Jalan MH Thamrin yang biasanya sibuk dan
padat dengan kendaraan, siang ini karena mendapat rahmat dan berkah dari Tuhan terbentuk
menjadi sungai dadakan ditengah kota Jakarta. Pemandangan yang nampak sungguh
berbeda dari biasanya. Hujan yang mengguyur Jakarta sejak malam hari sampai
saat ini masih berlangsung, membuat jalan thamrin, jalan kebun sirih, jalan
budi kemuliaan menjadi sungai yang mengalir ke arah kali Cideng.
Penyebab banjir kali ini adalah terjadi
karena curah hujan yang tinggi hingga menimbulkan genangan air di mana-mana,
tidak seperti tahun 2013 yang disebabkan karena tanggul sungai Ciliwung
didaerah Manggarai jebol. Banjir saat itu pun sempat melumpuhkan daerah
perkantoran yang berada di jantung kota Jakarta. Penyebab lain adalah karena
salurannair dan sungai yang ada nggak bisa menampung curah hujan, dan drainase perkotaan
yang buruk.
Akibat banjir ini,
kemacetan terjadi dimana mana. Hal ini disebabkan karena para pengendara
memperlambat laju kendaraan mereka atau memang berhenti sama sekali menunggu
banjir surut. Kondisi ini membawa
berkah bagi para pengojek banjir yang memberi layanan penyeberangan di tengah
banjir.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya daerah
ini menjadi langganan banjir jika kota Jakarta jika disiram air hujan yang
berkepanjangan. Padatnya kendaraan nggak terlihat, yang ada hanya beberapa
mobil yang sengaja berhenti menunggu
banjir surut dan anak-anak muda yang kejatuhan rejeki mendorong mobil yang
mogok.
Beberapa penegemudi sepeda motor mencoba
untuk mengarungi sungai dadakan tersebut, kecewa karena motornya mogok. Padahal
motor tersebut termasuk jenis motor bebek. Mungkin dulu produsen nggak
memikirkan bahwa motor bebek seharusnya
karakternya seperti bebek dapat berenang diair, berjalan dan ngebut didarat
serta terbang diudara.
Ditengah derasnya arus sungai yang mengitari
bunderan air mancur diperempatan Bank Indonesia, ada aparat yang sibuk bertugas
mengatur lalulintas. Karena lampu pengaturnya sudah mati, sedangkan deretan
kendaraan roda empat keatas sibuk antri jalan dijalur bus way yang agak tinggi
untuk menghindarai genangan air berwarna coklat.
Dengan terus terjadinya banjir seperti ini,
maka terlihatlah bahwa wacana atau ide untuk mengurangi banjir di Jakarta hanya
merupakan olok-olok politik kampanye pemilihan gubernur. Nggak mungkin dalam
waktu yang singkat ada orang atau aparat yang dapat menghindari Jakarta dari
banjir. Apalagi pada daerah yang menjadi langganan seperti di Kampung
Pulo-kampung Melayu. Yang merupakan cekungan sungai ciliwung yang dapat memuntahkan
air hingga ke Jalan Jatinegara dan perkampungan disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar