Mentari
fajar menyeringai menampakan warnanya, di pagi hari Pantai Kuta-Bali telah dikunjungi oleh wisatawan yang
ingin menghirup udara segar, sekedar jogging, atau mencari sarapan. Pagi yang cerah, langit tampak biru bersih.
Pertanda hari ini bakal menjadi hari yang ramah. Orang-orang di seputaran
pantai, baik yang bule ataupun orang pribumi, tampak menikmati jalan-jalan
ataupun duduk-duduk di atas tumpukan pasir yang sudah dirapikan. Tak begitu
banyak orang, jadi indahnya pantai bisa dinikmati lebih dibandingkan siang atau
sore hari.
Para pedagang di
pinggiran pantai tampak sibuk mempersiapkan dagangannya mulai dari mie rebus,
tahu goreng, tempe goreng, kopi susu dan lain-lain. Sebagian tampak masih
membersihkan area pantai yang menjadi tanggung jawab mereka. Sambil menikmati
tahu goreng dan mie rebus, aku melihat-lihat keadaan seputar jalan pantai.
Belum begitu ramai tampaknya. Tampak pengemudi taksi yang sedang menunggu calon
penumpang. Tukang rental papan surfing (surf
board) juga nggak kalah sibuk mendorong gerobak dengan puluhan
papan surfingnya.
Pantai
Kuta menurutku adalah pantai yang paling sexy dengan merdunya suara ombak dan
bule yang berseliweran dengan busana minim, eksotis dan indahnya pantai serta
suasana yang western banget. Tapi ketika aku mengunjungi pantai Kuta sehabis
sholat subuh saat itu, terlihat benar bahwa pantai kuta adalah pantai asli
Indonesia, karena letaknya memang di Bali dan sampah yang berserakan menghiasi
pasir pantai, seperti pantai pantai lain di Indonesia. Namun petugas
kebersihannya telah siap untuk menyulap pantai kuta menjadi pantai yang asyik
dan enjoy tuk rendezvous.
Wah segarnya pagi ini.
Sambil melepas lelah, plus makan seadanya yang tetap terasa enak, bisa
menikmati angin mendesir untuk mengusir lelah dan penat. Oh....pantai Kuta walaupun
kotor memang selalu cantik, begitu juga di pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar