Senin, 25 Januari 2016

Selalu Ada Hikmah Dibalik Masalah

Kita meyakini satu kebenaran bahwa selalu ada hikmah dalam setiap masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. Dengan demikian ketika ada masalah atau hal yang menyusahkan datang dalam hidup, sejatinya kita menyiapkan diri untuk bersuka-cita memetik bunga-bunga hikmah yang ada. Sepanjang hidup dan tak mengenal musim pasti ada buah hikmah yang dapat kita petik.



Tetapi kita lebih memilih untuk terjebak dalam keluh-kesah dan sibuk menyalahkan situasi atau orang lain. Begitu banyak energi yang terbuang untuk hal ini. Sejatinya kita tahu bahwa dengan mengeluh pun tak akan menyelesaikan masalah.

Padahal sudah banyak pengalaman hidup telah mengajarkan tentang kebenaran ini. Mengapa kita tidak belajar, sehingga menjadi kepenuhan hidup dan terus bertumbuh?

Ketika kita sakit, tentu hal ini mengajarkan kepada kita untuk hidup sehat dengan pola hidup dan asupan makanan yang bergizi. Sederhana bukan? Tetapi ketika sudah sehat kita lalai dan tetap merusak tubuh dengan meracuninya dengan makanan-makanan. Hikmah yang ada jadi sia-sia.

Ketika kita sering berinteraksi dengan orang yang cerewet dan menyebalkan, alih-alih kita ikut cerewet dan sebal, mestinya kondisi ini dapat membuat kita belajar lebih sabar.

Begitulah pula ketika kita berada di jalan raya yang semberawut, keadaan ini sejatinya tidak membuat kita terjebak dalam kesemberawutan dan mudah emosi, tetapi menjadi lebih toleran dan sabar terhadap pengguna jalan yang lain.

Saya menuliskan hal ini karena baru saja mengalami pengalaman yang memberikan pengajaran akan hikmat ini. Dimana keadaan yang awalnya membuat saya susah hati dan harus berkeluh, pada akhirnya mendapat hikmah dan manfaatnya.

Karena ada renovasi kantor di tempat kerja, sehingga jalan yang biasa dilalui harus dibongkar. Tentu keadaan ini membuat tidak nyaman. Terutama bagi saya yang harus naik tangga karena ruang kerja berada di lantai 3.

Kondisi ini membuat jadi malas kemana-mana untuk makan siang dan terpaksa makan seadanya. Lalu saya hanya memilih merebus sayuran yang gampang mateng seperti sawi ijo dan kangkung. Yang tanpa saya sadari sebelumnya keadaan ini justru membuat tubuh lebih nyaman. Berat badan turun dengan signifikan. Terbukti dari celana-celana jadi kedodoran.

Wow luar biasa. Padahal selama ini mau menurunkan berat badan itu susahnya minta ampun. Nafsu makan sulit dikendalikan. Namun dalam keadaan sekarang selain makan menu yang sehat dengan makanan yang serba rebus jatah makan pun cuma dua kali sehari.

Begitulah keadaan yang awalnya bikin sebal dan tidak nyaman justru menciptakan rasa nyaman pada kesehatan tubuh. Awalnya bikin cemberut sekarang jadi tersenyum karena berat badan mulai berkurang.

Ngomong-ngomong berat badan memang berkurang, tapi bagaimana dengan celana-celana yang tak bisa dipakai lagi? Wah, mesti beli celana baru lagi dong? Lah, ujung-ujungnya kok mengeluh? Dasar!(Katedra rajawen)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar