Senin, 29 Desember 2014

Katupek Gulai Tunjang Pariaman


Sudah lama nggak menginjak bumi Minangkabau, sudah kangen pula ama masakan yang selalu membuat lidah terbuai. Kebetulan tengah bulan lalu ada dinas ke kantor perwakilan yang di Padang, so aku nyempetin singgah ke Pasar Balai baru di Pariaman. Dipasar ini jika waktu sarapan tersedia menu yang sangat kutunggu-tunggu, yaitu “katupek gulai tunjang”. Gulai yang bahan dasarnya kaki sapi.
 
Gulai ini sangat berbeda dengan gulai lain yang dimasak di hampir semua restoran Padang yang ada, baik itu di Sumatera Barat sendiri apalagi dengan yang di Jawa.  Aku bisa ngebedain taste ini karena aku cukup lama tinggal di Padang, sekitar 8 tahun. Jadi menu masakan Padang yang dibikin orang Padang asli buat selera urang awak nggak sama dengan menu Padang yang ditawarkan buat lidah daerah lainnya.

Di Pariaman gulai tunjangnya jelas hasil karya kuliner ninik mamak, karena dari kekentalan kuah dan ketajaman bumbunya sangat awak bana.  Apalagi pedesnya, asli pedes cabe merah keriting, bukan pedes lada. Pada bumbu nggak ada campuran gulanya, jadi kalau dimakan bisa bikin badan berkeringat menanggung beban kepedesan. Disini dibikin pedes karena memang hampir semua pelanggannya yang asli urang awak itu berselera pedas.

Selain dimakan pakai ketupat, terus ditemani salalauk tahu nggak campuran pada gulainya itu apa..? “Cubadak…!” Ya betul cubadak alias nangka muda. Nangka dimasukan dalam campuran gulai, setelah direbus. Sehingga nangkanya menjadi empuk dan lunak selembut tunjang yang digulai. Kalau nggak teliti pasti penggila kuliner nggak bisa ngebedain yang mana nangka muda, yang mana kulit kaki  sapi. Satu lagi yang bikin nikmat yaitu kuku kaki sapi yang empuk-empuk gimana gitu…



Di Pasar Balai baru ini jika pagi sudah banyak orang yang antri untuk sarapan, mereka kebanyak para petani yang akan pergi kesawah dan ladang, tapi ada juga beberapa pegawai kantoran yang nyempetin singgah. Sehingga pagi itu suasana di tempat makan sangat riuh, apalagi ditimpali Bahasa minang yang aksennya agak aneh. Sebab aksen minang orang Pariaman agak beda dengan aksen minang kota Padang. Dibeberapa kalimat ada penekanan kata yang jarang  kudengar. Disini pun anak laki-laki dipanggil ajo kalau di Padang dipanggil buyung, sedangkan anak perempuan di panggil cukniang, jika di Padang  dipanggil upik.

Makanya dari rasa pun gulai ini sangat berbeda dengan daerah lainnya, baik gulai kapau di Bukittinggi, atau gulai ampera yang ada dikebanyakan resto minang. Oleh karena itu invasi segala menu franchise yang ada di kota Pariaman ini nggak laku. Kalupun ada yang laku itu bukan karena rasa menunya yang enak tapi karena tempatnya buat nongkrong atau ngobrol lama-lama, sebab tempatnya sejuk ber AC dan ada wifi.

Sekali-sekali kunjungi dong Pariaman, cobain gulai tunjangnya. Itu berarti kita sudah dapat membuktiin filsapatnya orang minang yaitu “Mato condong ka nan rancak, salero condon ka nan lamak” (mata cenderung ke yang bagus, selera cenderung ke yang enak). Jadi datang jauh dari Jakarta, sampai di Pariaman puasin deh salero lidah yang nggak ada duanya di jagad raya ini.

 

 

 

 

Kamis, 11 Desember 2014

Ngintip Tim Satgas Bencana Latihan


Biasanya Tim Satgas Bencana Bank Indonesia mengadakan kegiatan lintas alam, guna  meningkatkan keterampilan dan ketahanan fisik, di daerah pegunungan yang terdapat aliran sungai cukup deras. Karena dipergunakan untuk tracking dan rafting. Namun kali ini agak lain, kegiatan dilakukan didaerah kepulauan dengan melakukan latihan Matra Laut, dengan inti latihan Water Rescue.
 
