Pengamen sudah menjadi makanan
sehari-hari yang menemani perjalananku di bus atau metromini. Namun hari ini dalam
perjalanan menuju kwitang karena ada keperluan dinas, aku mendengar seorang
pengamen yang berbeda dari biasanya. Bukan karena parasnya, bukan
karena suaranya, bukan karena lagu-lagu yang dibawakannya. Tetapi karena dia
berhasil mencuri perhatianku dengan celotehnya.
Pengamen
ini membawakan lagu-lagu qasidah dengan menggunakan rebana kecil, selama dia
bernyanyi suaranya biasa-biasa aja. Namun setelah selesai bernyanyi, ia
menyampaikan ceramah yang kemudian menarik perhatianku untuk mendengarkan apa
yang dikatakannya. Dia berbicara sekitar 4 menit yang melewati tiga halte mulai
dari Kebun Sirih sampai Tugu Tani. Ia ngoceh mulai dari topik bencana alam yang
pernah terjadi di Indonesia yaitu gunung meletus, banjir bandang, tsunami.
Kemudian mengarah pada pembahasan kompor meledak dan ketidakjujuran politikus.
Katanya mengenai kompor meledak, "Jangan tanya padaku atau pun rumput yang
bergoyang, tapi tanyalah pada SBY. Mengapa memberikan BLT hanya menjelang
pemilu, bukan setelah pemilu dimana banyak rakyat yang menderita”.
Aku-pun tersenyum dalam hati mendengar
kata-katanya, terutama pada kata-kata "rumput yang bergoyang",
mengingatkanku pada guru SMA yang sering mengucapkan kata-kata itu. Setelah itu
ia berbicara mengenai Tuhan. Ia menyinggung kejadian Nabi Nuh dan hendak
menekankan mengenai kuasa Tuhan dan janji Tuhan. Kemudian ia menyampaikan bahwa
kita harus banyak berdoa karena kita ini manusia yang lemah tapi Tuhan
berkuasa. Pada bagian penutupnya, ia meminta dengan menggunakan pemilihan kata
yang sopan dan nggak memaksa penumpang untuk memberikan jika uang yang dimiliki
penumpang pas-pas-an.
Aku cukup
terkesan dengan pengamen yang satu ini, karena lain daripada yang lain. Belum
pernah ku menemukan pengamen yang seusai bernyanyi menyampaikan ceramah seperti
dia. Penasaran, kalau seandainya bertemu lagi di bus, apakah isi ceramahnya
masih akan sama atau berbeda ya.(Yoelee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar