Selasa, 10 Februari 2015

Jakarta Banjir Lagi

Jalan MH Thamrin yang biasanya sibuk dan padat dengan kendaraan, siang ini karena mendapat rahmat dan berkah dari Tuhan terbentuk menjadi sungai dadakan ditengah kota Jakarta. Pemandangan yang nampak sungguh berbeda dari biasanya. Hujan yang mengguyur Jakarta sejak malam hari sampai saat ini masih berlangsung, membuat jalan thamrin, jalan kebun sirih, jalan budi kemuliaan menjadi sungai yang mengalir ke arah kali Cideng.



Penyebab banjir kali ini adalah terjadi karena curah hujan yang tinggi hingga menimbulkan genangan air di mana-mana, tidak seperti tahun 2013 yang disebabkan karena tanggul sungai Ciliwung didaerah Manggarai jebol. Banjir saat itu pun sempat melumpuhkan daerah perkantoran yang berada di jantung kota Jakarta. Penyebab lain adalah karena salurannair dan sungai yang ada nggak bisa menampung curah hujan, dan drainase perkotaan yang buruk.



Akibat banjir ini, kemacetan terjadi dimana mana. Hal ini disebabkan karena para pengendara memperlambat laju kendaraan mereka atau memang berhenti sama sekali menunggu banjir surut. Kondisi ini membawa berkah bagi para pengojek banjir yang memberi layanan penyeberangan di tengah banjir.



Seperti pada tahun-tahun sebelumnya daerah ini menjadi langganan banjir jika kota Jakarta jika disiram air hujan yang berkepanjangan. Padatnya kendaraan nggak terlihat, yang ada hanya beberapa mobil yang sengaja  berhenti menunggu banjir surut dan anak-anak muda yang kejatuhan rejeki mendorong mobil yang mogok.



Beberapa penegemudi sepeda motor mencoba untuk mengarungi sungai dadakan tersebut, kecewa karena motornya mogok. Padahal motor tersebut termasuk jenis motor bebek. Mungkin dulu produsen nggak memikirkan bahwa motor bebek  seharusnya karakternya seperti bebek dapat berenang diair, berjalan dan ngebut didarat serta terbang diudara.




Ditengah derasnya arus sungai yang mengitari bunderan air mancur diperempatan Bank Indonesia, ada aparat yang sibuk bertugas mengatur lalulintas. Karena lampu pengaturnya sudah mati, sedangkan deretan kendaraan roda empat keatas sibuk antri jalan dijalur bus way yang agak tinggi untuk menghindarai genangan air berwarna coklat.



Dengan terus terjadinya banjir seperti ini, maka terlihatlah bahwa wacana atau ide untuk mengurangi banjir di Jakarta hanya merupakan olok-olok politik kampanye pemilihan gubernur. Nggak mungkin dalam waktu yang singkat ada orang atau aparat yang dapat menghindari Jakarta dari banjir. Apalagi pada daerah yang menjadi langganan seperti di Kampung Pulo-kampung Melayu. Yang merupakan cekungan sungai ciliwung yang dapat memuntahkan air hingga ke Jalan Jatinegara dan perkampungan disekitarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar