Rabu, 03 Februari 2016

Surat Buat Deni

Kutulis surat ini ketika matahari Fajar di Indonesia sudah tinggi, aku yakin di tempatmu sekarang berada suasana masih gelap karena baru saja azan subuh berkumandang. Sebab di Qatar dan Indonesia selisih waktunya sangat banyak sekitar 4 jam, namun aku merasa senang sekali karena rasa kangen ini dapat kutumpahkan melalui do’a yang kupanjatkan saat melakukan shalat dhuha pagi ini.


Seperti saat kepergianmu di Bandara Soekarna Hatta beberapa waktu yang lalu, pesanku jadilah seorang ksatria selama diperantauan, janganlah kejahatan dibalas kejahatan itu berarti dendam. Jika kebaikan kamu balas dengan kebaikan itu adalah perkara biasa, jika kebaikan dibalas kejahatan itu adalah zalim, tapi jika kejahatan dibalas kebaikan itu adalah mulia dan terpuji.

Anakku… sejak kecil hingga dalam pengembaraan dan perjalanan karirmu sudah kutanamkan bahwa setia kawan sangatlah penting, sebab setia kawan adalah bentuk perbuatan positif dalam kehidupan bermasyarakat sehinga terbentuk gotong royong dan rasa toleransi. Akan tetapi berhati-hatilah karena setia kawan yang salah akan merusak tatatanan budaya, ekonomi, keamanan, hukum, dan politik. Apalagi keadaan di negara yang engkau diami saat ini sangat berbeda sekali dengan daerah asalmu, sehingga kamu harus waspada dengan trick dan intrik yang mengarah pada pergaulan negatif.

Mungkin dalam perpolitikan dapat kita jumpai setia kawan karena kepentingan, tak peduli kepentingan tersebut benar atau salah, bagi mereka adalah keuntungan. Pemandangan seperti ini dapat kita lihat secara kasat mata ketika perjuangan rakyat Syuriah dan Irak didukung oleh orang-orang yang tak faham agama, sehingga mereka membabi buta memerangi orang baik-baik dan membunuh masyarakat tak berdosa, dengan alibi abal-abal tak sesuai dengan ajaran kebaikan.

Seperti apa setia kawan yang benar…? Yaitu setia kepada teman, kelompok, saudara, organisasi, institusi, negara bangsa  dan mahluk tuhan. Beritahu kalau temanmu itu salah itu namanya setia…! Carut marut negeri ini karena perilaku setia kawan yang salah, entah sampai kapan ini akan berakhir….

Anakku…. Pergi merantau bukanlah pilihan yang luar biasa, sebab disana banyak orang Indonesia melakukan hal yang sama denganmu, lantaran berharap gaji yang tinggi dan kehidupan lebih baik. Padahal tanah perantauan belum tentu memberikan rasa nyaman, namun  bukankah kesuksesan selalu bermula dari keraguan dan ketidaknyamanan. Selama ini keluarga dirumah dan orangtua selalu membuatmu merasa cukup, tapi hidup adalah perjalanan untuk menjadi lebih dari cukup, apalagi kamu terlahir sebagai seorang anak lelaki yang kelak menjadi kepala rumah tangga seperti aku.

Arungilah dunia ini anakku, jejakanlah telapak kakimu dengan kuat, tancaplahkanlah kukumu dalam-dalam, dunia ini bagai sebuah buku. Jika seseorang yang hanya diam dan berada di zona nyaman rumahnya, berarti dia hanya khatam satu halaman saja. Momen perjalanan atau kesempatan menjelajah tempat-tempat baru akan menempa pribadimu menjadi tegar, berbagai pengalaman akan membuatmu menjadi kuat, sebab saat kamu berani meninggalkan kampung halaman saja itu pertanda engkau sedang merintis menjadi laki- laki yang tangguh. Banyak hal yang harus dipikirkan, berbagai tantangan pun sudah menanti untuk dihadapi, dan keputusan inilah yang bisa mengubah hidupmu, membuat berbagai perubahan disetiap sisi kehidupan. 

Kamu meninggalkan zona nyaman demi menggapai kesuksesan, meski tak ada lagi orangtua yang selalu mengawasi kegiatanmu sehari-hari, aku yakin kamu justru tak mau bertindak seenaknya.  Diusiamu yang telah aku anggap dewasa, kamu mengerti bahwa yang kamu lakukan harus bisa dipertanggungjawabkan, walau tinggal sendiri dan bebas melakukan apa saja, kamu akan memilih mana yang pantas dan baik untuk dilakukan serta menemukan apa yang sebenarnya jadi panggilan hidupmu. Pertanyaan-pertanyaan ini akan terbayar lunas, terjawab tuntas ketika kamu berani melangkahkan kaki jauh dari rumahmu, selamat berjuang anakku, hiduplah dengan mandiri….. Semoga Allah SWT selalu meridhoi segala kebaikanmu, amiiiiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar