Rabu, 29 Januari 2014

Pasir Merica di Tanjung Aan

Perjalanan dinas kali ini membawaku ke Bumi Mandalika, Lombok.  Setelah beberapa hari mengikuti pelatihan, sekarang waktunya untuk refreshing biar badan jadi bugar dan segar.  Pak Umar, supir bus yang kami naiki bersama rombongan, menawarkan field trip ke Pantai Tanjung Aan.  Kami pun setuju, hitung - hitung relaksasi dan tidak enak menolak tawaran yang begitu berharga ini.  Tujuan kami sebenarnya melihat rumah Suku Sasak tapi karena hari sudah agak sore, Pak Umar pun mengarah ke salah satu objek pantai di Lombok Tengah sekalian melihat sunset


Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 45 menit dari Hotel tempat menginap kami pun tiba di pantai yang memiliki pasir putih nan bersih.  Penilaian pertamaku untuk Tanjung Aan ini adalah pantainya bersih dan Indah, pasirnya besar-besar seperti merica.  Di sekitar pantai terdapat bukit yang menjorok ke sisi laut, mungkin inilah yang membuat tempat ini disebut Tanjung Aan.  Ingatanku-pun melayang ke sebuah tempat yang hampir sama di sisi Danau Toba, yang dikenal dengan nama Tanjung Unta.  Sebuah bukit yang menjorok ke danau dengan posisi yang mirip seperti Unta sedang duduk istirahat.


Tanjung Aan memiliki pantai sepanjang 2 km dan terdapat beberapa bukit - bukit kecil di sekitar pantai.  Aku dan rombongan pun memutuskan untuk mendaki salah satu bukit yang letaknya tidak jauh dari parkir mobil kami.  Dari atas bukit semakin jelas terlihat keindahan dan kecantikan lansekap Tanjung Aan yang menghadap langsung ke Samudera Hindia.


Setelah puas mengagumi keindahaan Tanjung Aan dari atas bukit, aku dan temans memutuskan untuk menikmati Kelapa muda yang sudah menunggu di kaki bukit.  Berphoto - photo di atas bukit ternyata memancing dahaga.  Di kaki bukit yang letaknya tidak jauh dari pantai terdapat warung sederhana, tempat warga lokal menjajakan beberapa barang dagangan, seperti Kelapa muda, t-shirt, sarung dan mutiara.  Seperti biasa, para pedagang setempat pun segera mengerumuni kami.  Tidak ingin kehilangan calon pembelinya, tanpa buang waktu lagi mereka pun langsung menawarkan barang dagangannya kepada kami. 


Pengalaman berkunjung sebelumnya ke Pantai Kuta membuatku terbiasa dengan cara mereka ini.  Mungkin saja untuk wisatawan yang baru pertama sekali ke Tanjung Aan akan kaget sekaligus terganggu.  Aku memutuskan untuk membeli 1 buah kain sarung dengan motif lokal dari masing - masing pedagang yang sedari tadi mengerumuni dan sabar menunggu menghabiskan Kelapa muda.  Paling tidak aku sudah punya buah tangan berupa 4 buah kain sarung untuk dibawa ke Jakarta dari 4 pedagang berbeda.



Karena sudah agak lama bermain di pantai, perut terasa lapar. Saatnya mencari makan dan meninggalkan Tanjung Aan.  Ada beberapa tempat wisata pantai yang letaknya berdekatan dengan Tanjung Aan, seperti Pantai Kuta, Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun dan Pantai Seger.  Dalam hatiku berharap punya kesempatan untuk dapat mengunjungi tempat2 tersebut.  Terima kasih kepada Pak Umar yang telah menunjukkan keindahan Lombok kepada kami.(Dhanny Surya)

Rabu, 22 Januari 2014

Anugerah Allah Pada Wanita

ALLAH menciptakan wanita untuk membuatnya menjadi sangat utama. diciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, meskipun juga bahu itu harus terasa nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

ALLAH memberikan wanita kekuatan untuk melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau seringkali pula ia kerap berulang kali menerima cercaan dari anaknya.


ALLAH memberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walaupun letih,  sakit, lelah, semua tanpa keluh kesah.

ALLAH memberikan wanita keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, dimana semua orang sudah putus asa.

ALLAH memberikan pula wanita perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai pasangan dan semua anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang pasangan dan anak-anaknya itu melukai perasaanya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

ALLAH memberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuknya yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

ALLAH berikan pada wanita kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan penyadaran dan pengertian, bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai hati istrinya, walau seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

ALLAH juga memberikannya air mata agar dapat mencurahkan perasaanya. Inilah yang khusus diberikan pada wanita supaya dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita,  mata ini adalah air mata kehidupan.(Evahusna)


Selasa, 21 Januari 2014

Hikmah Dari Ujian

Hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian yang bermacam-macam bentuknya.


Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah. Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Kita pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik, dan disukai banyak orang.

Sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan tidak sabar, keluh kesah, dan tidak ikhlas. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk kita. Bisa jadi kita tak menyukai bentukan itu, tapi kita harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.

Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, kita sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau kita berhasil menghadapi ujian ini, kita akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.(Yusuf Mansyur)


Senin, 20 Januari 2014

Menyikapi Gejala Alam

Saat ini sedang terjadi bencana diseantero tanah air, maka sikap terbaik kita adalah meyikapi gejala alam dan menyelamatkan diri dari bencana alam.  Mudah-mudahan bermanfaat, ceritakan ke teman-teman, keluarga dirumah untuk pengetahuan dan kewaspadaan kita bersama, karena kita hidup di alam maka seharusnyalah kitapun memelihara dan mengetahui aturan mainnya,

1. Di pantai
Jika terjadi hembusan angin yang sangat kencang tapi mendadak, disertai bau garam/air laut yang tajam menandakan sedang terjadi proses di tengah laut. Berbagai kemungkinan penyebab; Tsunami/Taifun. Jika anda merasakan gempa di pantai, jangan tunggu apapun lagi, pergi secepatnya dari tempat itu. Beritahukan orang terdekat. Jika anda sedang berperahu di tengah laut, dan mendengar ada gempa di sekitarnya (biasanya orang menggunakan radio di perahu), maka jangan dekatkan perahu ke daratan, tetap di tengah laut, efek Tsunami dipermukaan laut jauh dari pantai hanya sekitar 0,3 – 1 meter saja. Menjauhlah dari tepi laut jika anda mendengar suara dentuman seperti meriam dari dasar laut atau mendengar suara drum band sangat banyak dengan irama yg sangat cepat. (National Geographic News, 27 Dec. 2004).


2. Di tengah Laut
Hal yang terjadi di lautan adalah Badai/Taifun/Cyclone. Sebesar apa kapal pun dapat dipecahkannya, maka jalan terbaik adalah pantau terus radio, dan carilah pulau terdekat. Teluk relatif lebih aman untuk melepas jangkar daripada di tepi laut terbuka. Putar haluan jika anda melihat awan hitam di tepi khatulistiwa.

3. Di Aliran Sungai
Jika anda ditepi sungai yang sangat jernih, dan melihat bahwa pasir di dasar sungai bergerak sangat cepat ke arah hilir, maka menjauhlah dari tepi sungai dan carilah tempat yg tinggi, dipastikan bahwa sedang terjadi air bah di hulu.  Jika anda melihat awan hitam di arah hulu sungai, sebaiknya urungkan niat ke sungai tersebut, dan coba juga menjauh dari atas jembatan. Anda mendengar suara riuh-rendah bagaikan dentuman, bantingan dari arah hulu sungai, menjauhlah dan beritahu setiap orang yang anda jumpai (Bohorok,Langkat, Sumatera Utara 2003).


4. Di Hutan
Tidak ada Tsunami dan air bah di dalam hutan, lalu? Kebakaran adalah bencana dalam hutan. Jika anda terkepung api di dalam hutan, maka carilah anak sungai (creek) dan masuklah ke dalamnya hingga kebakaran berakhir, jika anda keluar dari sungai, ingatlah suhu udara bisa lebih 100°C di permukaan tanah. Lebih baik anda berjalan di lahan yang telah terbakar daripada tanah yg belum terbakar karena permukaan tanah yang terbakar lebih kering dan kemungkinan terbakar lagi sangat kecil daripada tanah yang belum terbakar. Di malam hari pada saat bulan tidak bersinar/bukan purnama, anda melihat kaki langit sangat terang, maka menjauhlah, pasti tarjadi kebakaran toh di Indonesia tidak ada Aurora Australis dan Borealis yg fenomemal itu.(FEMA Buletin).

5. Tingkah laku Hewan
Pada saat menjelang datangnya Banjir Bandang Bahorok (Langkat, Sumatera Utara 2003) Orang-utan menunjukkan Tingkah Laku yang ekstrim, mereka sangat gelisah dan berteriak2 karena gejala ini tim jagawana melepaskan mereka sehingga mereka selamat. Pada saat terjadi gempa di Sumatera, Gajah2 di Phuket, Thailand Gelisah dan menjerit. Menjelang datangnya tsunami mereka melepaskan sendiri belenggu mereka dan menggiring turis dan pawang mereka ke tempat yang aman, ombak Tsunami berhenti hanya beberapa meter dari gajah2 itu berdiri. (TVRI, 03 Jan. ’05 pkl 21.15 dan Kompas, 01 Jan. ’05 hal 1.)


Burung berterbangan. Seorang perwira TNI-AD Kodam I- Iskandar Muda selamat dari Tsunami di Banda Aceh karna melihat burung berwarna putih sangat banyak terbang ke daratan dari laut, ia memerintahkan staf-nya untuk memutar arah kembali padahal saat itu ia menuju pelabuhan. Jika anda melihat ular, tikus, kecoa keluar secara tiba-tiba dari dalam got sangat banyaknya, maka segeralah waspada, terjadi sesuatu di bawah tanah. Jika anda disekitar pegunungan dan melihat semua hewan berlari, maka segera juga ikuti mereka, jangan takut mereka memakan, menerkam/menggigit anda, karena naluri mereka saat itu hanya satu: selamatkan diri, pertanda gunung akan meletus

Semoga berguna. Bagi yang punya info lebih, silahkan ditambahkan. Sebarkan ke semua yang anda kenal, Silahkan copy dan jadikan notes, agar bisa dibaca. Thanx. Stay safe and strong everyone!(Planet Motivasi)


Hewan Liar

Memelihara hewan liar tapi jinak lainnya, adalah suatu kebanggan tersendiri.  Bagi setiap manusia, tantangannya adalah mempunyai hati untuk saling menyayang pada sesama mahluk Tuhan. Biasanya masyarakat yang hobi memelihara dan membeli satwa liar sering kita jumpai di daerah perkotaan.


Hampir setiap minggu pada saat car free day, didepan Gedung Sarinah Jakarta. Ada anggota komunitas pecinta hewan yang berkumpul untuk memamerkan hewan kesayangannya. Mulai dari Iguana, kucing hutan, bajing, musang, ular dll.

Contohnya memelihara ular, mungkin bagi sebagian orang merupakan hal yang tidak lazim karena karakter ular yang ganas maupun rasa takut yang timbul dari dalam diri mereka sehingga mereka menganggap bahwa memelihara ular adalah hal yang tidak biasa. memelihara ular adalah hal yang Luar biasa! Memang di alam mereka akan bersikap defensif, namun pada dasarnya ular akan menghindari manusia, insting defensif memang melekat pada ular yang ditemukan atau dibawa dari alam, namun ada juga yang dari alam memang sudah jinak dan jarang menggigit.

Ular butuh kasih sayang seperti kita memelihara hewan lain baik itu kucing atau anjing. Sejak kita memelihara ular, perlakukanlah mereka sebagai hewan peliharaan, memberi makan mereka secara rutin, peduli akan kesehatan mereka.

Tapi walaupun kita sayang dan care, aku sebenarnya nggak setuju dengan memelihara hewan liar. Dengan membeli dan memelihara satwa liar sama saja kita mendukung proses percepatan punahnya satwa tersebut dari habitat alam aslinya. Menurut undang-undang no 5 tahun 1990 tentang “Eko System Konservasi Sumber Daya Alam”, jangankan memiliki perbuatan mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi, akan terkena sangsi.


Oleh karena itu sudah seharusnya kita yang hobi dan gemar memelihara hewan liar, sebaiknya memberi kesempatan pada hewan2 itu untuk dapat hidup ditempat aslinya, karena dengan membiarkan mereka hidup dialamnya, maka kelestarian hewan terjaga sehingga keseimbangan alam berjalan secara natural. Buat yang hobi melihara satwa liar, aku berpesan bahwa mereka tetap hewan liar walaupun jinak dan harus tetap dianggap berbahaya.(Aditya Saefuddin)




Minggu, 19 Januari 2014

Penjara Kebun Binatang

Beberapa tahun silam yang lalu saya pernah berkunjung ke beberapa universitas di Malaysia diantaranya Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Universitas Malaya (UM), Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan terakhir ke Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia atau International Islamic University Malaysia (IIUM).
Pada suatu kesempatan, Rektor IIUM pernah berpidato tentang kisah anak unta. Alkisah dua ekor unta bercengkerama, Ibu unta dan anak unta. Anak Unta itu bertanya kepada ibunya, ”Ibu, Mengapa bulu mataku lebat dan lentik sekali ?. ”Dengan lembutnya Ibunya menjawab. “Itu untuk menghalau pasir ketika melewati padang pasir, nak.”

“Lalu bu, mengapa kakiku besar dan berkuku tiga ?” Sang ibu dengan sabarnya, menjulurkan lidahnya lalu membelai lembut si anak dengan kasih sayangnya. “Anakku kakimu yang besar dan berkuku tiga itu sebenarnya, saat kau berjalan melewati padang pasir. Dirimu mampu melewatinya, bahkan saat kau berlari sekalipun. Kau akan bisa berlari lebih cepat dibandingkan hewan-hewan lainnya di padang pasir.”
Sang anak sesaat berpikir dan terdiam. Kemudian dia bertanya lagi. “Kalau punukku ini mengapa besar, bu ?” Ibu Unta itu tersenyum, “itu untuk cadangan makanan kita agar tahan dalam perjalanan yang jauh dan lama, nak”. Mendengar jawaban sang ibu, ekspresi anak unta berubah menjadi pilu. Matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya terasa remuk tercabik-cabik.
Ibunya terlihat bingung melihat anaknya yang menangis sesenggukan. “Kenapa kamu menangis, nak?”. “Aku ingin bertanya satu lagi, bu. Hal itu yang membuatku menangis…” suara anak unta itu terdengar parau sambil sesenggukan. “Tentu saja boleh. Apa yang kau tanyakan lagi, nak?”
“Dengan semua kehebatan yang kita miliki. Lalu untuk apa semua itu bu? Kalau kita ‘terpenjara’ hanya hidup di kebun binatang ini?” Mendengar pertanyaan anak unta tersebut. Sang ibupun tak kuasa untuk menahan tangisnya. Dia tak bisa menjawab. Mulutnya jadi kaku. Otaknya pun jadi beku. Namun hatinya mendidih. Hati sang ibu unta itu terasa lebih sakit daripada yang dirasakan anaknya.
Sobat, kisah ini sebenarnya memiliki pesan yang kuat. Kalau seandainya kita renungkan bahwa kedua unta itu, kita analogikan pada diri kita yang dianugerahi potensi besar, namun kenyataannya terpenjara oleh ‘kebun binatang’. Yaitu lingkungan dan pikiran kita sendiri. Padahal seperti halnya unta tersebut semestinya dapat melangkah jauh, dan memiliki potensi yang luar biasa. Bicara tentang potensi unta, sedikit saya berbagi fakta mengenai unta. Unta tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekalipun.

Unta dapat bertahan hidup selama 8 hari tanpa air dan makanan, mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari, unta mampu menutup lubang hidungnya sehingga pasir tidak dapat masuk. Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik (suhu 50o) mencapai kulitnya bahkan unta dapat bertahan pada suhu serendah 50o .
Tapi, kemampuan hebat yang sesungguhnya tersebut tidak akan pernah keluar bilamana tidak digunakan pada habitanya yang keras. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya. Begitu juga pada diri kita ini. Potensi kita yang luar biasa ini tidak akan pernah muncul. Apabila kita tidak terlibat langsung pada habitat yang keras. Atau kita tak pernah menghadirkan lingkungan yang cadas dalam kehidupan kita.
Memilih pada kehidupan aman dan nyaman. Hal itu sama halnya, hidup dalam ‘penjara kebun binatang’. Di dalam lingkungan pekerjaan, tak sedikit orang yang berpikir ”Ngapain kamu kerja keras seperti itu, kamu ngga bakal di promosikan kok ?” . ‘Penjara Kebun Binatang’ bisa berbentuk kondisi tubuh yang tampak terlalu normal. Dalam pandangan saudara kita yang Disabilitas , kondisi tubuh yang normal adalah kesempurnaan. Namun justru kenyataannya, mereka yang tampak normal kebanyakan tidak pernah mendatangkan karya dan prestasi.

Kenormalan bisa jadi membuat terlena dan masuk dalam ‘penjara kebun binatang.’ Normal namun karena alasan tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagainya. Bila kita belum keluar dari ‘penjara kebun binatang’ tersebut maka prestasi dan kemampuan kita yang sesungguhnya tidak akan tampak dalam aktivitas sehari-hari.

Lihatlah sosok Habibi Afsyah meski menderita penyakit Muscular Dystrophy , penyakit yang merusak saraf motorik di otak kecil yang membuat tubuhnya tak bisa berkembang sempurna sehingga tangan, kaki dan badannya mengecil, yang menyebabkannya ‘terpenjara’ karena harus selalu di kursi roda, namun Habibie tidak pernah menyalahkan kondisi fisiknya yang seperti itu bahkan justeru dia berkeyakinan bahwa itulah letak kekuatannya. Ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya, yaitu dekat dengan komputer. Pekerjaan yang tak membutuhkan mobilitas yang tinggi, yang bisa dia kendalikan semua itu lewat kursi roda. Akhirnya dia dapat menjadi raja marketing online Indonesia dan telah menghasilkan ribuan dollar dan penghargaan dari berbagai pihak.

Anda yang pernah mendengar kisah Helen Keller. Dengan keterbatasan mata yang buta, tuli dan “gagu” sejak usia 2 tahun namun dia mampu lulus dari Harvard University dan menguasai beberapa bahasa asing. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi “raja” komputer dan orang terkaya di dunia.
Kalau mereka sudah berhasil keluar dari ‘penjara kebun binatang’ yang memenjarakan potensinya untuk berkembang pesat, bagaimana dengan anda ?(Tito Dewanto)


Selasa, 14 Januari 2014

Secarik Kertas Tentang Ayah

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada, dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun  walau membutuhkan kehadirannya.

Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.


Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan. Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu main kereta api itu.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil, tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak lucu dan menyayangi. Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis....jadi dia menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak kepala . Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih, agar kau bisa "melihat" para malaikat bergelantungan di sana dan agar kau selalu bisa mengenalinya.

Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika terbaru.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup, Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta bantuan. Ayah terlalu lama menunda untuk membawa mobil ke bengkel, karena ia merasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah, Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya? " tidak terlalu mengecewakan"

Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu- satunya dalam keluarga yang dapat memasak tumis kangkung rasa barbecue grill.  Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan, alam...walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu, dibahunya, ketika pawai lewat. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.


Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu di depan rumah dengan sepeda tuanya, untuk mengantarkanmu di hari pertama masuk sekolah

Ayah itu murah hati, Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan. Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya. Bahkan dia akan senang hati mendengarkan nasehatmu untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu.

Ayah akan berkata “tanyakan saja pada ibumu", Ketika ia ingin berkata ,,tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika
anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin, Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan “ tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"


Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu persis seperti caranya. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah mengira seratus adalah tip, Seribu adalah uang saku, Gaji pertamamu terlalu besar untuknya. Ayah tidak suka meneteskan air mata ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya.

Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu, ketika kau mimpi akan dibunuh monster tapi ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Kalau tidak salah ayah pernah berkata :"kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar, apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan “jadilah lebih kuat dan tegar, daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan " jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak, laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu. Ayah bisa membuatmu percaya diri, karena ia percaya padamu. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik. Dan terpenting adalah Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena
diapun mencintaimu karena cintaNya.(
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php).

Kamis, 09 Januari 2014

Acara TV Berkualitas, Host Berkualitas

Setiap kali menonton acara TV lokal, aku jadi ngenes. Karena yang ditayangkan siaran yang kurang bermutu. Hal ini bukan karena tema acaranya yang kurang baik, namun menurutku host-nya yang kurang pengetahuan akan acara tersebut.

Jika ada acara kuliner, kemudian host-nya ikut mencicipi makanan tersebut lalu reaksi host saat mencicipi makanan pun reaksi standar, reaksi dengan komentar yang terlihat sekali host nya pun nggak tahu mesti berkomentar apa, selain “hmm.. enak pemirsa” atau “hmm.. wah rasanya gimana ya.. pokoknya.. gitu deh mak nyoss”. Host-nya nggak bisa kasih pertanyaan yang bermutu tentang makan itu, jadi host-nya kelihatan kurang wawasan.


Begitu juga saat acara wisata, petualangan atau tour. Si host jalan-jalan ke tempat wisata, komentarnya sama saat jika kita minta pendapat ke ibu-ibu yang baru turun dari bus wisata, “wah pemandangannya bagus ya”. Aku jadi curiga kalau si host ini pun nggak mendapatkan pengarahan, atau bahkan materi data lokasi dari produser atau sutradara program itu.

Berkualitas, bukan berarti materi atau narasinya penuh dengan data, statistik, teori-teori atau quotes dari orang ternama. Berkualitas, bisa sekedar mengajak atau memancing pemikiran penonton atau dengan kata lain “mengusik” nalar yang akhirnya mengajak penonton untuk terlibat dalam alur berfikir si pembawa acara.


Acara jalan-jalan atau makan-makan, adalah acara rekreasi. Lantas bagaimana mungkin acara rileks dibawakan dengan cara cerdas berkualitas atau mikir? Sederhana saja, kita bisa koq membedakan acara petualangan antara host yang betul-betul “menyelami” petualangannya dengan host yang hanya akting karena tuntutan arahan sutradara saja. Gestur dan mata si host tidak akan pernah bisa bohong, saat dia jijik untuk mencicipi sekedar makanan kampung atau main lumpur akan jelas terlihat penonton.
Dari analisaku agaknya kepentingan dagang dan rating masih mendominasi sehingga kualitas menjadi tuntutan nomor kesekian. Selera pasar yang pasaran tetap masih nomor satu. Semua TV silahkan membuat program yang beragam, asal muatannya berbobot dan manfaat. Baik itu acara musik, lawakan, sinetron dan sebagainya. Perlu di ingat kebebasan dan hak kita itu dibatasi oleh orang lain. Sebebasnya kita berkarya tetap ada batasannya juga. Dalam bisnis media, rating itu perlu untuk kebutuhan pasar. Namun jangan sampai menghilangkan fungsi media sebagai kontrol sosial masyarakat.
Host tidak cerdas bisa fatal untuk acara yang mustinya cerdas. Tidak sedikit acara serius semacam talkshow, debat, diskusi, dan sejenisnya, karena dipandu oleh pembawa acara yang tidak cerdas dan berkualitas, maka acara tersebut jadi kentara sebagai acara dagelan. Sebaliknya, sekonyol-konyolnya acara komedi sekali pun jika pembawa acaranya cerdas berkualitas, maka bobot materi humornya pun terasa berbeda. Kalau pun ada situasi mencela atau menyindir, masih bisa terasa sebagai sindiran yang cerdas.

Jadi, menurutku jika saat ini ada banyak sekali penonton yang seolah menuntut agar program TV nasional memberikan tayangan-tayangan yang mendidik, maka mulailah dengan mencari pembawa-pembawa acara yang berkualitas. Apapun jenis acaranya jika dibawakan oleh pembawa acara yang berkualitas maka program acara tersebut pun akan berkualitas. Sebaliknya, seserius apa pun program acaranya jika dibawakan oleh host tidak berkualitas, maka akan sulit acara tersebut untuk memiliki kualitas. Walaupun mencoba dengan mengundang narasumber-narasumber yang punya kualitas… percuma!

Ingin tayangan berkualitas? mulailah membuat program TV dengan pembawa acara yang berkualitas!(Motulz.Blogspot.com)



Bang Erwan

Sosok yang sederhana, supel, baik hati, trengginas, keras dan mengayomi, itu sedikit yang bisa kusampaikan mengenai Bang Erwan Syamsari, tanggal 31 Desember 2013 adalah hari terakhir Bang Erwan menjalani masa tugasnya di Bank Indonesia. Masa tugas yang dijalaninya selama 36 tahun 6 bulan, penuh dengan suka duka dan cerita-cerita manis penuh kenangan. Beberapa tahun kedepan kemungkinan hanya ada segelintir Pegawai yang mengalami masa kerja selama itu.


Erwan Syamsari, mulai bertugas di Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1977 di KPw Banda Aceh. Selama ia bertugas disana, peristiwa yang paling berkesan adalah saat diberlakukannya Daerah Operasi Militer (DOM) oleh pemerintahan RI. Dalam masa DOM, Aceh menjadi sangat rawan. Hal ini dikarenakan anggota Gerakan Aceh Merdeka(GAM) yang konflik dengan TNI, mencari dana perjuangan Aceh Merdeka dengan melakukan kekerasan terhadap penduduk. Memburuknya kondisi keamanan di  Provinsi Aceh pada waktu itu hingga menyebabkan sebuah mobil dinas KPw Lhokseumawe direbut secara paksa oleh GAM ketika sedang dipergunakan untuk dinas oleh salah seorang Pegawai KPw Lhokseumawe.


Akibat konflik dimasa DOM,  krisis yang terjadi menyebabkan angka kemiskinan di Aceh meningkat. Banyak harta masyarakat Aceh yang hilang baik perampasan, perampokan dan pembakaran. Ini membuat publik menjadi takut, curiga bahkan menimbulkan sikap permusuhan dengan orang-orang yang tak dikenalnya. Selain timbiul kecurigaan yang berkelebihan ada sebagian orang yang kehilangan semangat  karena anggota keluarganya menjadi korban konflik. Selain itu kondisi ekonomi Aceh menjadi tidak sehat, karena begitu banyak terjadi pembunuhan, dan pemerkosaan. Para pelakunya nyaris tidak tersentuh hukum.


Situasi tersebut berdampak pada keamanan KPw Banda Aceh. Sehingga pada tahun 2000, KPw Banda Aceh sempat diduduki oleh GAM selama lebih kurang satu Minggu. GAM mengharuskan setiap bank yang melakukan setoran ke BI  membayar Pajak Nangroe, tiap-tiap bank sebesar Rp 100 juta. Sebagai seorang Satpam yang bertanggung jawab atas situasi keamanan KPw tersebut, Erwan Syamsari berkoordinasi dengan Polda Aceh melakukan negosiasi dengan pihak GAM. Hingga akhirnya pajak nangroe itu dihentikan dan GAM meninggalkan  KPw.


Ketika terjadi tsunami bulan Desember 2004, dua jam seteleh peristiwa tersebut  tanpa memikirkan kondisi keluarganya yang sedang panik. Erwan jalan kaki menuju kantor yang berjarak 4 kilometer dari rumahnya. Kondisi KPw Banda Aceh telah dipenuhi  lumpur, sampah dan mayat tak dikenal sebanyak 33 orang termasuk seorang jenazah anggota Brimob, yang terlihat dari seragam yang dipakai. Erwan kemudian berkoordinasi dan melaporkan kondisi BI kepada Kabid MI saat itu,  untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.  Pada peritiwa itu menurut Erwan yang paling fantastis adalah bahwa walaupun tsunami menerjang KPw namun tak sedikitpun air masuk kedalah Ruang Khazanah. Akibat peristiwa tsunami ini sempat beberapa waktu Gedung BI KPw Banda Aceh tak dapat dipergunakan walaupun mengalami kerusakan yang tak berarti.

Padatahun 2006, Erwan mutasi ke KPw Bandung, namun tugasnya di kota kembang Bandung hanya berjalan sekitar satu tahun. Karena tahun 2007 beliau mutasi lagi ke Grup Pengaman di Kantor Pusat hingga mengakhiri masa tugasnya dan pensiun.

Berat memang rasanya melepas beliau, secara administratif beliau purna namun keilmuannya mengenai pengamanan masih dibutuhkan. Semoga Bang Erwan dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah SWT, untuk menikmati masa purna tugas. Terima kasih Bang Erwan atas segala yang telah kau perbuat untuk BI, selamat menjalani masa pensiun.


Rabu, 08 Januari 2014

Takut Melangkah, Melompat Saja

Dalam proses kehidupan memang kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang kita rasa membingungkan dan cukup sulit untuk diputuska. Tidak jarang bahkan ada orang-orang yang merasa galau, gamang, bimbang, tidak pasti dan yang lebih parah lagi merasa putus asa dalam memilih keputusan yang akan dijalani.

 
Dalam suatu sesi sharing dengan beberapa sahabat terlontar pernyataan bahwa kegamangan, kebimbangan, dan ketidakpastian justru lebih banyak ditimbulkan oleh banyaknya asumsi-asumsi dari ketakutan untuk melangkah. Yang pada akhirnya membuat diri kita ini menjadi kurang peka.
 
Ketakutan sebenarnya dari pikiran-pikiran yang hakikat belum tentu terjadi. Karena memang kita benar-benar belum melakukan apa-apa. Untuk itu kita hanya membutuhkan pengujian. Apakah yang kita takutkan itu benar-benar terjadi, atau hanya memang ada dipikiran kita saja. Nah, daripada berdiam diri. Sekalian saja melompat saja. Dan terus saja terjun hingga menjadi Anda kaya akan pengalaman-pengalaman.

 
Dari pengalaman-pengalaman itulah akan mengkristal menjadi INTUISI. Sebuah kata atau kalimat yang cukup mentereng terdengar tetapi saat ini sudah jarang. Atau bahkan hanya sebagian kecil sekali yang kita gunakan. Alasan mengapa si “Intuisi” ini jarang digunakan ada bermacam-macam, ada yang bilang karena tidak bisa membedakan, ada yang lain bilang kelamaan kalo nunggu intuisi muncul, bahkan lebih parah ada yang bilang disekolahkan tinggi-tinggi kok cuma mau belajar teori-teori tanpa ada prakteknya. Seperti orang belajar “kebatinan” saja.
 
Terlepas dari definisi secara keilmuan, apapun yang sering saya sebut dengan Intuisi ini, adalah alat dasyat yang diberikan Tuhan, dimana sebenarnya itu adalah suatu perangkat canggih semacam detektor, GPS, atau radar yang paling dahsyat di dunia.
Melatih intuisi layaknya meng-up grade teknologi radar kita. Mereka yang terlatih intuisinya akan berbeda dengan mereka yang miskin akan pengalaman intuisinya. Contohnya, saat berhadapan hewan buas yang terkenal liar. Seorang pawang mampu mengandalkan intuisinya daripada kita yang sama sekali tidak pernah berhadapan langsung dengan hewan tersebut.
 
Sungguh sangat luar biasa, Tuhan telah menganugerahkan kemampuan ini, namun bilamana kita tidak melatih (praktek)nya secara langsung. Alangkah naif diri kita ini. Gunakan kesempatan yang ada, jangan terlalu banyak berpikir. Jika sudah terbesit dorongan halus intuisi kita yang perlu anda lakukan adalah jangan takut melangkah, melompat saja dan jangan berpikir. Karena Tuhan bicara lewat intuisi Anda, bukan hanya dengan pikiran Anda. Selamat Memanfaatkan intuisi anda.
(Ardian Wahyudi)

Xenia

Xenia, di kilometer 11.000. Hatiku goyah di atas gelinding roda-roda melemah, diriku mencoba mencuri waktu, mengumpulkan cuilan-cuilannya sedikit demi sedikit seperti mengumpulkan repihan berlian yang tak ternilai harganya. Mungkin aku ingin membangun sebuah gunung dari repihan itu. Tempat bagimu menjadi sebuah altar agar kau bisa menari sedikit lebih tinggi dari bunga-bunga aneka warna bersama gaun merahmu. Dari atas serpihan itu, kelak aku mencoba melewati dan menantang sesuatu yang jauh lebih besar, jauh lebih perkasa dari yang pernah terfikirkan sebelumnya.


Xenia,
Kini perasaanku runtuh ke dalam kekosongan. Rasa hampa yang gelap berlumuran gulita. Akulah seorang buta yang terperosok ke jurang gelap tak berujung, tak ada pegangan, jatuh melayang tiada henti. Tapi itu tak penting lagi bagi mata dan perasaan, karena ‘apalah bedanya dengan terperosok ke dalam jurang yang terang benderang meski mata butaku terbuka lebar-lebar’.

Hey…! Biarkan aku melayang mencari keutuhan jiwaku yang terbawa si binar bola mata ceria itu, karena di sana separoh nyawaku terbawa sayap-sayap putih miliknya. Dan bila aku dapat menikmatinya, mungkin itulah serpihan waktuku yang sangat berharga, yang tersisa sebagai pengisi mosaik yang kurang dari jiwaku. Barangkali tak sedikitpun sisa-sisa waktu yang tersedia itu mampu kuberikan padamu sebagai setangkai bunga indah lagi harum selain hanya sebagai sebuah catatan kecil tanpa aku ingin kau mengenalku karena dia.

Ah kau, nafas jiwaku jangan dulu sampirkan pengharapan semangatmu bersama lilin kecilku ini. Biarkan aku mendengarkan lagu-lagu kita ini beriring irama gelinding roda-roda seperti tanpa berujung, karena kutahu aku kelak adalah tumpukan gurun-gurun waktu yang sepi tak berpenghuni.

Xenia…,
Kubawa kau berlari kemanapun, seolah aku sedemikian takut kehilangan detik-detik berharga yang berceceran tak terkumpulkan itu.

Xenia,
Waktu itu kau biarkan angin kencang meniup rambutmu, berkibar mengarung jalanan panjang yang akan kita lalui dengan ke kosongan  hati. Lalu lagu-lagu kenangan mengalun mencoba membujukku untuk tidak mengingat kalimat doktermu yang menyayat : “Kami tidak tahu, mungkin 3 bulan, mungkin 6 bulan, mungkin…, mungkin… dan bla bla bla…”

Xenia,
Bulan redup redam, kenapa kau mesti marah saat selalu kucuri pandang wajahmu sambil nyetir lewat spion?  Harusnya kau paham, aku hanya mencoba menyembunyikan kesempurnaan rasa takutku tentang di mana kelak aku harus bisa sendirian mengurai waktu demi menemukan pemahaman tentang antara : “mengikhlaskan dan menyayangi” dengan “rasa kehilangan panjang”. Akan lebih panjang dari ribuan kali 11.000 kilometer Xenia yang telah kita lewati ini.(PiS)


Taragak Basuo Sambil Malapeh Salero

Hari ini walaupun Jakarta diguyur hujan agak lebat, karena sudah tekad untuk menjalin silaturahmi dengan rekans eks Pegawai KPw Padang, kami tetap luruskan niat “taragak basuo”, sambil malapeh salero makan siang bersama di Warung masakan Padang “Dibao Untuang”, yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.


Kenapa kok pilih tempat ini, karena dari berbagai isyu yang tersebar di warung ini cara melayaninya gaya Pagaruyung Minang (Sumatera Barat). Semuanya disajikan by order, nggak seperti kebanyakan restoran Minang lain di mana berbagai menu disajikan dengan gaya hidang atau menu langsung diletakan di meja.


Warung ini bukanlah restoran besar yang luas dan ber-AC. Tempat ini sebenarnya kecil buat ukuran restoran Padang. Tapi menu dan makanan yang ada membuat layak dikunjungi, setiap kali timbul hasrat hasrat untuk makan masakan Padang nan padeh. Semua menu disini Padang banget…. Dan memang pangsa pasar Dibao Untuang adalah kaum perantau Minang.


Oh ya… sambil makan kami bercerita masa lalu sewaktu tinggal dikota Padang, tentang suka dan dukanya. Kadang cerita itu membuat kami menjadi tertawa dan kadang juga jadi tegang tatkala ingat kejadian-kejadian yang terkait dengan gempa bumi.


Berbagai menu tersedia di resto ini antara lain : Sop buntut, gulai tamusu, ikan asam padeh, gulai ayam, gulai banak, ayam balado, ikan balado, rendang, dendeng balado, ayam bakar, ikan bakar, sayur daun singkong, gualai jengkol dan lain-lain masakan minang. Tapi menu spesial Dibao Untuang sejak dulu adalah “Gulai Tunjang Padeh” yaitu urat daging sapi dan kaki sapi dimasak dalam santan kental pedas, dan “Gulai Gajeboh” yaitu lemak dari daging sapi bagian dada. Rasanya nendang, benar-benar nyamleng. Apalagi jika dikocok keluar sumsum dari dalam tulang kakinya. Menu masakan khas padang ini cukup langka. Nggak semua rumah makan padang menyediakannya. Sangat nikmat, dan yang pasti berlemak. Untuk lebih aman dan menjaga kesehatan, aku sarankan jangan sampai terhanyut dengan cita rasanya yang bener bener mak nyuzzz.


Mohon maaf saking enaknya, rasa dari gulai tunjang dan gazeboh ini sangat susah untuk dijelaskan. Yang pasti sangat enak, aku berani jamin, gulai tunjang disini sangat berbeda dengan gulai tunjang yang ada dirumah makan padang lain se Asia Pacifik. Sungguh luar biasa....!


Setiap waktu makan siang, resto ini dipenuhi dengan kaum pekerja penikmat selera tinggi. Walaupun diluar hujan namun didalam resto hawanya panas karena tanpa AC, tapi kelihatan selera pengunjung nggak meredupkan hasrat makannya.


Diakhir obrolan, kami-pun berencana akan mengadakan acara seperti ini lagi dalam waktu dekat guna menjalin silaturahmi lebih akrab. Tempatnya akan kami pilih kemudian agar acara malapeh salero ini terus berlanjut.