Selasa, 03 September 2013

Toge Rebus Alias Toge Goreng

          Toge Goreng di Jakarta jarang kita temui, karena peminatnya yang tambah lama tambah langka. Sejalan dengan menjamurnya kuliner fastfood western dan kuliner dari daerah lainnya. Toge Goreng salah satu kuliner khas Kota Bogor yang unik, cukup lezat dan wajib dicoba. Janganlah berfikir bahwa yang namanya toge goreng cara memasaknya adalah dengan digoreng.


           Sebenarnya tauge goreng ini diolah dengan cara merebus semua bahan makanannya yang terdiri dari toge (kecambah), oncom, dan mie kuning. Semua bahan ini direbus dalam sebuah penggorengan yang sebenarnya nampan datar yang berisi air. Toge goreng, sebenarnya lebih tepat disebut toge rebus, karena setiap yang berjualan makanan  ini, selalu mendapati bentuk gerobak yang di tengahnya terdapat nampan atau kadang kuali untuk memasak toge. Kalau digoreng, maka identik dengan penggunaan minyak goreng atau margarin, namun toge dimasak dengan air alias direbus. Mungkin karena bentuk kualinya yang mirip dengan penggorengan, Mungkin karena proses memasaknya yang dilakukan di dalam nampan, dan diaduk-aduk dengan sebuah alat seperti sodet dari kayu sehingga menyerupai proses menggoreng, akibatnya kuliner ini disebut sebagai toge goreng.


          Kata Pak Djarot toge goreng bahan dasarnya dari toge dicampur dengan oncom, dan mie kuning serta disiram dengan kuah yang terbuat dari tauco yang dimasak dengan bumbu bawang merah, cabai merah dan kecap serta bumbu lainnya hingga kurang lebih ada 12 macam bahannya. Biar Lebih nikmat disantap dengan kerupuk kampung.



          Sejak thn 1983 Pak Djarot penjual toge goreng, yang berasal dari daerah Bogor, ini menjajakan dagangannya berkeliling di sekitar Tanah Abang dan selalu singgah ke depan Masjid Baitul Ikhsan setiap hari Jum’at di Jalan Budi Kemuliaan. Awalnya secara iseng aku mencoba toge goreng ini. Ternyata lumayan enak juga. Kuah tauconya lumayan pas bumbu dan rasanya. Rasanya tidak kalah dengan toge goreng yang dijual di tempat kuliner yang terkenal di Bogor. Bagi yang suka dengan pedas, dapat menambahkan sambal yang menggunakan cabe rawit hijau.




          Seporsi toge goreng dibandrol dengan harga Rp 8.000 menurutku cukup sebanding dengan rasanya dan juga tidak perlu jauh-jauh harus ke Kota Bogor untuk menikmati toge goreng. Pak Djarot bisa menghabiskan 7 kilogram toge sehari, dan pendapatan bersihnya hampir 300ribu sehari. (Anto)


1 komentar: