Candi Borobudur sejatinya adalah
sebuah bunga teratai atau diibaratkan singgasana seorang Dewa. Bentuk dari stupa yg melingkar tingkatan teratas
diartikan sebuah putik pada mahkota bunga teratai.
Candi Borobudur menyimpan banyak
pertanyaan yang belum terjawab hingga kini. Banyak yang berspekulasi hingga
menganggapnya sebagai suatu misteri hingga masuk ke wilayah mistis. Bangsa kita memang suka dengan hal-hal yang berbau
misteri yang mistis. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan justru mengarah
pada suatu temuan bahwa Candi kebanggaan kita dibangun dengan cara yang pintar.
Jauh
dari unsur mistis. Tulisan demi tulisan akan menguak tabir misteri cara
membangun candi ini.
Candi Borobudur memiliki
design arsitektur yang menawan. Batu yang terpasang pada candi, dalam jumlah
cukup besar berupa relief dan arca yang menghiasi hampir seluruh permukaan
candi. Hal ini berarti candi borobudur sebenarnya adalah bukan bangunan yang
secara metode pelaksanaannya sulit, tapi bisa dikatakan sebagai bangunan seni
dan arsitektur yang terbesar. Mungkin karena alasan arsitektur dan seni
inilah yang membuat pelaksanaan candi berjalan dalam waktu yang lama, jadi
bukan karena kesulitan mengangkat batu.
Batuan digunakan sebagai
pembentuk candi dan sebagai media relief dan arca candi. Setiap batu disambung
tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan
pola dan ditumpuk. Bagaimana tumpukan batu yang tanpa disemen atau diplester tak
lepas? Jawaban dari tetap menyatunya tumpukan batu tersebut adalah pada pola
penyusunanya. Disinilah keunggulan dari konstruksi awal candi yang membuatnya
tetap bertahan ribuan tahun. Para pendahulu kita telah merancang pola tumpukan
batu sedemikian rupa dengan teknik penguncian. Batu-batu dibentuk agar dapat
terkunci satu sama lain.
Hal yang paling
banyak dicerca mengenai Candi Borobudur adalah mengenai kebersihannya. Banyak
sekali sampah yang menggunung di luar pagar candi, belum lagi toliet yang gelap
dan kotor. Hal tersebut tentu saja mendapat nilai minus dimata wisatawan,
apalagi Candi Borobudur adalah tempat wisata bertaraf internasional. Semoga
saja, jika ada kesempatan mengunjungi candi ini untuk kesekian kalinya, hal –
hal tersebut segera dibenahi.
Berwisata tanpa belanja souvenir
kurang afdol. Setelah turun dan akan kembali ke kendaraan diparkir, kita akan
dilewatkan pada deretan pedagang souvenir menarik dari mulai baju batik,
pernak-pernih, miniatur stupa sampai cobek batu asli. Dalam berbelanja kita
harus pandai-pandai menawar agar barang yang dibeli nggak kemahalan. Selain itu
juga ketelitian dalam memilih kualitas barang yang dibeli sangat penting.
Menikmati keindahan Candi Borobudur
terasa kurang bebas dan puas jika kesana pada saat musim liburan, karena candi
akan dipenuhi pengunjung. Tipnya adalah berkunjunglah ke Candi Borobudur pada
saat nggak musim liburan, maka akan puas menikmati dan merasakan hembusan udara
sejuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar