Ketika aku memasuki sebuah toko, namanya “Cemal-Cemil”
di daerah Sentul City, aku agak kaget karena barang yang dijual ditoko tersebut
,adalah barang berupa jajanan dan mainan waktu aku sekolah dasar doeloe.
Ya Allah….….. aku hampir memekik karena masih aja barang yang udah kuno banget, kira-kira
di tahun 1970-an lah. Dari mana dapetnya, emang masih ada yang produksi, kataku
dalam hati.
Setelah kulihat-laihat ternyata banyak sekali
jenisnya, ada permen, biscuit, kacang sukro, halma, bola bekel, congklak,
gasing, monopoli, perahu perang tuk-tuk, yoyo, tembakan plastik, piring kaleng,
cangkir kaleng, kue-kue, biskuit kering, cokelat,
keripik-keripik, telur cicak,
cokelat cap ayam jago, balon-balon pelembungan, permen rokok, permen karet yang
bulat-bulat serta cemilan
zaman dulu lainnya.
Kemasannya pun ada yang
menggunakan toples kaleng kerupuk mini, keranjang bambu, maupun besek-besek
kecil. Wah jika melihat semua ini serasa kembali lagi
ke nostalgia jaman baheula, dan aku juga jadi inget guruku waktu SD dulu, yaitu
Pak Sulaiman, Pak Muchlis, Ibu Siregar, Ibu Tuti dan Pak Karno guru olahraga.
Menurutku main-mainan yang dijual juga banyak
yang dijamannya mengandung edukasi yang bisa
mendorong kreatifitas anak, selain tentunya meningkatkan kecekatan motorik dan
pikiran, ternyata juga dapat meningkatkan sportifitas dan hubungan
interpersonal anak dengan teman sebaya. Selain makanan dan mainan toko ini juga menyediakan perkakas
rumahtangga tempo dulu seperti gelas, toples, termos, setrikaan dll.
Usaha
ini menurutku sangat bagus prospeknya, karena selain pembeli bisa bernostalgia
juga bisa mengajarkan pada anak-anaknya tentang mainan tempo doeloe yang memerlukan
banyak aktivitas serta gerakan tertentu. Kalau mainan sekarang kan kebanyakan
jenis digital dan robot yang dimainkannya harus indoor. Bagi manajemen Cemal-Cemil, sekarang tinggal bagaimana caranya usaha ini agar lebih
banyak lagi orang tua dan anak-anak yang dapat melestarikan makanan dan mainan
tradisional. Mudah-mudahan usaha ini berkembang terus karena keunikan konsepnya, dan bisnis ini sangat
menjanjikan.
Saya lihat setrikaan ayam jago itu jadi ingat sewaktu smp dulu di kampung, Muarolabuah Solok. Jaman itu belum ada listrik dikampung saya, almarhum Bapak dan almarhumah Ibu selalu menggosok pakaian anak-anaknya memakai setrikaan itu.
BalasHapusKaleng minyak rambut itu, hadeeeh. Jadi ingat waktu kecil sewaktu mau bepergian Bapak saya suka memakaikan minyak rambut POMADE itu ke rambut saya. Rambut jadi licin kayak mangga abis diisep, hehe...