 

Water Rescue yaitu latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personil yang terlatih dan professional dalam melakukan pertolongan yang berhubungan bencana, sehingga mampu menghadapi tantangan dalam tugas apabila terjadi bencana alam, khususnya banjir. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Departemen Logistik dan Pengamanan BI dengan Badan SAR Nasional, pada tanggal 7 s.d 9 November 2014 di Pulau Putri, Kepulauan Seribu.
 
 
 

Dalam perjalanan menuju lokasi latihan rombongan menggunakan speedboat Princess Island yang mempunyai kapasitas sekitar 40 orang, kapalnya lumayan bersih dan kelihatan sangat terawat. Dilengkapi dengan AC, ruang penumpang yang nyaman, dek kapal yang luas, televisi, dan pelampung. 
 
 
 

Karena berangkat sesudah jam kerja Jumat petang, dalam perjalanan peserta banyak yang menyiasati dengan tidur.  Ada beberapa rekans yang asyik duduk diatas haluan kapal sambil memandang dan memperhatikan pulau-pulau yang terlintas selama perjalanaan. Namun pulau-pulaunya kelihatan samar samar saja karena hari telah mulai gelap. Menggunakan speed boat dari Marina-Ancol ke Pulau Putri, perjalanan ditempuh satu setengah jam lamanya.

 
 

Kegiatan ini dilakukan di Pulau Putri karena memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap. Apalagi pulau ini sudah lama menjadi tujuan wisata masyarakat Jakarta, sehingga fasilitasnya dirasa sangat up to date. Dipulau ini tidak ada penduduknya, namun pulau ini dipenuhi oleh 75 bungalow yang dipergunakan untuk penginapan wisatawan yang berkunjung.
 
 
 

Pulau Putri tak terlalu jauh dari dari Jakarta, namun mempunyai air laut yang jernih dibandingkan dengan pulau-pulau lain dikepulauan seribu, ombaknya sangat bersahabat. Pulau ini adalah surga bagi penikmat diving dan snorkeling, bukan wisata piknik atau sekedar jalan-jalan.
 
 
 

Pulau ini berada di gugusan taman nasional laut Kepulauan Seribu, memiliki banyak panorama sekitar yang menarik. Lautnya yang biru serta berdekatan dengan taman laut yang eksotis.  Memberikan nuansa yang berbeda dengan hamparan laut yang indah dengan sejuta pesona keindahan alam, jauh dari polusi kendaraan.
 
 
 

Dalam latihan ini Tim Satgas Bencana BI, memfokuskan melakukan refresh dan upgrading terhadap ilmu kebencanaan yang telah dimiliki, khususnya water rescue. Selain itu tim melakukan penanganan operasional perahu karet bermesin. Mulai dari keadaan utuh lalu dibongkar dan dipasang kembali seperti semula.
 
 
 

Menurut Racmad Daud selaku Koordinator Satgas, ketrampilan Tim Satgas harus senantiasa di refresh, agar ketrampilan yang dimiliki nggak luntur. Dan di Upgrade dengan melakukan sharing dengan personil Basarnas, yang telah banyak memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan bencana diberbagai tempat. Dari sharing tersebut maka ilmu yang dimiliki akan bertambah, karena dalam setiap menangani bencana pasti ada kasus yang berbeda, sehingga ilmu bidang rescue selalu berkembang.
 
 
 

Dengan latihan ini diharapkan tim satgas menjadi handal karena mempunyai attitude nilai positif, bahwa sebagai seorang rescuer harus dapat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam melakukan pertolongan. Kemudian memiliki knowledge yang mumpuni, sehingga dalam melakukan pertolongan dapat melakukan sesuatu dengan baik dan benar, termasuk keamanan diri sendiri. Selanjutnya practice agar ilmu yang dimiliki tidak hanya sekedar teori, tapi menjadi skill yang luar biasa yang tak dimiliki orang lain pada umumnya.
 
 
 

Selain itu tim satgas diharapkan memiliki 3 hal kemampuan seorang rescue yaitu : kemampuan menyelamatkan diri sendiri, kemampuan menyelamatkan orang lain, mampu menyelamatkan korban. Inti kegiatan rescue, jika dia sudah mampu menyelamatkan orang lain, dia sudah mampu melakukan pencegahan supaya musibah yang terjadi tidak menimpa dirinya.
 
 
 

Banyak diantara masyakat yang menjadi rescuer, tapi belum tentu rescuer tersebut mempunyai kemampuan mengelola potensi rescue, memenej peralatan, dan merawat peralatan yang dimiliki. Sehingga dengan kemampuan yang dimiliki, peralatan yang sudah ada siap pakai dan dapat dipakai secara maksimal pada saat diperlukan. Dalam hal ini diperlukan kebijakan korporasi, satgas yang dibentuk untuk keperluan apa. Untuk sekedar pendukung sajakah atau menciptakan individu yang mempunyai kemampuan mumpuni guna membawa nama baik korporasi.
 
 
 

Disimulasikan dalam latihan tersebut terdapat 3 korban terdampar di sebuah pulau dengan kondisi yang berbeda.  Tim Satgas BI meluncur kelokasi dimana terdapat korban terdampar dengan menggunakan perhau karet tanpa mesin. Dengan peralatan dayung korban dapat dievakuasi sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan. Bagi yang patah tulang dilakukan pembidaian terlebih dahulu, bagi yang pinsan dengan memiringkan kepalanya dan melonggarkan pakaian korban agar pernafasannya nggak terganggu, lalu bagi yang hypothermia dengan memberikan selimut sebagai penghagat tubuh.
 
 
 

Pada latihan ini juga dilakukan kegiatan snorkeling, guna menciptakan peserta selain menjadi seorang rescuer handal tapi dia juga orang yang mencintai alam. Sehingga dalam dirinya timbul   rasa syukur untuk selalu mengingat Tuhan dan mau menolong sesama demi kemanusiaan.

Pameran Ikon Museum di MBI


Sekali lagi Museum Bank Indonesia (MBI) bikin gebrakan. Kali ini yang dilakukan adalah mengadakan acara “Pameran Foto Ikon Musium”, yang dilaksanakan pada tanggal 17 s.d 19 Oktober 2014 di Ruang Pamer Temporer musium tersebut. Guna menyambut Hari Sumpah Pemuda ke 86.
 
Dalam acara pameran ini masyarakat disuguhi berbagai foto ikon musium yang ada di Jakarta termasuk suara dari benda yang dipamerkan dan narasinya. Biasanya pameran dimuseum diadakan hanya memamerkan bendanya saja tanpa mengetahui seluk beluk benda tersebut. Namun MBI membuat sesuatu yang baru, selain foto ada narasi dari benda dimaksud serta maknanya, suara dari bunyi benda tersebut dapat kita dengar, melalui headphone yang tersedia didekat foto bendanya.
 
 

MBI yang terletak di Jalan Pintu Besar Utara, kawasan Kota Tua Jakarta, mengajak beberapa musium yang mempunyai koleksi benda bersejarahnya, khususnya yang dapat menimbulkan suara. Ini merupakan cara pamer yang berbeda, masyarakat dapat menikmati atmosfir benda bersejarah tidak hanya lewat foto tapi juga dapat mendengar suaranya, hingga kesannya lebih ekspresif. Suara ini adalah suara yang luar biasa yang dulu mengiringi perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
 
 

Dari 70 musium yang ada di Jakarta, MBI baru bisa menggandeng beberapa musium  dalam pameran ini, yaitu : Musium Mandiri, Musium Sejarah Jakarta, Musium Sumpah Pemuda, Musium MH Thamrin, Musium Khatederal, Musium Kebangkitan Nasional. Tujuan dari pameran ini sendiri adalah buntuk menggaungkan bahwa benda bersejarah itu nggak hanya bisa dilihat namun juga dapat dinikmati desiran suaranya. Yang pada akhirnya menjadikan masyarakat suka dengan museum sebagai media edukasi yang menyenangkan.
 
 

Foto yang terpampang salah satunya adalah foto biola W.R Soepratman. Kita tidak hanya melihat foto tersebut namun juga dapat mendengar suara biola tersebut saat dimainkan oleh Idris Sardi sebelum beliau meninggal. Suara ini menggambarkan seolah-olah kita mendengar langsung  suara biola yang dimainkan WR Soepratman saat diadakannya ikrar soempah pemoeda pada Kerapatan Pemoeda Pemoedi atau Konggres Pemoeda II tahun 1928. Biola aslinya saat ini tersimpan di Museum Sumpah Pemuda Jalan Kramat Jakarta.
 
 

Selain itu terdapat juga foto “Lonceng Stadhuis” atau lebih dikenal dengan lonceng Soli Deo Gloria. Stadhuis saat ini adalah Museum Sejarah Jakarta, dulunya merupakan kantor Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia pada jaman Jan Pieter Zoen Coon abad 18. Dulu lonceng ini mengerikan dan sangat ditakuti oleh masyarakat sekitar. Jika lonceng ini berbunyi, pertanda bahwa ada tawanan yang dinilai jahat oleh Pemerintah Hindia Belanda akan dihukum gantung. Makanya pada jaman itu jika lonceng ini berdentang, hampir semua orang menutup telinga, nggak mau mendengar. Sebab tak lama setelah itu datang malaikat pencabut nyawa mendekat lalu menghukum orang pesakitan.
 
 

Ada juga mesin ketik bersejarah. Dewasa ini kita sebagai insan yang hidup di jaman modern sudah nggak mendengar lagi suara mesin ketik. Dengan ditampilkannya foto dan suara mesin ketik di jaman dahulu, akan membawa kita mengenang masa lalu. Barangkali bagi Saudara kita yang lahir sesudah tahun 80-an, hampir semuanya nggak tahu bagaimana suara mesin ketik. Padahal dulu mesin ketik adalah primadona para pekerja kantor, jika kita melamar pekerjaan maka salah satu syaratnya harus bisa mengetik. Namun kini mesin ketik telah diganti oleh peralatan yang lebih modern yaitu komputer, laptop, smartphone atau tablet.
 
 

Diharapkan dengan adanya pameran ini maka fungsi musium sebagai tempat yang memamerkan barang bersejarah dapat diterima masyarakat. Memorable karena dapat mengingatkan kembali suara-suara benda yang dipamerkan, seolah olah kita berada di jaman benda itu ada. Histrorikal karena kita bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang berkat perjuangan orang terdahulu kita dan benda-benda yang dipakainya.

 

 

 

 

Martabak Canada


Sejak kecil aku nggak doyan manis. Aku selalu menolak kalau ditawarin makanan yang rasanya manis. Tapi semua prinsip itu malam kemarin kulanggar, aku ikut teman menikmati martabak manis yang dijual disebuah kedai di Kebun Kawung, nggak jauh dari setasiun kereta api  Bandung. Namanya martabak “Canada”. Kesanku terhadap martabak itu luaaaarrr biasa, baru kali ini ada martabak rasanya enak.
 
 

Martabak ini agak tebal, nggak setebal martabak biasa. Perpaduan ramuannya sangat pas banget. Temanku bilang rasa martabak ini nggak perlu diragukan lagi, yang berminat beli rela antri sampai panjang, termasuk aku berdua teman ngerelain diri nunggu sampe 40 menit berdiri karena nggak ada tempat duduk. Padahal kalau namanya antri aku paling benci, apalagi ngantri di SPBU, makanya jika isi bensin selalu malam hari.
 
 

Dilihat selintas kedainya kurang menarik dan nggak begitu besar, karena berada dijajaran pertokoan yang kurang rapih. Didalam kedai ada empat buah tempat pengolahan martabak, yang ditangani langsung oleh pemilik dibantu sekitar 4 orang pegawainya. Mulai dari mengambil adonan sampai memasak martabaknya. Setelah adonan mateng, pemiliknya mengolah dengan menaburkan gula, keju, coklat toblerone yang disiram susu kental manis.
 
 

Selain mendapat rasa martabak yang enaknya paling top se-asia pacific, pembeli yang sedang antripun disugguhi tontonan yang memukau dalam mengolah martabak tersebut. Pekerjanya sangat terampil dan cepat sekali. Disini mereka mengolah 3 jenis martabak, yaitu martabak manis tebal, martabak manis tipis dan martabak telur. Temanku milih martabak manis tebal, aku yang nggak suka manis under estimate duluan…

Setelah martabak yang dipesan jadi, aku nyicipi. Wawwww…  rasanya manis asin dan gurih… enak, dagingnya tebal lembut, halus dan empuk banget. Isiannya juga mantap coklat toblerone dan keju.  Kejunya banyak banget sampai luber melimpah ruah.
 
 

Penggemar martabak ini kayaknya bukan cuma warga Bandung saja, terlihat dari beberapa mobil yang parkir disitu ada yang berplat E (Cirebon), T (Kerawang).  Mereka pasti langganannya yang sedang berkunjung ke Bandung. Martabak ini pantas dikenang karena rasanya unik, berbeda dengan yang ditemukan dipasaran. Bagi penggemar martabak wajib mengunjungi tempat ini, tak percaya silahkan coba sendiri.

 

Gathering Di Sariater


Dalam rangka mewujudkan kekompakan dan kebersamaan Pegawai yang berada dilingkungan Depertemen Logistik dan Pengamanan (DLP), pada hari Jum’at s.d Minggu tanggal 28 s.d 30 November 2014, DLP menyelenggarakan Gathering Pegawai di Sariater-Subang, Jawa Barat. Kegiatan gathering ini diikuti oleh hampir seluruh Pegawai yang barada dilingkungan DLP, mulai dari Kepala Departemen, Pegawai Organik hingga THOS. Jumlah pesertanya mencapai 283 orang.
 
 
 
 
Kegiatan ini dilakukan di lokasi Wisata Sariater-Subang karena memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap, termasuk pemandian air panas alami yang jarang ditemukan ditempat lain. Karena berangkat ke lokasi gathering sesudah jam kerja Jumat petang, dalam perjalanan peserta banyak yang menyiasati dengan tidur di bus. Ada beberapa rekans yang asyik ngobrol sambil memandang dan memperhatikan suasana disekitar bus. Perjalanan ditempuh agak lama karena bersamaan dengan jam sibuk pulang kantor, Jum’at malam sudah diperhitungkan bahwa tol Cikampek akan padat.
 
 
 
 
 
 
 
Sebagai realisasi moto DLP “ Bersama, Berbenah, Berkomitmen, Bertindak, Berkualitas”, DLP memperkenalkan sebuah kegiatan olahraga yang penuh dengan uji nyali yaitu “Rafting”. Olah raga rafting adalah olahraga air yang sangat membutuhkan konsentrasi, karena sangat mengandung resiko. Kata yang berpengalaman, arung jeram di Sungai Cipunagara merupakan lokasi arung jeram untuk level pemula, namun kegiatan kali ini cukup menyenangkan karena tadi malam baru saja turun hujan, arusnya cukup deras. Walaupun begitu kesiapan dari seluruh peserta sangatlah diperhatikan mulai dari kondisi fisik hingga peralatan yang dipergunakan.
 
 
 
 
 
 
 
Sebelum rafting dilaksanakan seluruh peserta mendapat briefing dari instruktur, pesereta dengan seksama menyimak semua yang disampaikan, demi keselamatan diri masing-masing. Start pertama dimulai dari bendungan kecil dekat pabrik pengolahan air mineral, disini peserta disuruh berenang menuju perahu karet yang akan dipergunakan. ketika melewati jeram tersebut maka langsung berhadapan dengan jalur berbatu yang panjangnya mencapai 1 kilometer. Selain menikmati jeram, peserta juga disuguhi pemandangan perkebunan dan perkampungan, yang bikin paling berkesan, saat menjelang finis peserta disuguhi pemandangan tebing yang sangat Indah.
 
 
 
 
 
 
 
Saat rafting dilakukan sangat dibutuhkan kerjasama dan kekompakan. Karena pada saat perahu berada ditengah-tengah batu yang menyempit, keegoisan dan sifat individu harus dihilangkan sebab dibutuhkan kerjasama agar perahu tersebut dapat keluar dari hadangan batu kali yang berada ditengah arus sungai. Disinilah dibuktikan bahwa Pegawai DLP yang menjadi peserta rafting, dapat menguasai kesulitan dengan membangun sinergi melalui kolaborasi dan komunikasi yang menghasilkan komitmen dengan dasar saling percaya dan saling menghargai.

 
 
 
 
 
 
 
Setelah mengadakan rafting, menjelang sore hari peserta menikmati mandi dan berendam di air panas alami yang berada disekitar Hotel Sariater. Ada beberapa tempat pemandian air panas yang dapat memberikan nuansa yang berbeda, juga dilokasi ini terdapat kebun strawberry yang cara mengambil buahnya dengan petik sendiri.
 
 
 
 
 
 
Setelah siang dan sore hari melakukan kegiatan yang cukup melelahkan, malam hari diadakan pertunjukan kesenian. Selain Angklung Udjo, dalam acara tersebut artis-artis dari DLP menghibur seluruh peserta dengan menampilan sebuah parody yang sangat menguras tawa. Termasuk artis nasional dan internasional ikut dalam konser parody tersebut antara lain : Elvis Presley, Benjamin.S dan Ida Rojani, A.Rafiq, Elvi Sukaesih, Cita Citata, dan Rhoma Irama. Tak ketinggalan diselipkan juga pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung.

 

Rabu, 10 Desember 2014

Warung Nasi Saung Pengkolan 2


Pada saat ada acara gathering DLP, aku, Lanny dan Rini termasuk dalam panitia. Kebetulan sebelum pelaksanaan dimulai kami ditunjuk sebagai tim advance, jadi berangkat kelokasi gathering duluan karena akan melakukan pengecekan akomodasi dan tetek bengek yang lain. Dalam perjalanan kelokasi, menjelang Gunung Tangkuban Parahu di Lembang waktu menunjukan pukul 12. Wah perut sudah keroncongan, lapar minta diisi. Ketika melihat ada Warung  Nasi “Saung Pengkolan 2”, kami putuskan untuk berhenti makan siang.
 
 

Bangunan warung ini cukup besar, menurutku bukan warung tapi restoran. Restoran ini terdiri dari dua lantai, kami memilih makan dilantai satu yang memakai meja dan kursi. Kalau, dilantai dua makannya lesehan, menurutku sih kurang nyaman karena waktu yang tersedia sedikit, sebab harus segera menuju kehotel lokasi gathering, banyak pekerjaan menunggu. Ntar kalau makan dilesehan abis makan ngantuk, lagian walaupun dilantai satu pemandangan yang ada didepan mata nampak Indah, banyak sekali pohon pinus dengan daun yang bergoyang sambil memantulkan bunyi angin.
 
 

Kami pesan nasi timbel komplit, menunya terdiri dari sayur asem, ikan asin jambal, goreng tahu, goreng tempe, ayam goreng, lalapan dan sambel terasi. Sebenarnya sih itu bukan menu favoritku, tapi karena makannya rame-rame, biar ngirit makanya pesen menu yang harganya minimalis. Apalagi rasa sayur asemnya agak manis, wah bukan seleraku banget tapi karena lapar semuanya habis dimakan.
 
 

Menu yang tersedia disini cukup banyak dan sangat sunda banget, selain ayam goreng dan ayam bakar juga ada gurame asam manis, gurame crispy, gurame pesmol, berbagai menu ikan mas dan ikan lele serta cumi, karedok, cah kangkung, menu ikan asin, babat dan usus goreng, sate ayam, sate kambing, sate kelinci, berbagai menu soto, sop buntut, pepes ikan peda, pepes jamur, pepes tulang jambal, berbagai menu tahu tempe, dan masih banyak lagi. Minuman yang tersedia cukup bervariasi selain minuman ringan, es jeruk, berbagai jus buah, termasuk minuman tradisional Bandung yaitu bandrek dan bajigur.
 
 

Warung ini punya moto “Harga Rakyat Rasa Ningrat”. Tapi kalau ditilik dari rasa mungkin menu yang ada disini cuma masuk kategori lumayan enak, Tapi menu khas olahan tangan standar orang sunda yang bikin jadi menarik. Diantaranya oseng genjer dan ulukutek leunca  serta pepes oncom. Yang bikin jadi betah makan disni adalah suasana yang asyik dan nggak terlalu riuh, santai. Sambel terasinya nggak terlalu pedes, sehingga menu yang disediakan terasa pas dilidah. Oh ya harganya pun nggak mahal pas buat kantongku.
 
 

Kesanku terhadap restoran ini, nilainya 7,5. Dari rasa belum istimewa, pelayanan sudah bagus, suasana interior agak gelap karena lampunya yang nyala watt-nya kecil, furniture-nya bagus dan sangat etnik, kebersihan masih harus ditingkatkan karena ditengah restoran ada kolam yang harus dijaga kondisi airnya. The price wouldn't damage your walet, hahahaha..... but I think they should clean their interior a little more, when I ate there, it's smells weird.
 
 

Buat teman yang akan pergi wisata kedaerah Takuban Parahu dan sekitarnya, aku rekomendasiin restoran ini untuk dikunjungi, selain murah disini variasi menunya sangat banyak. Silahkan mencoba.

 

Marsha, Pooh dan Pocong Serbu Bunderan Hotel Indonesia


Belakangan ini jikalau ingin melihat langsung Marsha yang berakting dalam film kartun Marsha and The Bear, kita nggak perlu jauh-jauh ke Rusia negeri asal Marsha diciptakan. Marsha yang sedikit agak bandel kini selalu hadir di air mancur bunderan Hotel Indonesia, setiap ada car free day dihari minggu.
 
 

Marsha yang ramah mengajak para pengunjung air mancur tersebut untuk berfoto bersama, kebanyakan anak-anak yang diajak berfoto juga senang, hampir nggak ada yang menolak atau menangis. Bahkan ada anak kecil yang berumur dua tahun, gemas melihat Marsha lalu menjambak rambutnya yang pirang serta menyentuh giginya yang rada nongol itu.

Saat car free day, Marsha nggak sendirian. Ada juga Winnie The Pooh yang ikut beraksi menemani pengunjung membagi kegembiraan. Sama seperti Marsha, Pooh juga mengajak masyarakat untuk berfoto, tapi tolong diingat fotonya nggak gratis lho...!
 
 

Selain Marsha dan Pooh, ada juga pocong yang turut hadir menghiasi kegembiraan saat kita berolahraga pagi. Beda dengan pocong, rata-rata yang berfoto semuanya hampir orang dewasa. Anak-anak nggak ada yang mau mendekat, mungkin karena takut atau memang sudah ditakut-takutin dirumah oleh keluarganya, jadi yang berfoto bareng pocong nggak begitu ramai.
 
 

Didepan mereka semua sebuah kaleng yang disediakan untuk memberi sekedar uang ala kadarnya, nggak dipaksa mau memberi berapapun boleh. Yang jelas kaleng itu disediakan sebagai petunjuk bahwa jika ingin berfoto, maka kita juga harus berbagi rejeki. Sebab memakai kostum Marsha, Winnie serta pakaian pocong membutuhkan modal. Modal sewa baju dan tentu saka make up.  
 
 

Oh ya… selain itu ada juga ondel-ondel yang turut meramaikan suasana car free day, namun sayangnya ondel ondel ini agak pemalas. Dia nggak mau menampilkan keahliannya sebagai alat seni budaya. Melainkan berjalan sambil berkeliling membawa kaleng, tanpa malu-malu meminta-minta pada masyarakat yang ada disepanjang jalan thamrin. Kalau boleh dibilang ondel-ondel cuma bisa mengemis. Sepatutnya bukan itu yang dilakukannya, karena mengurangi martabatnya sebagai simbol budaya.