“Segala sesuatu kegiatan atau
pekerjaan sebaiknya selain membaca bismilah
diawali dengan juga senyum, Bukan karena pekerjaannya
menyenangkan, lalu kita`tersenyum. Tapi karena kita`tersenyum, maka pekerjaan
jadi menyenangkan”.
Demikian awal
pembicaraan kami dimulai ketika menjumpai Mas Nur dalam acara “Edutaiment
Positive Mind” yang diselenggarakan oleh Grup Pengamanan Bank Indonesia bekerja
sama dengan “Mahadibya Nurcahyo Cakrasana” pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2012
di Hotel Royal Bogor.
Mahadibya
Nurcahyo Chakrasana yang disingkat MAHADIBYA adalah konsultan pendidikan dan
pelatihan (edutainment) yang memfokuskan diri pada pemberdayaan potensi &
ekspresi mental-spiritual, melalui pendekatan keseimbangan dan keselarasan
aplikasi qalbu (hati), pikiran (akal) dan perilaku (usaha). Mahadibya didirikan
pada tahun 1993 oleh Nurcahyo Adi Kusumo yang dilandasi oleh kebutuhan mencari
metoda-metoda untuk menyusun atau menata kembali budaya dan filosofi kehidupan
(visi, misi) dari perseorangan, organisasi, maupun perusahaan melalui potensi
kepemimpinan (ketauladanan) intelektual, mental dan spiritualnya. Dengan
filosofi "CREATIVE PARTNER for
PROBLEM SOLVING", Mahadibya memposisikan dirinya sejajar dengan
partner kerjanya dan mencari kenyamanan dalam mengali solusi dan motivasi
praktis dan aplikatif. Mahadibya adalah partner untuk berbagi ilmu pengetahuan,
membuka wawasan baru, menyamakan persepsi dan mengembalikan setiap individu
maupun perusahaan kepada fitrah dan paradigma kehidupannya.
Dalam kata
sambutan pembukaannya, Direktur Depertemen Logitik dan Pengamanan menyampaikan
harapannya bahwa dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan Pegawai dapat berperilaku dan
bersikap postip dalam segala tindakan serta menjadikan Pegawai tanggap dan
tangguh dalam menghadapi semua permasalahan.
Peserta yang mengikuti pelatihan ini
seluruhnya berjumlah 34 orang Pegawai organik Kantor Pusat Bank Indonesia.
Wajah wajah cerah dan ceria tergambar setelah peserta mengikuti pelatihan ini
karena dalam pelatihan ini banyak dipelajari mengenai tiga komponen, yaitu
nafsu, akal, dan hati. Ketiganya harus seimbang sehingga bisa
mengurangi stres, memperkuat kekebalan tubuh, memerangi penyakit, dan
meningkatkan kemampuan untuk mendengarkan batin. Pendeknya, pegawai diajari
untuk mengenal diri sendiri. Selain itu
Mas Nur sangat menganjurkan agar peserta selain berihktiar juga banyak
melakukan doa karena kekuatan do’a akan terjadi bila
peran otak dan hati seimbang. Seimbangkan mereka dengan selalu mencari makna
positif dari apapun yang dijumpai.
Sebelum pelatihan berakhir dalam sambutan penutupnya Pejabat
BI berpesan pada peserta ”Sahabat
tersenyumlah bukan karena hidup bahagia, lalu kita tersenyum tapi karena kita
biasa tersenyum, maka hidup kita jadi bahagia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar