Selasa, 20 Mei 2014

Oli Pembawa Nikmat



Tahun 1996, temanku mengajukan pensiun dini dari perusahaan perbankan swasta nasional yang ternama. Dia mempunyai keinginan untuk mempunyai usaha sendiri. Usaha yang dia inginkan pada waktu itu adalah mempunyai toko material bangunan. 

Dengan modal uang hasil pesangon dari tempat dia bekerja sebelumnya, dia mencoba merintis usaha tersebut selama 2 tahun. Ketika terjadi krisis moneter di tambah dengan adanya kerusuhan di mana-mana tahun 1998, usahanya bangkrut karena tokonya ikut terbakar. Hanya mobil kijang yang dipergunakan untuk mengangkut barang-barang material saja yang masih tersisa.


Selama 2 tahun dia menganggur, untuk membiayai hidup keluarganya dia menyewakan mobil kijangnya kepada orang-orang yang membutuhkannya, dan bisa dikatakan dia bekerja apa saja demi menghidupi keluarga.

Pada pertengahan tahun 2000, dia mengambil keputusan untuk menjual mobil kijangnya seharga 34 juta. Dia ingin memulai usaha bengkel motor. Tetapi pihak keluarga menentangnya karena temanku itu dari kecil sudah terkena penyakit lepra yang menyerang jari-jari tangannya. Ibunya khawatir akan penyakitnya dengan pertimbangan bahwa kerja di kantor saja yang tempatnya nyaman penyakitnya tidak sembuh walaupun sudah di bawa ke dokter apalagi kerja sebagai montir yang pasti akan kotor, di tambah pengetahuan dia tentang motor sangat minim sekali.

Tetapi dia bersikeras tetap untuk membuka bengkel motor dengan mengontrak tempat di pinggir jalan raya seharga 8 juta selama 5 tahun, sehingga sisa uangnya hanya 26 juta yang dia pergunakan sebagai modal usahanya. Awalnya dia hanya menjual sparepart motor saja tanpa memasangnya. Usahanya makin ramai akhirnya dia mempekerjakan satu orang montir. Kadang dia juga ikut memperbaiki sepeda motor pelanggan yang datang ke bengkelnya. 

Saat ini dia telah mempunyai 2 cabang bengkel motor yang sangat ramai, dan yang lebih mengherankan lagi sejak dia menjadi montir penyakit pada jari-jari tangannya sembuh, karena tiap hari selalu terkena oli motor yang apabila terkena orang normal akan terasa panas, tapi terkena tangannya terasa sejuk. Dia sangat mensyukuri atas anugrah yang Allah berikannya kepadanya, bukan hanya rejeki berupa materi tapi juga kesembuhan penyakitnya.(Bambang Setiawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar