Berapapun usia anak kita, kita harus berusaha menjalin hubungan
dengan komunikasi yang tak putus. Sejak ia bayi hingga dewasa, pada setiap
jenjang umurnya komunikasi yang dilakukan pasti berbeda, ketika bayi, ketika
balita, ketika remaja dan ketika masuk usia dewasa. Perlakuan dan sikap-pun
juga pasti berbeda.
Untuk menjaga dan menjalin hubungan kita dengan anak agar berjalan
terus, termasuk pengawasan setiap langkah yang dilakukan olehnya. Salah satu
cara adalah membangun komunikasi yang konsisten dengan anak. Caranya mudah dan
sederhana, kita nggak usah terlalu banyak teori karena komunikasi akan berjalan
baik bila pada awalnya kita selalu menjadi pendengar yang baik. Pastikan bahwa
anak merasa nyaman ketika berbicara pada kita sebagai orang tua, agar dalam
mengutarakan pertanyaan atau masalahnya dapat lebih terbuka. Dengarkan
baik-baik apa yang dikatakan anak. Jangan menyela dan menyiapkan jawaban ketika
anak sedang berbicara.
Jika segala sesuatu yang disampaikan akan menyingggung perasaan
kita, tahanlah emosi, jangan biarkan kemarahan muncul. Ketika orang tua
mendengar sesuatu yang buruk, misalnya anak memakai narkoba, jangan biarkan
emosi kita merusak dan mengganggu pembicaraan. Jika anak kita agak pendiam atau
malu mengungkapkan pertanyaan dan persoalan, Cobalah ajak dia bicara sebagai
teman, sehingga anak mau berinisiatif untuk memulainya. Jangan terlalu jaim,
karena anak akan menjadi tertutup dan kita tak dapat mengetahui masalah yang
dialaminya.
Kalau memang yang
disampaikan harus dipuji, berikan pujian. Karena pujian akan membuat dirinya
menjadi lebih percaya diri dan mempunyai keyakinan bahwa solusi permasalannya
dapat diselesaikan dengan meminta pendapat kita sebagai orang tua. Tekankan
hal-hal yang baik dan benar yang dilakukan anak. Jangan terlalu memberinya
perhatian pada kesalahan atau hal-hal buruk yang dilakukannya. Hal yang buruk dan
nggak baik bisa dibicarakan dilain kesempatan dengan memberikan contoh-contoh
kasus yang terjadi, atau kita bicarakan pada saat yang tepat, dan dalam suasana
yang kita yakin bahwa anak mau menerima apa yang akan disarankan dan koreksi.
Yang terbaik
adalah sebaiknya anak diberikan beri contoh keteladanan. Karena contoh yang
diberikan secara langsung akan lebih dipahami oleh anak, daripada sekedar kita
bicara secara panjang lebar. Komunikasi bukan semata-mata apa yang diucapkan.
Anak melihat hal-hal nyata, niali-nilai kejujuran, kesetiaan dan keadilan dari
orang tua kepada anak. Ini akan lebih meyentuh perasaannya dan anak akan
mencontoh sesuatu yang dilakukan orangtuanya, karena memang sejak bayi
dilahirkan semua hal yang dilakukan oleh orangtua pasti ditiru oleh anak. Orang
tua yang memberikan contoh baik, hasilnya akan menjadikan anak yang baik.
Apapun yang menjadi teladan insyaallah anak akan menjadi teladan juga buat
orang lain.
Selain kata –kata
yang kita ucapkam cobalah beri perhatian pada bahasa non verbal. Perhatikan
ekspresi wajah dan bahasa tubuh anak ketika berbicara. Dari situ akan terlihat
apakah ia tampak gelisah, tidak nyaman, santai atau nyaman. Mudah-mudahan
dengan kita memberi perhatian dan menjalin komunikasi yang baik pada anak, kita
selalu dapat mengontrol semua yang dilakukan. Dan anak kita akan menjadi
kebanggaan buat agama, keluarga, nusa dan bangsa. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar