Sudah lebih dari dua
bulan harus berhubungan sama pasien cuci darah. Pasien penyakit kronis yang
mengharuskan mereka cuci darah, ada yang seminggu sekali, dua kali, mungkin di
tempat lain bisa hingga tiga kali dalam seminggu.
Empat hingga lima
jam mereka harus duduk atau berbaring, dua jarum berukuran besar harus
ditusukkan ketubuh mereka, selang yang satu menyedot darah dari tubuh mereka
kemudian diputar di mesin, setelahnya dikembalikan ke tubuh melalui selang
satunya.
Ada pasien yang
masih dengan tubuh perkasanya datang sendiri, tapi nggak jarang yang harus
dipapah sama keluarga, istri, suami atau anak mereka.
Banyak yang masih
mengurai senyum saat menjalani semuanya, tapi beberapa sudah mulai jenuh. Tapi
semuanya harus dijalani hingga mereka tiada. Untuk bisa daftar di suatu tempat
cuci darah kadang antriannya adalah kematian.
Tapi tahukah jika
cuma di ruang cuci darah kita menemukan kesetiaan, mereka yang setia mengantar
yang tercinta setiap harinya. Mereka nggak ngeluh, tapi wajah mereka kadang
terlihat lelah.
Mereka yang
dengan rasa sayangnya menyuapi suami atau istri mereka saat cuci darah,
menuangkan air teguk demi teguk ke mulut terkasih. Untuk sekedar menolong
makanan masuk. Mereka yang setia. Mereka yang menggenggam erat tangan bahkan
saat terakhir yang terkasih harus mengucapkan selamat tinggal.
Diruang ini
nampak jelas ketulusan sayang, cinta dan setia. Ditempat inilah semua itu
terwujud, bahwa orang yang dicintai patut disayangi dan dibuktikan
kesetiaannya.(Me and My Life - Teguh Rasyid)
sehat terus pa, love u
BalasHapus