Seiring kemajuan jaman, teknologi berkembang
dengan pesatnya, khususnya untuk melakukan transaksi penarikan uang. Beberapa
tahun lalu transaksi menggunakan ATM belum familier, termasuk Pegawai Bank
Indonesia di awal tahun 1990-an masih awam akan hal tersebut.
Masih teringat sampai kini bagaimana susahnya jika waktu gajian tiba, banyak
Pegawai yang antri untuk menerima insentif yang diberikan lembaga . Saat
itu seluruh Pegawai BI masih menggunakan amplop
untuk menerima gaji-nya, jumlah besaran gajinya terpampang diamplop
tersebut. Sehingga orang lain dapat melihat besar kecil gaji seseorang saat
kita menerima amplop dari ketebalannya. Sudah bisa ditebak, jika amplopnya
tebal pasti sedang menerima uang cuti atau uang jasa (sekarang istilahnya IPK).
Setiap waktu gajian Pegawai membludak antri
didepan loket kas, yang berada di Gedung Thamrin, Gedung Kebun Sirih maupun di
Gedung BI Kota. Sehingga kalau gajian tiba waktu kerja banyak tersita untuk
mengambil amplop, belum lagi ditambah TENTARA DAN POLISI juga dulu mengambil gajinya di BI. Makanya
jika waktu gajian suasana lobby ketiga gedung tersebut menjadi hiruk pikuk.
Pegawai BI yang diterima kerja pada akhir
tahun 2006-an, nggak merasakan hal ini. Sebab sejak itu penerimaan insentif
diberikan melalui REKENING SIMPANAN PEGAWAI (Rekening KS), termasuk segala
fasilitas pinjaman yang diberikan. Hampir semua Pegawai merasa beruntung
menyimpan uangnya di rekening KS ini, sebab bunganya lumayan nilainya jika dibandingkan dengan bunga perbankan pada
tabungan/simpanan kita sekarang.
Seandainya seorang Pegawai membutuhkan uang
untuk keperluan sehari-harinya, maka dia harus menarik uangnya menggunakan
formulir Rekening KS (KWITANSI BANK
INDONESIA). Sebelum melakukan transaksi, Pegawai tersebut harus menghubungi
BAGIAN AKUNTING untuk MENGECEK SALDO, karena bagian tersebut yang mengelola
transaksi penarikan dan simpanan rekening Pegawai.
Setelah permohonannya divalidasi, maka
formulir tersebut mengalir sesuai alurnya, prosesnya mulai dari penerimaan
hingga pembayaran diloket kas, durasinya sangat lama, biasanya pagi hari
permohonan diajukan, maka setelah jam istrahat baru pembayaran dapat dilakukan.
Jika ingin pecahan tertentu, bisa menulis pecahan yang diinginkan dibelakang
kwitansi tersebut. Saat pembayaran maka kasir akan memberikan sesuai request.
Setelah itu di awal tahun 2002-an, terjadi
lagi perubahan. Mulai tahun ini, Bank Indonesia menciptakan MESIN KASIR
OTOMATIS (MKO). Yaitu sebuah mesin sejenis ATM, yang dimiliki BI guna menampung
transaksi Pegawai. Sehingga Pegawai tidak lagi mengguakan formulir BI untuk
melakukan transaksi.
Namun karena perkembangan teknologi pelayanan
perbankan begitu pesat, usia MKO ini tidak lama. Sejak tahun 2006 seluruh
penerimaan insentif Pegawai dari BI, disalurkan melalui perbankan seperti saat
ini. Oleh karenanya kini hampir setiap Pegawai memiliki banyak rekening dan
kartu ATM, guna memudahkan transaksi keuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar