Selasa, 17 September 2013

Peuyeum Bandung Alias Tape

          Dulu sekitar tahun 70an di Jakarta, penganan ini sangat terkenal dan mudah sekali mencari penjualnya, baik yang dipasar maupun yang dijajakan keliling kampung. Peuyeum sampeu atau peuyeum bandung atau tape singkong istilah betawinya, saat ini bukan lagi makanan yang gampang dicari kecuali di bulan Ramadhan sebagai campuran pembuat kue dan dan es campur. Namun sekarang penjual peuyeum keliling sudah jarang ditemui.
          Peuyeum berdasarkan bahan dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yang pertama terbuat dari singkong. Peuyeum ini yang sering dijumpai di pusat oleh– oleh. Yang kedua yaitu peuyeum yang dibuat dari beras ketan yang telah di fermentasikan. Disekitar Bandung peuyeum biasanya dijual dengan cara digantungkan di langit-langit depan warung sederhana di pinggiran jalan. Disekitar jalan raya Padalarang, Purwakarta ataupun Cileunyi yang kearah Tasikmalaya. Kalau di Bandungnya sendiri kita bisa temui penjualnya di terminal bus Leuwi Panjang.
           Orang-orang Bandung jaman dulu memanfaatkan tanaman singkong yang banyak tumbuh di daerah bandung untuk diolah menjadi peuyeum. Cara pembuatan peuyeum juga cukup mudah. Singkong yang sudah dibersihkan dikukus sampai matang, kemudian ketika sudah dingin cukup ditaburi dengan ragi dan disimpan di wadah yang tertutup. Waktu fermentasinya sekitar 2 sampai 3 hari. Mereka yakin peuyeum berkhasiat menghangatkan tubuh. Khasiat peuyeum tersebut didapatkan dari hasil fermentasi yang mengandung banyak alkohol. Peuyeum sendiri nggak hanya berasal dari daerah Bandung saja, di daerah-daerah sekitar Jawa Barat lainnya, banyak yang membuat dan menjadikan peuyeum sebagai makanan khas mereka. Namun, tentu saja banyak orang atau wisatawan lebih mengenal peuyeum dengan sebutan Peuyeum Bandung.



          Seiring berjalannya waktu, produksi dan penggemar peuyeum menurun, ini sangat dipengaruhi oleh mulai enggannya generasi muda meneruskan usaha yang telah digeluti orang tua mereka secara turun temurun. Juga dikarenakan booming-nya makanan fastfood dan makanan ringan lainnya yang berbau western. Sebagian anak muda, merasa gengsi meneruskan pekerjaan ini. Padahal, di sisi lain keberadaan usaha peuyeum ini mampu bertahan secara turun temurun dan mampu menggeliatkan perekonomian daerah.

          Peuyeum memang selalu identik dengan kota Bandung. Wisatawan dari dalam maupun luar negeri, di saat musim liburan mereka selalu membeli kudapan khas Bandung ini sebagai oleh-oleh.
Bukan hanya wisatawan saja yang menyukai peuyeum ini, orang Bandung sendiri menjadikan peuyeum sebagai makanan ringan di saat sedang santai atau sekedar dijadikan buah tangan ketika sedang mengunjungi kerabat di luar kota Bandung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar