk menjadi lebih baik. Apalagi sejarah yang diketahui itu terkait dengan budaya bangsa, yang dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme.






Untuk itulah kali ini Departemen Logistik dan Pengamanan (DLP) Bank Indonesia melakukan kegiatan gathering pegawai di Linggarjati-Cirebon. Selain untuk ajang silaturahmi juga menjadi ajang penelusuran sejarah yang dapat memotivasi guna membangkitkan semangat berkinerja. Lewat pengungkapan value of history, membuat generasi muda paham dan mengetahui apa yang menjadi kekayaan bangsanya.







Tempat ini disebut bersejarah karena terdapat sebuah gedung yang digunakan pertama kali oleh bangsa Indonesia setelah merdeka, melakukan perundingan dengan penjajah Belanda, pada tanggal 13 s.d 16 November 1946, gedung itu bernama GEDUNG PERUNDINGAN LINGGARJATI. Suatu tempat yang menjadi saksi penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sutau tempat yang tercantum didalam buku sejarah yang dipelajari siswa mulai dari SD sampai SMA.







Dalam dioarama yang ada di display, disampaikan oleh petugas gedung tersebut bahwa perundingan dilakukan karena Belanda tidak mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka. Dari hasil perundingan ini Belanda hanya mengakui bahwa yang menjadi wilayah Indonesia adalah Sumatera, Jawa dan Madura. Tempat ini dipilih sebagai tempat perundingan karena Belanda tak setuju jika melakukan perundingan di Yogyakarta, sedangkan Indonesia tak setuju jika dilakukan di Jakarta. Juru runding dari pihak Indonesia adalah Perdana Mentri Sultan Syahrir, utusan dari Kerajaan Belanda adalah Wim Schermerhorn, pemimpin perundingan adalah Lord Killearn dari Kerajaan Inggris.








Bangga sekali rasanya bisa mengunjungi tempat bersejarah ini, sebab nggak pernah terbayangkan apa yang ada dalam buku sejarah namun kita bisa menginjakan kaki disana. Apalagi bangunan tersebut adalah cikal bakal Indonesia berdaulat seperti sekarang ini, sudah sepantasnya lah kita berterima kasih pada Sultan Syahrir dan kawan-kawan, yang telah berjuang dengan gigih melalui diplomasinya dalam Perundingan Linggarjati.









Dengan menggunakan 8 buah bus, gathering DLP ini diikuti oleh sekitar 350 orang warga DLP, yang terdiri dari Pegawai Organik maupun Non Organik. Ikatan kekeluargaan, keakraban dan kebersamaan sangat terlihat jelas, dari beberapa aktifitas yang dilakukan. Sebagai wujud dari moto DLP DLP “ Bersama, Berbenah, Berkomitmen, Bertindak, Berkualitas”.







Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang Panitia, bahwa Gathering DLP merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh Pegawai dilingkungan DLP atas dukungan dan kerja kerasnya selamai ini, sehingga DLP telah ber-transformasi menjadi lebih baik. Tujuan gathering ini juga unt6uk mengurangi ketegangan akibat rutinitas kerja sehari-hari, mempererat rasa persaudaraan atar sesame Pegawai dan pimpinan, selain itu juga merangsang kembali semangat menjadi yang terbaik.  







Dalam acara ini tentunya yang paling dicari adalah kebersamaan, yang dikemas dalam kegiatan main games dilokasi gathering, joged bersama, nyanyi bersama, makan bersama dan belanja juga bersama. Konsep pelaksanaan yang direncanakan sebelumnya adalah selain menjalin keakraban juga menimbulkan rasa social yang tinggi dianatar sesame Pegawai DLP.





Apalagi saat diselenggaran acara kekeluargaan di malam harinya, Bapak Hendar (Deputi Gubernur Bank Indonesia) turut hadir. Suasana meriah dengan rasa persaudaraan terasa sekali.Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa transformasi yang dijalankan tidak akan berjalan baik tanpa disertai dengan transformasi budaya kerja,khususnya perilaku kerja dalam organisasi. Untuk menforong perubahan tersebut pentingnya peran leadership, agar people behavior dalam suatu organisasi dapat berubah, salah satunya diperlikan peran leadership yang kuat.





Sejalan dengan pemikiran ini muncul gagasan agar pimpinan berperan aktif melalui reaktivasi program “Good Leader, lead by example”. Yang penting menurutnya, untuk membenahi perilaku dalam organisasi memang butuh sesuatu yang bukan instan, namun bukan pula sesuaru yang tidak mungkin. Kita hanya perlu fokus pada 3 hal yakni : mudah, rewarding dan normal. Yang pada akhirnya mendorong peningkatan kinerja, baik untuk satuan kerja maupun bagi Bank Indonesia.





Pada malam itu juga ditayangkan “film pendek” karqa warga DLP yang berjudul “HIJRAH”, yang menjadi juara dalam lomba film pendek di Bank Indonesia. Selain itu diadakan sebuah acara yang baru bagi warga DLP, yaitu quiz tebak kata, tebak foto personil dan tebak pertanyaan tentang divisinya, Hal ini diselenggarakan guna lebih mengikat lagi rasa persaudaraan diantara sesama warga DLP sehingga kita tidak hanya tahu dan kenal wajah namun juga tahu apa dan bagaimana divisi dimana kita bertugas. Malam itu ditutup dengan menyanyi dan foto bersama dalam suasana akrab.




Sebagai informasi saja bagi yang yang belum pernah berkunjung ke Linggarjati, nggak usah khawatir, sebab aksesnya cukup mudah. Yang berangkat dari Jakarta bisa menggunakan Tol Cikampek lanjut ke Tol Cipali, hingga waktu yang dipergunakan cukup 3 jam saja. Sampai di Cirebon lalu menggunakan kendaraan pribadi atau bus hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit, jaraknya cuma 28 km. Berkunjung ketempat ini biaya yang diperlukan nggak terlalu mahal, buat yang suka kuliner disepanjang jalan menuju tempat ini banyak sekali spot kuliner yang dapat dicoba, termasuk oleh-oleh penganan khas setempat. Oh ya jangan lupa juga cicipin tahu “GEJROT”, karena daerah ini merupakan asalnya tahu tersebut dilahirkan.(tebe)
@@@@@@@@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar